Dalam Injil Santo Lukas tentang Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Penginjil mencatat kata-kata Bunda Maria ketika dia berdoa, “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku,” dan sebelum berdoa Angelus, Paus Fransiskus merenungkan dua kata kerja dalam doa itu: bergembira dan memuliakan.
“Kita bergembira ketika sesuatu yang begitu indah terjadi sehingga tidak cukup bergembira di dalam, dalam jiwa, tetapi ingin mengungkapkan kebahagiaan itu dengan seluruh tubuh,” kata Paus. “Maria bergembira karena Allah … dia mengajar kita untuk bergembira di dalam Allah, karena Dia melakukan “perbuatan-perbuatan besar.”
“Memuliakan berarti meninggikan sebuah realitas karena kebesarannya, keindahannya,” lanjut Paus. “Maria menyatakan kebesaran Tuhan … dia menunjukkan, kalau kita ingin hidup bahagia, Allah harus ditempatkan sebagai yang pertama, karena hanya Dialah yang besar.”
Paus memperingatkan tentang ketersesatan dalam kepicikan hidup dan mengejar hal-hal kurang penting yakni “prasangka, dendam, persaingan, iri hati, dan barang material yang berlebihan.” Maria, di sisi lain, mengajak kita “memandang ke atas pada ‘perbuatan-perbuatan besar’ yang telah dipenuhi Tuhan dalam dirinya.”
“Maria, yang adalah makhluk ciptaan manusia, salah satu dari kita, mencapai keabadian tubuh dan jiwa,” kata Paus. Itulah sebabnya kita memanggilnya “Pintu Surga”, kata Paus seraya menambahkan, “Di sana dia menunggu kita, sama seperti seorang ibu menunggu anak-anaknya pulang.” Menurut Paus, kita bagaikan peziarah dalam perjalanan pulang ke Surga. Karena “di surga, bersama dengan Kristus, Adam Baru, ada juga dia, Maria, Hawa baru, maka kita mendapatkan penghiburan dan pengharapan dalam ziarah kita di sini.”
Bagi yang ragu dan sedih, “dan hidup dengan mata menghadap ke bawah,” Pesta Perawan Maria Diangkat ke Surga adalah panggilan untuk “melihat ke atas” dan melihat “langit terbuka,” lanjut Paus. Tak jauh lagi, dan kita tak perlu takut lagi, “karena di ambang pintu Surga ada seorang Ibu menunggu kita.” Maria terus-menerus mengingatkan kita bahwa kita berharga di mata Allah, dan kita diciptakan untuk menikmati sukacita surga yang luar biasa. “Setiap kali kita mengambil Rosario dan berdoa kepadanya,” kata Paus, “kita mengambil langkah maju menuju tujuan besar hidup kita.”
“Hendaknya kita tertarik pada keindahan yang sejati,” kata Paus, “janganlah tertarik pada hal-hal kecil dalam hidup, tetapi marilah memilih kebesaran Surga.” Paus mengakhiri sambutannya dengan berdoa agar Perawan Maria yang Terberkati, Pintu Surga, dapat membantu kita setiap hari untuk memperbaiki pandangan kita dengan percaya diri dan sukacita “di tempat di mana terletak rumah kita yang sebenarnya.”(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)