Umat Katolik Sri Lanka kembali datang gereja untuk beribadah dan melaksanakan kegiatan hari Minggu, tanggal 12 Mei, setelah serangan hari Minggu Paskah, yang diklaim oleh ISIS, menewaskan lebih dari 250 orang dan melukai sekitar 500 orang.
Tentara dan polisi bersenjatakan senapan serbu berpatroli di jalan-jalan menuju gereja dan berjaga di luar kompleks. Umat beriman digeledah sebelum diizinkan masuk dan tas ransel dilarang dibawa. Setiap orang yang masuk diminta memperlihatkan kartu identitas dan digeledah.
Relawan yang ditempatkan di pintu masuk mengidentifikasi umat paroki dan mencari orang-orang yang mencurigakan. Parkir kendaraan dilarang di dekat gereja.
Di Kolombo dan Negombo, dua kota tempat berdirinya dua gereja Katolik yang diserang, Misa diadakan di bawah pemeriksaan keamanan ketat dan pengawasan bersenjata oleh pasukan keamanan.
Polisi memeriksa setiap pintu masuk ke Katedral Santa Lucia di Kolombo, salah satu gereja terbesar di negara itu.
Sekolah-sekolah Katolik dijadwalkan dibuka kembali tanggal 14 Mei. Sementara lembaga-lembaga pendidikan Katolik tetap ditutup sebagai tindakan pencegahan, sekolah-sekolah negeri, yang berjumlah lebih dari 10.000, melanjutkan pelajaran tanggal 6 Mei di bawah penjagaan oleh pasukan keamanan.
Umat Katolik juga dengan bersemangat menantikan Misa bagi jiwa-jiwa para korban yang dijadwalkan tanggal 16 Mei di Negombo, tempat pembantaian paling berdarah dengan lebih dari 100 korban.
Uskup Agung Kolombo Kardinal Malcolm Ranjith mengatakan pada konferensi pers 9 Mei bahwa Gereja Katolik memutuskan untuk membuka kembali sekolah-sekolahnya setelah mendapat kepastian dari pasukan keamanan.
Kardinal menyesalkan kelambanan pemerintah dalam mengambil tindakan meskipun ada laporan dari badan intelijen asing bahwa serangan akan segera terjadi. Dia berharap pihak berwenang sekarang akan bekerja dengan badan intelijen untuk mengadopsi strategi yang tepat untuk memerangi kegiatan teroris di negara ini.
Sementara itu, dengan meningkatnya ketegangan antara umat Kristen dan Muslim di negara yang mayoritas beragama Budha itu, pihak berwenang memberlakukan jam malam di provinsi barat laut pada hari Senin untuk memeriksa kekerasan. Masjid-masjid, toko-toko dan properti yang dimiliki umat Muslim diserang dalam pecahnya kekerasan terburuk sejak pemboman Paskah.
Pemerintah juga memblokir sementara aplikasi media sosial dan pengiriman pesan, yang ketiga kalinya sejak Minggu Paskah.
Pemerintah bertindak setelah saling tuduh antara dua orang di Facebook menyebabkan massa menyerang toko milik orang Muslim pada hari Minggu di kota Chilaw yang mayoritas penduduknya Katolik, yang terletak sekitar 80 kilometer utara Kolombo. Jam malam dicabut hari Senin.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan Robin Gomes/Vatican News)
Artikel Terkait:
Semua gereja di Sri Lanka ditutup dan umat ikut Misa dari rumah lewat radio dan televisi
Gereja-gereja Katolik dan Evangelical mulai kuburkan jenazah dan mohon penyelidikan
Paus sesalkan serangan Minggu Paskah di Sri Lanka percayakan para korban kepada Tuhan