Seorang biarawati mengingatkan Presiden Rodrigo Duterte bahwa kebebasan berekspresi tidak memberinya hak untuk merendahkan perempuan. “Itu norma etika dasar, tetapi dia belum mengetahuinya,” kata Suster Mary John Mananzan OSB.
Biarawati dari Ordo Benediktin itu bereaksi terhadap pernyataan Duterte bahwa ia memiliki hak untuk bercanda tentang perempuan yang oleh beberapa kelompok dianggap misoginis (sikap benci atau tidak suka pada perempuan) atau seksis.
Dalam sebuah acara untuk menghormati para penegak hukum perempuan di Malacañang, 11 Maret, Duterte mengatakan bahwa tidak ada orang bisa mengambil kebebasan berekspresi dari dirinya. “Kalian tahu, kalian para perempuan, kalian merampas kebebasan berekspresi saya … Kalian mengkritik setiap kalimat atau kata yang saya katakan, tetapi itu kebebasan saya untuk mengekspresikan diri saya sendiri,” katanya.
Duterte mengatakan dia sengaja membuat pernyataan seperti itu untuk membuat perempuan pengkritiknya “menjadi putus asa.”
Suster Mananzan mengatakan, kebebasan berbicara tidak pernah merupakan izin untuk menyesatkan atau secara sembrono melukai perasaan orang lain. “Tentu saja Anda dapat mengatakan apa yang Anda inginkan tetapi Anda tidak boleh mengatakan kata-kata fitnah dan kata-kata yang merugikan orang lain,” kata suster itu.
Biarawati itu mengatakan, seharusnya Duterte tidak terkejut jika semakin banyak perempuan mengkritik dia. “Jika Anda mengatakan kata-kata yang menghina dan merendahkan perempuan, maka mereka berhak mengkritik Anda, dan mencela apa yang Anda katakan,” kata Suster Mananzan.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan CBCPNews)