Biarawati dari Australia, Suster Patricia Anne Fox, mengucapkan selamat berpisah kepada orang-orang Filipina, dan mendorong masyarakat, terutama para pemimpin Gereja, untuk mengambil langkah-langkah berani untuk berbicara menentang ketidakadilan.
Biarawati itu menghabiskan hari terakhirnya di Manila dengan menghadiri Misa dan beberapa kegiatan yang menghormati jasanya bagi orang miskin dan terpinggirkan.
Dalam konferensi pers perpisahan di Kolese Santo Yoseph di Quezon City sebelum berangkat ke bandara Manila, suster itu mengatakan bahwa para pemimpin Gereja akan melakukan banyak tindakan merugikan kalau tetap diam pada ketidakadilan.
“Paus Fransiskus mengatakan, kalian tidak dapat menyebut diri kalian seorang Kristen kalau ada pelanggaran hak asasi manusia yang besar dan kalian hanya diam … Kalian harus bertindak, membuat keributan,” kata Suster Fox.
“Di mana ada orang-orang yang tertindas, orang-orang Gereja harus ada di sana,” kata suster itu, seraya menambahkan bahwa “misi Gereja adalah melayani orang lain.”
Biarawati berusia 72 tahun itu mengatakan perubahan nyata dapat dicapai jika orang-orang mau bekerja bersama melawan ketidakadilan yang ditimpakan pada orang-orang. “Tantangan sekarang adalah jangan putus asa, untuk mengetahui bahwa jika kita semua bergerak bersama, kita dapat membuat perubahan,” katanya.
Misionaris itu meninggalkan Manila dan berangkat ke Australia, Sabtu malam, 3 November, sambil menunggu banding atas kasus deportasi terhadapnya di hadapan Departemen Kehakiman.
Suster Fox yang hampir tiga dekade bekerja untuk keadilan sosial, terutama dengan orang miskin, baru-baru ini diusir oleh pemerintah karena diduga bergabung dengan kegiatan politik partisan.
Presiden Rodrigo Duterte sendirilah yang memberi wewenang kepada Biro Imigrasi untuk menyelidiki biarawati itu karena dianggap melanggar ketentuan visa misionarisnya.
Suster Fox mengaku mengambil bagian dari misi pencarian fakta untuk menyelidiki laporan pelanggaran hak asasi manusia di Mindanao, yang masih dalam keadaan darurat militer. Namun dia dengan tegas membantah melakukan kesalahan apa pun. “Hingga saat ini saya tidak tahu mengapa Digong tidak menyukai saya,” kata biarawati yang berbicara lembut itu dan kerumunan orang yang hadir tertawa.
Dia juga meminta Duterte untuk mendengarkan tangisan orang miskin, dan tidak hanya mendengarkan militer dan orang kaya. “Saya berharap dia (Duterte) mendengarkan teriakan kaum minoritas dan tidak hanya mendengarkan orang-orang militer dan orang-orang bisnis,” kata Suster Fox.(PEN@ Katolik berdasarkan laporan dan foto CBCPNews)
Artikel Terkait:
Suster Patricia Fox akan meninggalkan Filipina di tengah pertarungan hukum
Konferensi waligereja Filipina memuji kembalinya visa misionaris Suster Fox
Suster Fox boleh tinggal di Filipina sekarang ini pembatalan visanya tidak punya dasar hukum
Suster Fox naik banding pada Departemen Kehakiman atas perintah pengusiran dirinya
Suster Fox yang diusir dari Filipina jadi emosional dan mencela proses tidak tepat
Para uskup memohon agar perintah pengusiran seorang suster dari Filipina dicabut
Keren…