“Tantangan zaman sekarang luar biasa. Untuk menjadi imam yang merelakan diri melayani Tuhan dan sesama 100 persen diperlukan suatu keberanian. Untuk menjadi imam yang benar dan tangguh diperlukan tekad yang luar biasa, sebab kalau hanya setengah-setengah maka tidak mungkinlah dia dapat melaksanakan tugasnya yang menuntut darinya kesediaan berserah diri 100 persen penuh.”
Uskup Sintang Mgr Samuel Oton Sidin OFMCap berbicara dalam homili tahbisan imam tiga diakon kapusin di Gereja Santo Paulus Rasul Paroki Sekayam Balai Karangan, Keuskupan Sanggau, 12 Februari 2018. Di antara para konselebran hadir pula Uskup Agung Emeritus Pontianak Mgr Hieronymus Herculanus Bumbun OFMCap dan Provinsial Kapusin Pastor Hermanus Mayong OFMCap.
Namun Mgr Oton Sidin yakin, ketiga diakon yang dia tahbiskan menjadi imam itu adalah “makhluk-makhluk terpilih dari antara jemaat dan mereka menyadari itu semua sekaligus mengakui bahwa Tuhan yang memilih akan memberikan apa yang mereka perlukan agar dapat menunaikan tugasnya dengan baik.”
Mgr Oton Sidin juga mengajak seluruh umat untuk ikut bertanggungjawab membantu para imam tertahbis dalam menjalankan tugas mereka dengan baik. “Ingat, kita adalah satu tubuh. Tuhan memberikan kepada kita masing-masing tugas dan tanggungjawab. Para imam menerima tugas sebagai imam dan umat sekalian sebagai umat. Di dalam Gereja, imam dan umat harus saling mendukung agar Gereja bertumbuh dan berkembang dengan baik. Dukunglah imam dengan doa dan dengan mengingatkan mereka apabila mereka menyimpang dan menjauh dari Tuhan,” pinta uskup.
Permohonan itu disampaikan uskup karena menyadari bahwa tidak gampang menjadi imam yang baik, pemimpin yang baik, dalam masyarakat modern, saat “orang ingin lebih bebas mendengar warta-warta yang lain bukan warta dari para imam mereka, dan barangkali banyak orang yang tidak suka lagi berada di bawah kepemimpinan seorang imam.”
Uskup mengingatkan, dengan menerima tahbisan tidak berarti mereka lalu diubah mahluk super, mendekati malaikat. “Mereka tetap manusia 100 persen. Tetapi karena diangkat menjadi pelayan khusus, kemanusiaan tersebut diolah sedemikian rupa sehingga mampu dengan kemanusiaan yang demikian itu mengikuti gelagat Yesus Kristus untuk menjadi nabi, imam dan raja dalam pelayanan terhadap umat.”
Mereka juga adalah orang-orang yang memiliki aneka keterbatasan, tegas uskup. Maka karena itu, “seharusnya mereka dengan kerendahan hati selalu mengungsi kepada Tuhan dalam pelbagai pengalaman hidup dalam melaksanakan tugas panggilan sebagai nabi, imam dan raja.”
Ketiga imam baru itu adalah Pastor Ferdinandus Rupinus OFMCap yang setelah tahbisan ditugaskan di Paroki Kristus Raja Sambas (Keuskupan Agung Pontianak), Pastor Celestinus F Joni OFMCap di Paroki Maria Diangkat ke Surga Pusat Damai (Keuskupan Sanggau), dan Pastor Fridolinus Andat OFMCap di Paroki Santo Paulus Rasul Sekayam Balai Karangan (Keuskupan Sanggau).
Ketiga imam Kapusin itu membawa motto tahbisan yang sama yakni “Semuanya Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan bagi orang kecil” (Luk.:10:21). Selaras motto itu, Mgr Oton Sidin menambahkan, “Gembala yang baik mengenal dombanya dan dikenal oleh domba-dombanya. Gembala yang baik tidak hanya mau memperhatikan kawanan domba yang berada di bawah tanggung jawabnya, tetapi bersedia memperhatikan domba-domba lain di luar kawanan dombanya. Itu artinya untuk hal-hal yang baik, hakiki, benar, adil, jujur, gembala yang baik harus berani berbicara.”
Sebagai ungkapan syukur ketiga imam baru mengungkapkan harapan dan kegembiraan dalam pantun:
“Jalan-jalan ke pasar baru
Singgah sebentar di Balai Karangan
Kami bertiga imam baru
Mohon doa dan dukungan dari umat sekalian.”(Suster Maria Seba SFIC)
