PEKAN BIASA XXIII
Peringatan Wajib SP Maria Berdukacita (P)
Bacaan I: Ibr. 5:7-9
Mazmur: 31:2-3a.3b-4.5-6.15-16.20; R: 17b
Bacaan Injil: Luk. 2:33–35 (atau Yoh. 19:25-27)
Ketika maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Allah, mereka amat heran mendengar pernyataan Simeon tentang Anak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan—dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri—, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Renungan
Dukacita mendahului kemenangan. Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Semangat seperti ini lahir dari dalam diri orang-orang yang memiliki iman, harapan dan kasih; inilah tanda-tanda seorang yang saleh.Jika tidak, penderitaan dan sakit sekecil apa pun akan dilihat sebagai suatu kemalangan dan bahkan akhir dari segalanya. Santo Paulus dalam Surat kepada Orang Ibrani (5:7-9) menyampaikan dengan jelas tentang katekese penderitaan: Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Yesus telah belajar menjadi taat di tengah gejolak dan tantangan yang mengancam jiwa-Nya, bahkan sampai Ia harus menderita dan wafat di kayu salib. Oleh ketaatan-Nya itu, Ia mencapai kesempurnaan dan menjadi pokok keselamatan kita. Ketaatan Yesus bukan ketaatan buta, tetapi lahir dari iman, harapan, dan kasih-Nya pada Bapa.
Inilah juga yang dialami Bunda Maria. Bagai sebilah pedang menusuk jantungnya tatkala ia menyaksikan sendiri bagaimana anak terkasihnya, Yesus, ditolak oleh orang sekampungnya, dibenci dan dipergunjingkan oleh para ulama dan pemimpin bangsanya sendiri, bahkan disesah, dicaci maki, diseret dan disalibkan hingga wafat di kayu salib. Puncak kepedihan hati Maria amat terasa ketika memangku tubuh tak bernyawa anak semata wayangnya, di Bukit Golgota, selepas diturunkan dari atas salib. Pedih dan teramat perih. Namun iman, harapan dan kasih Bunda Maria pada Allah membuat dia harus tunduk dan taat pada kehendak-Nya. Semuanya itu harus dilalui menuju kemuliaan kebangkitan.
Tuhan Yesus, berilah aku iman yang teguh dan kasih yang taat seperti Bunda Maria, agar aku kuat bertahan di dalam segala cobaan dan derita hidup sebagai jalan menuju keselamatan. Amin.
Renungan Ziarah Batin 2017