LEBANON, Pena Katolik – Lebanon hanya disebut dalam Perjanjian Lama, namun, wilayah ini muncul sebanyak 71 kali dalam Kitab Suci. Pegunungan yang membentang di wilayahnya digambarkan para nabi sebagai salah satu batas alamiah Tanah Terjanji yang diberikan Allah kepada bangsa Israel.
Musa sendiri menegaskan, “Setiap tempat yang kamu injak akan menjadi milikmu; wilayahmu akan terbentang dari padang gurun sampai ke Lebanon, dari sungai Efrat sampai ke Laut Barat” (Ulangan 11:24). Bahkan Yosua, penerus Musa, memasukkan “Baal-Gad di lembah Lebanon” sebagai bagian dari wilayah itu, meski letak pastinya masih menjadi misteri.
Lebanon dikenal sebagai “tanah pohon aras” (Land of the Cedars) yang megah. Pohon ini disebut 75 kali dalam Alkitab dan menjadi simbol kekuatan, sekaligus sumber daya penting, di Timur Dekat kuno.
Raja Salomo menggunakan kayu aras Lebanon untuk membangun Bait Allah di Yerusalem serta istananya. Ia bekerja sama dengan Raja Hiram dari Tirus untuk mengirim puluhan ribu pekerja Yahudi demi mengangkut batang-batang berharga tersebut.
Perjanjian Lama
Keindahan hutan aras Lebanon juga hadir dalam puisi pada Mazmur 92, “Orang benar tumbuh seperti pohon aras di Lebanon,” tetap segar dan penuh getah meski berusia lanjut. Mazmur 104 menambahkan gambaran ciptaan ilahi: “Pohon-pohon Tuhan mendapat air berlimpah, pohon aras Lebanon yang ditanam-Nya. Di sana burung membuat sarang…”.
Dalam Kidung Agung, Lebanon menjadi metafora cinta dan keindahan. Sang suami memuji istrinya dengan berkata, “Bau pakaianmu seperti bau Lebanon” (Kidung Agung 4:11). Ia membandingkan sang kekasih dengan taman yang tersegel, mata air hidup, dan aliran dari Lebanon. Sebaliknya, sang istri melihat suaminya “seperti Lebanon, pilihan seperti pohon aras” (Kidung Agung 5:15). Para nabi lain seperti Hosea dan Nahum juga menyinggung harum bunga, anggur, dan pesona flora Lebanon.
Lebanon juga menjadi simbol kekuatan alam yang tunduk pada kuasa Allah. Nabi Yesaya menubuatkan bahwa Tuhan akan menebang pohon-pohon yang tinggi, dan “Lebanon dengan pohon-pohonnya yang megah akan rebah” (Yesaya 10:33-34). Mazmur 29 menyatakan, “Tuhan mematahkan pohon aras Lebanon,” sementara Yeremia menegaskan bahwa Allah sanggup menjadikan puncak putih Lebanon menjadi padang tandus (Yeremia 22:6).
Lebanon digambarkan kaya akan satwa liar: singa, macan tutul, dan burung rajawali besar yang hinggap di puncak pohon aras (Yehezkiel 17:3). Namun semua keagungan itu tetap kalah dibanding kebesaran Allah, yang lebih besar daripada “kemuliaan Lebanon” (Yesaya 35:2).
Perjanjian Baru
Meski tidak disebut secara eksplisit dalam Perjanjian Baru, beberapa tradisi mengaitkan Lebanon dengan peristiwa penting. Dimulai dari Kota Kana, tempat Yesus mengubah air menjadi anggur, diyakini sebagian orang sebagai Qana di Lebanon selatan. Ada pula keyakinan bahwa Yesus pernah singgah di wilayah Sidon, yakni ketika bertemu perempuan Kanaan. Peristiwa Transfigurasi diduga terjadi di Gunung Hebron di Dataran Tinggi Golan, yang sebagian wilayahnya termasuk Lebanon dan Suriah, meski tradisi umum menunjuk Gunung Tabor di Israel.
Lebanon dalam Kitab Suci adalag simbol keindahan, kekuatan, dan misteri. Dari pohon aras yang menjulang hingga puisi cinta dalam Kidung Agung, dari nubuat para nabi hingga kemungkinan jejak Yesus, Lebanon tampil sebagai tanah yang kaya makna: cermin hubungan antara ciptaan, manusia, dan Sang Pencipta.
