Home BERITA TERKINI Lima Hal yang Perlu Dipahami tentang Iblis

Lima Hal yang Perlu Dipahami tentang Iblis

0

JAKARTA, Pena Katolik – Selama berabad-abad, Gereja Kristiani terus memperdalam refleksi teologis dan pastoral mengenai iblis (setan) dan roh-roh jahat. Dari para Bapa Gereja hingga doktrin kontemporer, muncul konsensus bahwa ancaman rohani harus dihadapi secara serius: melalui doa, sakramen, pertobatan pribadi, pembentukan moral, dan kehidupan komunitas yang saleh. Berikut ini lima hal yang perlu dimengerti sehingga kita dapat bersikap dan memahami apa itu “setan”.

Seperti apakah Iblis sebelum ia jatuh ke dalam kegelapan?

Katekismus Gereja Katolik menegaskan, “Gereja mengajarkan bahwa iblis pada mulanya adalah malaikat yang baik, yang diciptakan oleh Allah” (KGK 391). Ia secara tradisional disebut Lucifer, atau “pembawa terang,” ketika ia adalah malaikat terang yang cemerlang (bdk. Yes. 14:12-15).

Dapatkah Setan (atau iblis mana pun) meramalkan masa depan?

Katekismus menyatakan, “Meskipun demikian, kuasa iblis tidaklah tak terbatas. Ia hanyalah makhluk, berkuasa karena ia adalah roh murni, tetapi tetaplah makhluk” (KGK 395).

Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan pada bagian ini adalah “tidak”. Malaikat yang jatuh (maupun malaikat yang baik) tidak memiliki akses ke masa depan kecuali Allah menyatakannya kepada mereka. Sebagaimana Yesus katakan dalam Injil Markus, “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja” (Markus 13:32).

Di sisi lain, mereka dapat membuat prediksi (ramalan) tentang masa depan berdasarkan pengamatan. Iblis pada dasarnya sangat “cerdik” dan dapat mengamati orang dan peristiwa dengan sangat cermat. Iblis memiliki firasat tentang apa yang akan terjadi.

Pada dasarnya mereka dapat “meramalkan” masa depan dengan akurasi yang terbatas, bukan karena mereka mengetahui sesuatu yang tersembunyi, tetapi karena mereka mampu mengamati dan memberikan prediksi umum seperti manusia cerdas lainnya. Mereka telah hidup sejak awal waktu, sehingga pengetahuan mereka memberi mereka keunggulan tertentu dalam hal ini.

Kemampuan ini berbeda dengan yang terjadi pada beberapa orang kudus, misalnya St. Medardus dan St. Vinsensius Ferrer, di mana mereka memiliki kemampuan “meramal” karena memang berasal dari kehendak Allah, yang memakai hidup dan kesaksian mereka untuk “meramal” masa depan.

Bisakah mereka menggerakkan benda fisik?

Makhluk malaikat adalah makhluk spiritual yang kuat dan memiliki kekuatan terbatas dalam hal materi fisik. Sering kali, iblis melakukan tipu daya visual dengan memengaruhi pikiran kita secara negatif melalui ilusi, membuatnya tampak seolah-olah sesuatu bergerak padahal sebenarnya tidak.

Di lain waktu, mereka dapat menggerakkan benda fisik, membuatnya terbang melintasi ruangan seperti yang terlihat di berbagai film horor. Ini jarang terjadi, tetapi bisa terjadi. St. Thomas Aquinas mengajukan sebuah pertanyaan dalam Summa Theologiae menjelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi.

Seperti Apa Rupa Iblis?

Semua malaikat adalah roh murni, artinya mereka tidak memiliki tubuh fisik, meskipun terkadang mereka dapat mengambil rupa manusia atau makhluk lain. Wujud kasat mata yang sering disebutkan dalam Kitab Suci atau narasi populer hanyalah fasad, “topeng” yang mereka kenakan agar kita dapat melihat mereka dengan mata kita. Selain itu, mereka secara alami adalah makhluk yang tak kasat mata (tidak terlihat).

Para seniman telah menggunakan berbagai gambar untuk menggambarkan iblis, seperti naga, ular, atau makhluk mitos lainnya. Namun, menurut kodratnya, iblis tidak memiliki wujud fisik.

Dapatkah Setan melemparkan orang ke Neraka?

Katekismus sangat jelas tentang topik ini, “Mati dalam dosa berat tanpa bertobat dan menerima kasih Allah yang penuh belas kasih berarti tetap terpisah dari-Nya selamanya oleh pilihan bebas kita sendiri. Keadaan pengucilan diri yang definitif ini dari persekutuan dengan Allah dan umat beriman disebut ‘neraka'” (KGK 1033).

Singkatnya, tidak, iblis tidak dapat melemparkan/memaksa orang ke Neraka. Kita memilih untuk pergi ke sana karena penolakan kita sendiri terhadap Tuhan. Iblis mungkin memengaruhi kita selama hidup di bumi, tetapi kita tetap bebas dan membuat pilihan itu di akhir hidup kita. Jika seseorang “pergi ke neraka”, itu karena ia telah memilih untuk melakukannya dan pergi ke sana dengan bebas. Setan tidak memiliki kuasa untuk “mengusir” siapa pun, atau mengarahkan ke mana jiwa pergi setelah kematian.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version