RUTENG, Pena Katolik – Kaul pertama dua belas Dominikan Awam di Kapel para Suster Dominikan Bunda Maria Rosario Suci-Asti di Ruteng sore itu lembut basah oleh hujan. Jalan berliku, sawah berundak dan kabut yang turun perlahan seakan menjadi tirai yang menuntun langkah-langkah peziarah. Di ujung perjalanan, sebuah kapel sederhana milik suster-suster Dominikan Bunda Maria Rosario Suci Asti menyambut dalam kesunyian yang hangat.
Tidak ada lonceng besar yang berdentang, tidak ada gegap gempita. Hanya doa, nyanyian lirih dan hati yang berdebar. Di sanalah, pada tanggal 28 September 2025, dua belas orang awam akhirnya berani mengucapkan kata “Ya”: mengikrarkan kaul pertama sebagai awam Dominikan. Peristiwa bersejarah ini diterima oleh Andre Kurniawan, OP, dan Bapa Theo Atmadi, OP, serta disaksikan oleh Romo Daniel Sulbadri, pastor paroki St. Klaus, Kuwu, dan madre Flor Agip, OP .
Jejak Santo Lorenzo di Ruteng
Hari itu bukan hari biasa. Gereja merayakan pesta santo Lorenzo Ruiz dan para sahabat Filipina. Lorenzo-seorang awam, suami, ayah, pekerja biasa-adalah saksi iman yang teguh. Ketika hidupnya dipertaruhkan, ia menjawab tanpa ragu:”Jika aku memiliki seribu nyawa, semuanya akan kuserahkan bagi Kristus”.
Suara itu seakan menggema di kapel kecil Ruteng. Bahwa menjadi awam bukan berarti panggilan yang biasa-biasa. Justru di sanalah medan kesaksian iman yang paling nyata: di meja makan keluarga, di ladang yang hijau, di pasar yang riuh, di tengah masyarakat yang haus akan kasih.
Doa, Persaudaraan, Pewartaan
Selama dua tahun, kedua belas awam ini belajar, berdoa dan bertumbuh bersama. Mereka tidak berjalan sendirian. Sr. Lena, OP hadir sebagai pendamping penuh kesetiaan, menemani langkah-langkah kecil dengan doa dan persaudaraan.
Kebersamaan itu tampak nyata: mereka berziarah bersama ke Porta Santa, berdoa dan merayakan Ekaristi bersama di kapela bersama para suster dan melayani umat di paroki Kuwu bahkan di luar paroki Kuwu. Di sana, awam dan religius saling menopang, menyalakan api kecil yang kini menjelma obor.
Kaul pertama ini adalah janji sederhana tapi mendalam:
- Setia dalam doa
- Terbuka dalam persaudaraan
- Tekun dalam belajar
- Berani mewartakan kasih dan kebenaran.
Kaul bukan beban tetapi jawaban cinta.
Dari Kapel ke dunia
Ruteng menjadi saksi bahwa panggilan itu nyata. Jalan berliku dan hujan deras yang mengiringi perjalanan adalah cermin hidup iman: ada air mata, ada sukacita, ada tantangan. Namun di ujungnya selalu ada Kristus yang menanti dengan tangan terbuka.
Ke 12 rasul awam Dominikan baru di paroki St. Klaus Kuwu- Ruteng ini di koordinir oleh Bp. Hubertus Huben, OP yang pernah aktif di Dewan paroki, juga banyak rekan yang ikut berkaul sebagai Dominikan Awam adalah mereka yang aktif di paroki sebagai prodiakon, katekis, ketua-ketua wilayah, dsb.
Kaul pertama bukanlah titik akhir, melainkan titik awal. Dari kapel kecil ini, kedua belas awam dipanggil menjadi “Obor Kebenaran”-menyinari keluarga, paroki dan masyarakat. Kebersamaan itu akan terus berlanjut. Komunitas Awam di Kuwu ini kini siap mendukung kaul pertama 2 novis kongregasi suster Dominikan Asti pada tanggal 7 Oktober mendatang. Sebuah tanda indah: imam, suster dan awam berjalan bersama, saling menopang, satu keluarga dalam semangat Santo Dominikus.
Verso l’alto!
Perayaan ditutup dengan seruan yang menggema: “Hiduplah dengan hati yang menyala, lidah yang mewartakan kebenaran dan tangan yang melayani sesama. Bila jalan terasa berliku, ingatlah seruan Pier Giorgio Frassati: Verso l’alto! Menuju Kristus, Sang Puncak Harapan. Dari kapel kecil Ruteng api kecil kini menyala. Ia mungkin sederhana tetapi api inilah yang akan menyalakan dunia.