ROMA, Pena Katolik – St. Mikael Malaikat Agung selama berabad-abad dikenal sebagai malaikat perkasa yang mengalahkan Iblis. Dalam seni Kristen, ia kerap digambarkan dengan pedang raksasa yang menancap pada seekor naga, simbol kemenangan atas kuasa kegelapan. Namun, tradisi Gereja juga menampilkan St. Mikael dengan citra yang berbeda: memegang sepasang timbangan.
Mengapa demikian?
Ensiklopedia Katolik menjelaskan bahwa St. Mikael dipercaya memegang timbangan untuk menimbang jiwa-jiwa yang telah meninggal. Tradisi ini berakar antara lain dari kisah-kisah abad pertengahan, salah satunya dalam teks Golden Legend. Dalam kisah itu, sebelum wafatnya, Bunda Maria menerima kabar dari seorang malaikat yang mempersiapkannya untuk diangkat ke surga. Ketika saatnya tiba, Yesus sendiri memanggil St. Mikael untuk mempersembahkan jiwa Maria di hadapan-Nya.
Legenda-legenda serupa kemudian memengaruhi liturgi Gereja. Sebelum Konsili Vatikan II, doa commendatio animae menyebutkan peran St. Mikael: “Semoga St. Mikael Malaikat Agung Allah, Pangeran bala tentara surga, menerimanya dan membawanya ke kota Yerusalem surgawi.” Bahkan dalam Misa Arwah, terdapat doa yang berbunyi, “Semoga pembawa panji, St. Mikael, membawa mereka ke dalam terang kudus itu.”
Meski Kitab Suci tidak secara eksplisit menyebutkan peran St. Mikael sebagai penimbang dan penerima jiwa, Gereja tetap memelihara keyakinan ini sebagai bagian dari tradisi iman. Maka tidak heran, berbagai karya seni suci dari abad ke abad menampilkan sang malaikat agung dengan timbangan di tangan, tanda pengharapannya akan keadilan dan keselamatan bagi jiwa-jiwa.
Dengan demikian, St. Mikael tidak hanya dikenal sebagai pejuang melawan kuasa jahat, tetapi juga sebagai malaikat pengawal yang mendampingi umat beriman melewati gerbang kematian menuju hidup kekal.
