JAKARTA, Pena Katolik – Bunda Maria Segala Suku adalah penggambaran Bunda Maria dengan unsur-unsur kebudayaan dari beragam suku di Indonesia. Penggambaran ini terilhami dari keberagaman dan semangat nasionalisme Indonesia. Melalui penggambaran ini, umat Katolik percaya bahwa Bunda Maria dapat menjadi penerang bagi segala suku bangsa di Indonesia.
Lahirnya beragam kreasi Maria Bunda Segala Suku ini dianggap sebagai tanggapan umat Katolik terhadap politik identitas yang mengguncang integrasi sosial di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Penggambaran Maria Bunda Segala Suku dibuat oleh seniman Robert Gunawan, yang memenangkan sayembara seni rupa Maria Bunda Segala Suku. Ia memasukkan unsur-unsur keindonesiaan dalam lukisan Bunda Maria, seperti unsur bendera merah putih, lambang Pancasila, kebaya, kerudung, batik, tenun. Pada tahun 2018, patung Maria Bunda Segala Suku diresmikan di Katedral Jakarta.
Tahun 2015 diadakan lomba karya seni bertemakan “Maria, Bunda Segala Suku”. Lomba ini menunjukkan kekhasan dari karya anak bangsa. Pengumuman lomba lukisan dimenangkan oleh Robertus Gunawan pada tahun 2017. Robertus membuat lukisan Bunda Maria yang kini dikenal sebagai Maria Bunda Segala SUku.
Replika patung Maria Bunda Segala Suku yang merupakan bentuk 3D dari lukisan karya Robertus, telah diberkati oleh Uskup Ignatius Kardinal Suharyo pada 13 Mei 2018. Saat ini, patung tersebut disimpan di Museum Katedral Jakarta dan pernah diikutsertakan dalam Misa bersama Paus Fransiskus di Jakarta, 6 September 2024.

Doa Maria untuk Indonesia
Sudah sejak beberapa tahun lalu, Keskupan Agung Jakarta (KAJ) menyiapkan intensi doa baru untuk menyambutnya. Dalam brosur berisi intensi doa ini terdapat gambar Bunda Maria Segala Suku.
Kardinal Ignatius Suharyo mengungkapkan, di mahkota Bunda Maria Segala Suku tidak ada bunga mawar, yang ada adalah peta Indonesia.
Maria Bunda Segala Suku merupakan penggambaran atau representasi Bunda Maria yang dibalut dengan unsur-unsur kekhasan Indonesia. Detailnya menunjukkan betapa beragamnya suku dan budaya di Indonesia. Maria Bunda Segala Suku juga menjadi wujud dari Bhinneka Tunggal Ika.
Beragam Makna
Detail dari Maria Bunda Segala Suku memiliki makna yang berbeda. Warna merah dan putih pada kerudung menggambarkan warna dasar bendera Indonesia. Sementara aksen emas menggambarkan warna dari kain-kain etnik di Indonesia seperti batik dan tenun.
Mahkota yang dikenakan Bunda Maria menunjukkan kekhasan Indonesia, yaitu peta Indonesia yang dikelilingi oleh ukiran etnik.
Bunda Maria mengenakan kebaya putih berhiaskan Garuda Pancasila di dada yang menggambarkan Bhinneka Tungga Ika dan aksen lukisan wayang di bagian bawahnya. Kebayanya dipadu padankan dengan bawahan merah dengan motif etnik, kombinasi tenun Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi.
Museum Maria Bunda Segala Suku
Saat ini ada beberapa penggambaran Maria dalam konteks budaya Nusantara ada di Museum Maria Bunda Segala Suku juga diresmikan pada 20 Oktober 2018. Museum ini diharapkan mendorong umat Katolik untuk mengembangkannya devosinya kepada Bunda Maria.
Museum tersebut berada di Marian Centre Indonesia. Berlokasi di Jl. Karmel II Blok D No.1, RT.012/RW.004. Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan bisa dikunjungi dari Senin-Jumat, pukul 10.00-16.00 WIB.
Di sini ada pelbagai macam lukisan dan patung yang menggambarkan Bunda Maria dengan aksen-aksen khas Indonesia.