VATIKAN, Pena Katolik – Paus Leo XIV mengumumkan pada 13 Juni 2025, selama konsistori biasa di Vatikan, bahwa Santo Carlo Acutis dan Santo Pier Giorgio Frassati akan dikanonisasi bersama pada hari Minggu, 7 September.
Awalnya, kanonisasi keduanya dijadwalkan pada bulan April (Acutis) dan Agustus (Frassati). Kanonisasi keduanya ditunda setelah wafatnya Paus Fransiskus pada bulan April, sehari setelah Paskah.
Setelah dijadwalkan ulang, keduanya akan dikanonisasi pada bulan September. Selanjutnya, tujuh orang kudus dijadwalkan pada tanggal 19 Oktober.
Carlo Acutis: Si “Penggila Tuhan”
St. Carlo lahir pada tahun 1991 dan meninggal pada tahun 2006 karena leukemia pada usia 15 tahun. Ia telah menjadi salah satu tokoh Katolik paling dikenal di abad ke-21. Sebagai pengembang web dan penginjil yang bersemangat, ia membuat situs web populer yang mengkatalogkan mukjizat Ekaristi dari seluruh dunia.
Pengabdian digital ini membuatnya mendapat julukan “si kutu buku Tuhan” dan “rasul dunia maya.” Makamnya di Assisi, tempat ia dibeatifikasi pada tahun 2020, telah menjadi tempat ziarah, khususnya bagi kaum muda dan keluarga.
Kanonisasinya awalnya dijadwalkan pada tanggal 27 April, selama Yubelium untuk Remaja dan Minggu Kerahiman Ilahi, tetapi harus ditunda karena kursi kepausan yang kosong setelah Paus Fransiskus meninggal pada tanggal 21 April.
Pier Giorgio Frassati
St. Pier Giorgio Frassati, lahir pada tahun 1901 dari keluarga terkemuka di Turin, Italia, meninggal pada usia 24 tahun karena polio yang dideritanya saat merawat orang miskin. Seorang pendaki gunung dan aktivis yang bersemangat, ia dicintai karena perpaduan dinamis antara semangat spiritual dan komitmen sosialnya. Ia dibeatifikasi oleh Yohanes Paulus II pada tahun 1990.
St. Frassati telah lama menjadi panutan dalam pertemuan Hari Pemuda Sedunia. Kanonisasinya telah ditetapkan secara informal pada tanggal 3 Agustus untuk menutup Yubileum Pemuda yang akan diselenggarakan di Roma, tetapi Paus Leo XIV telah memilih tanggal yang lebih lambat. Perubahan ini kemungkinan karena alasan logistik untuk menyelenggarakan acara berskala besar seperti itu selama musim panas yang terik di Roma.
Kanonisasi bersama Carlo Acutis dan Pier Giorgio Frassati menyoroti dua pemuda yang hidupnya berbicara dengan kuat kepada dunia saat ini. Satu orang kudus tenggelam dalam penginjilan digital, yang lain dalam amal langsung dan lainnya petualangan luar ruangan. Kisah mereka menawarkan jalan modern menuju kekudusan yang beresonansi dengan orang muda dan para pencari.
Kanonisasi yang akan datang ini mencerminkan Gereja yang terus mengakui kekudusan dalam berbagai bentuk – digital, praktis, intelektual, dan pengorbanan. Saat dunia bersiap untuk merayakan orang-orang kudus baru ini, pesannya jelas: Kekudusan bukanlah peninggalan masa lalu tetapi panggilan yang hidup untuk hidup dengan tujuan, iman, dan cinta hari ini.
Lebih Banyak
Pada tanggal 19 Oktober, tujuh orang kudus lainnya dari seluruh dunia juga akan dikanonisasi: St. Bartolo Longo (1841–1926), orang awam Italia dan promotor Rosario di Pompeii; St. Peter To Rot (1912–1945), katekis awam dan martir dari Papua Nugini; St. José Gregorio Hernández Cisneros (1869–1919), dokter Venezuela yang dikenal karena pengabdiannya kepada orang miskin; St. Ignatius Choukrallah Maloyan (1869–1915), uskup agung dan martir Armenia; St. Maria del Monte Carmelo (1903–1977), seorang religius Venezuela; St. Vincenza Maria Poloni (1802–1855); dan St. Maria Troncatti (1883–1969), biarawati religius Italia yang mengabdikan diri kepada orang sakit dan orang miskin.