Home BERITA TERKINI Mukjizat yang Menjadi Alasan Kekudusan St. Pier Giorgio Frassati

Mukjizat yang Menjadi Alasan Kekudusan St. Pier Giorgio Frassati

0

VATIKAN, Pena Katolik – Vatikan telah mengakui dua mukjizat yang dikaitkan dengan perantaraan St. Pier Giorgio Frassati yang memungkinkan kanonisasinya pada tanggal 7 September 2025. Mukjizat terbaru melibatkan penyembuhan seorang seminaris Amerika.

St. Frassati, yang meninggal pada usia 24 tahun pada tahun 1925. Ia diteladani oleh banyak orang muda Katolik saat ini karena kesaksiannya. Selama hidup, ia aktif sebagai anggota Dominikan Awam.

Pemuda dari kota Turin di Italia utara itu adalah seorang pendaki gunung yang bersemangat dan anggota Ordo Dominikan Ketiga yang dikenal karena jangkauan amalnya.

Paus Leo XIV akan mengkanonisasi Beato Pier Giorgio Frassati bersama dengan Beato Carlo Acutis pada tanggal 7 September sebagai orang kudus baru pertama yang dideklarasikan dalam kepausannya.

Mukjizat

Paus Fransiskus mengakui penyembuhan ajaib tersebut dalam sebuah dekrit pada tanggal 25 November 2024. Mukjizat ini melibatkan penyembuhan seorang seminaris dari Keuskupan Agung Los Angeles yang ditahbiskan sebagai imam pada bulan Juni 2023.

Pastor Juan Gutierrez, 38 tahun, yang saat itu menjadi seminaris di Seminari St. John di Camarillo, California, mengalami robekan tendon Achilles saat bermain basket dengan seminaris lainnya pada tahun 2017.

Khawatir dengan pemulihan yang lama dan menyakitkan serta biaya yang dikeluarkan, Frater Gutierrez menuju kapel seminari sehari setelah menjalani MRI “dengan berat hati.”

Saat berdoa, Frater Gutierrez merasa terinspirasi untuk melakukan novena kepada Frassati. Beberapa hari setelah novena, Frater Gutierrez pergi ke kapel untuk berdoa saat tidak ada seorang pun di sana. Saat berdoa, ia teringat merasakan sensasi yang tidak biasa di sekitar kakinya yang terluka.

“Saya sedang berdoa, dan saya mulai merasakan sensasi panas di sekitar area luka saya. Dan sejujurnya saya pikir mungkin ada sesuatu yang terbakar, di bawah bangku-bangku gereja,” kenangnya.

Kini Frater Gutierrez telah ditahbiskan menjadi pastor, ia mengingat dari pengalamannya dengan gerakan pembaruan karismatik bahwa panas dapat dikaitkan dengan penyembuhan dari Tuhan. Ia mendapati dirinya menatap tabernakel, sambil menangis.

“Peristiwa itu menyentuh saya dalam-dalam,” kata Pastor Gutierrez.

Ia tidak hanya tersentuh secara rohani, tetapi juga disembuhkan secara fisik. Hebatnya, ia mampu berjalan normal kembali dan tidak lagi membutuhkan penyangga.

Mgr. Robert Sarno, mantan pejabat Departemen Vatikan untuk Urusan Orang Kudus telah  memeriksa penyembuhan tersebut. Ia mengatakan, ketika FratervGutierrez pergi ke dokter bedah ortopedi seminggu kemudian, dokter bedah ortopedi, setelah melihat MRI, berkata kepadanya, ‘Anda pasti memiliki seseorang di surga yang menyukai Anda.'”

Setelah mukjizat kesembuhan ini, Frater Gutierrez dapat kembali beraktivitas dan bermain basket lagi.

Menuju Puncak Kekudusan

Lahir pada Sabtu Suci, 6 April 1901, St. Frassati adalah putra pendiri dan direktur surat kabar Italia La Stampa.

Pada usia 17 tahun, ia bergabung dengan Serikat St. Vincent de Paul dan mendedikasikan sebagian besar waktu luangnya untuk mengurus orang miskin, tuna wisma, dan orang sakit serta para prajurit yang didemobilisasi yang kembali dari Perang Dunia I. Frassati juga terlibat dalam Kerasulan Doa dan Aksi Katolik. Ia memperoleh izin untuk menerima Komuni setiap hari.

Pada foto pendakian terakhirnya, Frassati menuliskan frasa, “Verso L’Alto,” yang berarti ‘menuju puncak’.

 Frasa ini telah menjadi motto bagi umat Katolik yang terinspirasi oleh Frassati untuk berjuang mencapai puncak kehidupan kekal bersama Kristus. St. Frassati meninggal karena polio pada 4 Juli 1925. Dokternya kemudian berspekulasi bahwa pemuda itu terjangkit polio saat melayani orang sakit.

Paus Yohanes Paulus II, yang membeatifikasi Frassati pada tahun 1990, menyebutnya sebagai “orang yang memiliki Delapan Sabda Bahagia”.

Bagi Pastor Gutierrez, penyembuhannya adalah pengingat bahwa doa itu manjur.

“Orang-orang kudus dapat membantu kita untuk berdoa bagi kebutuhan kita dan bahwa ada seseorang yang mendengarkan doa-doa kita,” katanya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version