Senin, Juni 23, 2025

Bacaan dan Renungan Kamis, 12 Juni 2025, Hari Biasa Pekan Biasa ke-X (Hijau)

Bacaan I – 2Kor. 3:15-4:1,3-6

Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.

Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.

Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!

Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti.

   Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan. Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian, tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu.

   Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.

Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.

Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus.

Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14

  • Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita.
  • Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.
  • Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.

Bacaan Injil – Mat. 5:20-26.

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Keadilan yang Lahir dari Hati yang Bersih

“Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” (Mat 5:20)

Perkataan Yesus ini cukup mengejutkan bagi para pendengarnya saat itu. Ahli Taurat dan orang Farisi dikenal sebagai orang-orang yang sangat taat menjalankan hukum. Namun Yesus mengingatkan bahwa hidup beriman tidak cukup hanya dengan ketaatan lahiriah—dibutuhkan keadilan dan kemurnian hati yang melebihi sekadar ritual dan peraturan.

Dalam ayat-ayat berikut, Yesus menyelami akar dari pelanggaran terhadap perintah “Jangan membunuh.” Ia berkata bahwa amarah, hinaan, dan kebencian di dalam hati pun bisa menjadi bentuk pembunuhan. Ini menunjukkan bahwa dosa tidak hanya terjadi secara lahiriah, tetapi juga bermula dari dalam hati. Maka, hidup beriman tidak bisa dilepaskan dari upaya menjaga hati agar bersih dari kebencian dan dendam.

Yesus juga mengajarkan pentingnya perdamaian. “Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu itu dan berdamailah dahulu.” Ini menunjukkan bahwa relasi dengan sesama berkaitan erat dengan relasi kita dengan Allah. Kita tidak bisa memisahkan ibadah dari kehidupan sehari-hari. Iman sejati menuntut kita untuk memelihara kasih, keadilan, dan perdamaian.

Dalam terang bacaan ini, kita diundang untuk memeriksa hati kita: adakah kemarahan yang belum terselesaikan? Adakah relasi yang retak yang belum kita perbaiki? Apakah kita sungguh mempraktikkan iman kita dalam kasih dan pengampunan?

Yesus tidak meminta kita untuk sekadar menaati hukum, tetapi untuk menghidupi semangat kasih yang menjadi dasar hukum itu sendiri. Maka, pertobatan bukan hanya perubahan perilaku, tetapi pembaruan hati.

Mari kita mohon agar Roh Kudus menguatkan kita untuk menjadi pribadi yang membawa damai, yang mengampuni dengan tulus, dan yang membangun relasi berdasarkan kasih Kristus yang sejati.

Doa Penutup

Ya Tuhan Yesus, Engkau mengajarku bahwa keadilan sejati lahir dari hati yang penuh kasih dan pengampunan. Bersihkanlah hatiku dari kemarahan, dendam, dan kesombongan yang memisahkanku dari sesama dan dari-Mu. Berilah aku keberanian untuk berdamai, kerendahan hati untuk meminta maaf, dan kelembutan hati untuk mengampuni. Bimbing aku agar hidup imanku bukan hanya tampak di luar, tetapi sungguh berakar dalam kasih yang murni. Jadikanlah aku pembawa damai dalam keluarga, komunitas, dan dunia. Dalam nama-Mu, ya Yesus, aku berdoa. Amin.

***

Santo Yohanes Fakundus, Pengaku Iman

Yohanes hidup antara tahun 1419-1497 lahir di Sahagun. Ia seorang pencipta dan pencinta perdamaian. Ia menjalani pendidikannya di biara Santo Fakundus dan kemudian bekerja sebagai pewarta Injil di Spanyol. Atas dorongan batinnya, ia kemudian masuk Ordo Santo Agustinus di Salamanka.

Tuhan menganugerahkan kepadanya anugerah-anugerah yang luar biasa untuk menciptakan perdamaian antara para bangsawan dan ksatria yang saling bertikai. Pertikaian-pertikaian itu sering meningkat kepada aksi pembunuhan. Dalam hal pertikaian inilah Yohanes muncul dengan berani dan meredam tindakan-tindakan tak bertanggungjawab dari pemerintah setempat dan dari para bangsawan yang menindas rakyat.

Seorang bangsawan yang turut dikecam Yohanes mengirimkan dua orang penjahat untuk membunuh Yohanes. Tetapi dihadapan kewibawaan Yohanes dan kesuciannya, pendirian kedua penjahat itu serta merta berubah. Mereka sebaliknya memohon ampun pada Yohanes. Keutamaan Yohanes adalah kebaktiannya yang besar pada Sakramen Mahakudus. Setiap malam sehabis doa ofisi bersama, biasanya ia masih tinggal di gereja menyiapkan Misa Kudus untuk pagi harinya.

Devosi yang besar itu menghantar dia kepada anugerah luar biasa: penampakan Yesus waktu konsekrasi. Oleh teladan dan khotbahnya, kehidupan moral dan penghayatan iman umat dapat dipulihkan dan ditingkatkan.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini