BRUGES, Pena Katolik – Lebih dari 45.000 orang ikut serta dalam prosesi pada Prosesi Darah Kudus di Bruges, Belgia, Kamis, 29 Mei 2025. Tradisi ini berlangsung setiap tahun pada Hari Kenaikan Yesus Kristus sejak 3 Mei 1304, yang berarti sudah berusia lebih dari delapan abad. Relikui Darah Kudus Kristus pertama kali dibawa ke Kota Flemish Barat setelah Perang Salib.
Prosesi tahun ini menampilkan sekitar 1.800 peserta yang memerankan kembali 53 adegan sakral alkitabiah dan historis. Prosesi ini bergerak melalui seluruh pusat kota abad pertengahan, yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2000.
Peserta paling menonjol tahun ini adalah Kardinal Dominique Mathieu, imam asal Belgia yang diangkat oleh Paus Fransiskus sebagai Uskup Agung Teheran-Isfahan tahun 2021 dan mendapat gelar cardinal tahun 2024. Ia berjalan bersama Uskup Bruges, Mgr. Lode Aerts.

Kardinal Mathieu berbicara dalam enam bahasa, termasuk bahasa Arab, dan termasuk dalam Ordo Minorit Fransiskan. Ia lahir di provinsi Luksemburg, Belgia, tetapi dibesarkan di Damme, dekat Bruges.
Pada tahun 2009, UNESCO menambahkan Prosesi Darah Kudus ke dalam “Daftar Mahakarya Warisan Lisan dan Takbenda Kemanusiaan.” Pengakuan Warisan Dunia ini datang 700 tahun setelah Paus Clement V secara resmi menyetujui penghormatan relik Darah Kudus di Bruges melalui bulla kepausan “Licet is” pada tahun 1310.
Sejarah Relikui Darah Yesus
Menurut tradisi, Thierry dari Alsace, Pangeran Flanders, membawa beberapa tetes darah Kristus dari Yerusalem selama perang salib pada tahun 1150. Relikui itu lalu disimpan di Kapel Darah Kudus di Bruges. Sampai kini, tempat itu menjadi objek wisata harian bagi wisatawan dan peziarah dari seluruh dunia.
Bruges, Ibu Kota Flanders Barat di Belgia barat laut yang terkenal dengan pelabuhan, kanal, bangunan abad pertengahan, dan jalan berbatu. Bruges juga dikenal karena sebuah patung karya Michaelangelo yang menggambarkan Maria dan Bayi Yesus.