Jumat, Juni 13, 2025

Bacaan dan Renungan Minggu, 18 Mei 2025, MINGGU PASKAH ke-V (putih)

Bacaan I: Kisah Para Rasul 14:21b-27

SEKALI peristiwa kembalilah Paulus dan Barnabas ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman. Mereka pun mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat, dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.

Paulus dan Barnabas lalu menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia di pantai. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia.

Di tempat inilah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang kini telah mereka selesaikan.

Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka, dan bahwa Allah telah membuka pintu iman bagi bangsa-bangsa lain.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mazmur Tanggapan: Mzm 145:8-9.10-11.12.13ab

Refrain: Aku hendak mengagungkan Dikau selama-lamanya, ya Allah Rajaku.

  • Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
  • Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
  • Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.

Bacaan II: Wahyu 21:1-5a

AKU, Yohanes, melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari surga, dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.

Lalu aku mendengar suara yang dari takhta, “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia, dan Ia akan tinggal bersama-sama mereka.

Mereka akan menjadi umat-Nya, dan Ia akan menjadi Allah mereka. Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, ratap tangis atau dukacita sebab segala sesuatu yang lama telah berlalu.” Ia yang duduk di atas takhta itu berkata, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Bait Pengantar Injil:

Refrain: Aleluya, Aleluya, Aleluya, 2X

Ayat (oleh solis): Aku memberikan perintah baru kepadamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.

Bacaan Injil: Yohanes 13:31-33a.34-35

DALAM perjamuan malam terakhir, sesudah Yudas meninggalkan ruang perjamuan, berkatalah Yesus kepada para murid yang lain, “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan, dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.

Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera.

Hai anak-anak-Ku, tinggal sesaat lagi Aku ada bersama kamu. Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus

***

Saling Mengasihi

Injil hari ini membawa kita ke suasana Perjamuan Malam Terakhir, di mana Yesus menyampaikan pesan yang paling dalam dan paling penting sebelum Ia menderita: perintah baru untuk saling mengasihi. Ini bukan hanya sebuah nasihat moral, tetapi sebuah perintah yang berasal langsung dari hati Allah.

Yesus tidak sekadar berkata, “Kasihilah,” tetapi Ia menambahkan standar yang radikal: “Sama seperti Aku telah mengasihi kamu.” Cinta yang diminta Yesus dari kita adalah cinta yang mengorbankan diri, yang rela mengampuni, yang tetap setia meski dikhianati, yang memberi tanpa menuntut balas. Inilah cinta yang ditunjukkan-Nya melalui salib.

Yesus juga menegaskan bahwa kasih adalah tanda pengenal murid-murid-Nya. Dunia akan tahu bahwa kita adalah pengikut Kristus bukan dari pengetahuan, jabatan, atau penampilan lahiriah kita, tetapi dari cara kita mengasihi—terutama dalam hal-hal kecil dan konkret.

Dalam keluarga, komunitas, atau tempat kerja, kita sering dihadapkan pada ketegangan, perbedaan, atau luka. Di sanalah perintah Yesus menjadi nyata: mampukah kita tetap mengasihi ketika lebih mudah untuk marah, menghindar, atau membalas?

Mari kita mohon rahmat agar kasih Kristus hidup di dalam hati kita, dan kita pun mampu menjadi saksi-Nya melalui kasih yang nyata.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, Engkau telah mengasihi kami sampai akhir, bahkan sampai menyerahkan nyawa di salib. Kami bersyukur atas kasih-Mu yang setia dan tanpa syarat. Ajarilah kami untuk mengasihi seperti Engkau, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan yang tulus, terutama terhadap mereka yang sulit kami cintai.

Buatlah hati kami menjadi cermin kasih-Mu, agar dunia mengenal Engkau melalui hidup dan relasi kami. Bimbinglah kami agar perintah baru ini tidak hanya kami dengar, tetapi sungguh kami hayati setiap hari.

Amin.

***

Santo Yohanes I, Paus dan Martir

Yohanes lahir di Tuscany, kira-kira pada tahun 470. Sebelum diangkat sebagai Paus di Roma menggantikan Paus Hormisdas (514-523) pada tanggal 13 Agustus 523, ia melayani umat Roma sebagai diakon agung. Sebagai Paus, ia adalah Uskup Dioses Roma ke-53. Masa kePausaannya yang singkat itu (523-526) diisinya dengan berbagai tindakan untuk membela kebenaran agama di hadapan para penganut Arianisme. Di kalangan umat, ia dikenal sebagai Paus yang ramah. Dengan Theodorikus, Raja Ostrogotik di Italia, ia menjalin hubungan baik tetapi segera berubah menjadi permusuhan karena dia tidak membela kepentingan Theodorikus yang Arian itu.

Permusuhan itu berawal dari keberhasilan Paus Hormisdas mengakhiri skisma antara Gereja Barat dengan Gereja Timur berkat kerjasama yang baik dengan kaisar Yustinus I pada tahun 519. Perbaikan hubungan ini membawa serta sejumlah hukum baru yang tidak menguntungkan bagi Thedorikus bersama pengikut-pengikutnya yang menganut ajaran sesat Arianisme. Untuk memperbaiki posisi mereka, Theodorikus yang bersahabat baik dengan Yohanes itu mendesak Paus Yohanes untuk memimpin sebuah delegasi menghadap kaisar. Misi ini tidaklah tercapai seluruhnya seperti yang diinginkan Theodorikus. Dalam kunjungan ke Konstantinopel Paus Yohanes bersama delegasinya diterima dengan senang hati oleh Yustinus, Patriakh Timur bersama umatnya. Bahkan disana Yohanes diperkenankan merayakan Paskah.

Selama beberapa waktu, Theodorikus menaruh curiga besar pada Yohanes tentang segala hal yang dibicarakan di Konstantinopel. Ia mencurigai bahwa Yohanes telah mengadakan persekongkolan untuk mengembalikan lagi kuasa kaisar Byzantium di Italia. Keberhasilan Paus Yohanes dalam kunjungannya ke Konstantinopel dilihatnya sebagai suatu tanda perlawanan terhadap dirinya. Oleh karena itu, sekembalinya delegasi itu ke Ravenna, Paus Yohanes ditangkap dan dipenjarakan di Ravenna. Ia disiksa hingga mati. Jenazah Yohanes di bawa ke Roma untuk dimakamkan di Basilik Santo Petrus.

Santo Venantius, Martir

Menurut cerita, Santo Venantius adalah seorang pemuda yang disiksa karena imannya akan Kristus. Peristiwa ini terjadi kira-kira pada pertengahan abad ketiga. Dikatakan, Venantius dianiaya dan dipenggal kepalanya. Cerita mengenai dirinya beredar di kalangan orang-orang Kristen dalam hubungannya dengan Santo Venantius yang lain, Uskup dari Salona di Dalmatia, yang disiksa pada masa yang sama.

Santo Feliks OFMCap, Pengaku Iman

Feliks adalah seorang Bruder dari Ordo saudara-saudara Dina Kapusin. Ia dijuluki Bruder Deo Gratias, karena selalu mengucapkan ‘Syukur kepada Allah’ atas segala perlakuan yang diterimanya dari orang lain. Hidupnya sangat sederhana, banyak berdoa dan selalu sopan sehingga ia disenangi rakyat kecil.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini