Home BERITA TERKINI Masa Prapaskah, Refleksi dan Harapan Baru di Rabu Abu

Masa Prapaskah, Refleksi dan Harapan Baru di Rabu Abu

0

Pontianak, Pena Katolik | Umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak merayakan Hari Rabu Abu pada hari ini, menandai dimulainya masa Prapaskah yang penuh pertobatan, doa, dan pengorbanan, Pada Rabu Abu, 5 Maret 2025.

Di Gereja Santo Yoseph Katedral Pontianak, Misa pagi yang dimulai pukul 08.00 WIB dipimpin langsung oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus dengan tema yang sangat relevan dalam konteks zaman ini, “Pertobatan Ekologis: Peziarahan Pengharapan di Tahun Yubelium 2025”.

Misa pagi itu, umat katolik memulai perjalanan rohani menuju Paskah dan merenungkan makna dari tema yang diangkat pada tahun ini yang tercantum dalam Surat Gembala yang ditulis oleh Uskup Agustinus, sebagai bagian dari perayaan masa prapaskah yang juga bertepatan dengan tahun Yubelium 2025.

Prapaskah dan Seruan untuk Pertobatan Ekologis

Rabu Abu selalu dimaknai sebagai tanda dimulainya masa puasa yang berlangsung selama 40 hari, di mana umat Katolik diajak untuk berpuasa, berdoa, dan melakukan amal. Namun, tahun ini, tema yang lebih dalam diangkat oleh Uskup Agustinus, yakni “Pertobatan Ekologis”.

Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Gembala yang disampaikan dalam homili Misa, pertobatan ekologis tidak hanya mengajak umat untuk bertobat secara pribadi, tetapi juga untuk memperhatikan keberlanjutan bumi, rumah kita bersama.

Tema ini sangat penting mengingat kondisi bumi yang semakin rusak akibat perbuatan manusia, seperti kerusakan lingkungan dan pemanasan global yang telah menimbulkan penderitaan bagi banyak orang.

“Masa puasa ini, kita jalani dalam tahun Yubelium yang penuh rahmat. Kita dipanggil untuk memperbaharui iman, bertobat, dan berbagi kasih, khususnya bagi saudara-saudara kita yang miskin, terpinggirkan, dan yang terpaksa hidup dalam penderitaan akibat kerusakan lingkungan,” kata Uskup Agustinus dalam surat APP tahun 2025.

Masa Pembaruan Iman dan Berbagi Kasih

Uskup Agung Pontianak juga mengingatkan bahwa Tahun Yubelium adalah waktu yang penuh rahmat untuk memperbaharui hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Umat Katolik diundang untuk menjalani peziarahan pengharapan yang bukan hanya mengarah pada perjalanan rohani secara simbolis, tetapi juga dalam makna yang lebih luas, yaitu melaksanakan kegiatan-kegiatan baik sebagai bagian dari pertobatan maupun untuk memperoleh “indulgensi penuh”.

Dia menekankan bahwa dalam rangka tahun Yubelium ini, umat juga diajak untuk mengunjungi Pintu Suci (Porta Sancta) yang ditetapkan di beberapa gereja di Keuskupan Agung Pontianak, sebagai bagian dari usaha memperdalam iman dan mendapatkan pengampunan melalui sakramen tobat dan komuni.

Pengharapan dan Perbuatan Kasih di Tengah Tantangan

Tema peziarahan pengharapan menjadi penting untuk mengingatkan umat bahwa perjalanan hidup rohani tidak selalu mulus, penuh dengan tantangan dan badai. “Namun, iman kita kepada Tuhan yang selalu menyertai umat-Nya adalah sumber kekuatan.

Dengan pengharapan dan kasih, kita akan mampu melewati segala tantangan yang ada,” tambah Uskup Agustinus.

Dalam Ensiklik “Fratelli Tutti”, Paus Fransiskus juga mengajak umat manusia untuk mengutamakan kasih dan kepedulian terhadap sesama tanpa memandang perbedaan ras, agama, atau budaya. Solidaritas menjadi kata kunci dalam hidup bersama, terutama dalam menghadapi krisis yang semakin nyata, seperti kemiskinan dan kerusakan ekologis.

Perbuatan Kasih dan Aktivitas Prapaskah di Tahun Yubelium

Di sepanjang masa Prapaskah, umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak diharapkan untuk mengambil bagian dalam aksi puasa pembangunan, yang tidak hanya berupa pengumpulan dana, tetapi juga menjadi bentuk nyata dari kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang miskin, terpinggirkan, dan yang terdampak bencana alam.

Dalam surat gembalanya, Uskup Agustinus menekankan bahwa masa puasa dan perayaan Yubelium menjadi waktu untuk menguji dan memperbaharui diri, termasuk apakah hidup kita sudah sesuai dengan iman yang kita yakini dan amalkan.

Mgr. Agustinus Agus juga memberikan beberapa kegiatan yang dapat dilakukan selama tahun Yubelium untuk memperoleh indulgensi penuh, seperti:

  1. Peziarahan ke Pintu Suci (Porta Sancta) di gereja-gereja yang telah ditetapkan.
  2. Mengaku dosa dan menerima Komuni melalui sakramen tobat dan Misa Kudus.
  3. Berdoa untuk intensi Paus dan merenungkan Kitab Suci.
  4. Melakukan perbuatan kasih dan belas kasihan, seperti membantu mereka yang miskin dan menderita, mengunjungi orang sakit, serta mendoakan jiwa-jiwa yang telah meninggal.
  5. Mengikuti retret atau rekoleksi untuk pembaharuan iman dan lebih mendalami makna pertobatan.
05 Maret 2025 – Gereja Santo Yoseph Katedral Pontianak

Menerima Berkat Tuhan

Sebelum mengakhiri Misa, Uskup Agustinus mengajak seluruh umat untuk memasuki masa Prapaskah dan tahun Yubelium 2025 dengan penuh sukacita, semangat bertobat, serta pengharapan akan kasih dan belas kasihan Tuhan yang tanpa batas.

“Mari kita jalani masa puasa dan tahun Yubelium ini dengan penuh sukacita, agar hidup kita semakin dekat dengan Tuhan, berbagi kasih kepada sesama, serta menjaga dan melindungi bumi sebagai rumah kita bersama,” tutup Uskup Agustinus sebagaimana yang ditulisnya dalam surat gembala APP 2025.

Umat yang hadir dalam Misa ini tidak hanya menerima abu di dahi mereka sebagai tanda pertobatan, tetapi juga dibekali dengan pesan penting untuk menjaga kedamaian bumi, berbagi kasih kepada sesama, dan menjadikan masa Prapaskah sebagai waktu untuk memperbaharui diri dalam iman, harapan, dan kasih.

Menutup perayaan misa Rabu Abu, sehubungan dengan kegiatan selama tahun Yubelium, Uskup Agustinus menyampaikan bahwa dari komisi liturgi Keuskupan Agung Pontianak akan memberikan tuntunan.

“Contoh: Gereja-gereja yang akan dikunjungi juga harus mempersiapkan diri Katedral ini misalnya, porta Santanya sudah bagus, tapi misalnya mengeluarkan brosur kecil tentang riwayat hidup Gereja Katedral ini, supaya pengunjung yang dari luar bisa tahu perjalanan gereja ini,” katanya.

05 Maret 2025 – Gereja Santo Yoseph Katedral Pontianak

Bapa Uskup juga menekankan mesti ada orang yang bisa menuntun dan memberi penjelasan kepada  orang yang akan berkunjung ke gereja tersebut.

“Tetapi yang wajib adalah 7 Gereja untuk mendapat indulgensi penuh, bukan berarti dalam satu hari tetapi selama satu tahun. Dan ini segala kelompok dan komisi-komisi mengambil bagian,” kata Uskup Agustinus.

Dia memberikan contoh misalnya, jika OMK di Katedral Pontianak akan menuju ke Singkawang, bisa saja dari Singkawang melakukan kunjungan ke sekitarnya, dan sebenarnya banyak sekali cara kreatif untuk menunjukkan kesungguhan hati dalam menjalani masa indulgensi penuh selama satu tahun Yubelium ini. (Samuel – San Agustin).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version