JAKARTA, Pena Katolik – Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo mengingatkan satu hal yang mungkin sepele, namun sebenarnya kalau disampaikan dengan tepat, hal ini akan memberi pemahaman yang tepat.
“Dalam doa kita menyebut, ‘Marilah kita berdoa bagi mereka yang lemah kecil miskin’. Dalam kalimat ini tercakup makna adanya perbedaan antara ‘mereka’ dengan ‘kita’, bahwa ‘mereka miskin lemah’ dan kita tidak. Sebaiknya diucapkan sebagai berikut, marilah kita berdoa bagi saudara/i kita yang lemah kecil miskin, sehingga kita dan mereka martabatnya sama,” ungkap Kardinal Suharyo.
Kardinal Suharyo menyampaikan hal ini saat memberikan materi rekoleksi kepada Dewan Paroki Harian (DPH) se-Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), di Gedung Ghra Pemuda, Jakarta, Sabtu, 15 Februari 2025. Pada keempatan ini, menjelaskan tema Ardas KAJ dan Tahun Yubileum 2025. Ia memberi catatan pertama tentang menjunjung tinggi martabat manusia.
Kardinal Suharyo mengingatkan, kebaikan umum dapat diraih dengan solidaritas dan subsidiaritas. Dua langkah ini sifatnya melawan arus dunia yang digerakkan oleh persaingan bebas. Ia menjelaskan, bahwa Tahun Yubileum 2025 menawarkan “harapan” dalam usaha untuk mewujudkan kebaikan umum.
“Seperti apapun solidaritas dan kebaikan bersama diperjuangkan dan diusahakan selalu saja ada saudara saudari kita yang tertinggal karena berbagai macam alasan. Itu menjadi sebab adanya tahun Yubileum,” tambah Kardinal Suharyo.
Pengharapan memiliki tiga kata kunci, yaitu harapan bagian pertama di mana ajaran Gereja harus menanggapi realitas yang semakin kompleks dalam sejarah kemanusiaan. Kedua, harapan yang sejati, jika kita sungguh peduli,maka kita tak akan tinggal diam, melainkan menciptakan gerakan. Ketiga, gerakan itu sendiri. Dokuman yang paling banyak dikutip dari konsili vatikan kedua adalah dokumen yang berjudul Konstitusi Pastoral Gereja, Gaudium et spes. Yaitu ‘kegembiraan dan harapan’. Dokumen lainya juga banyak berbicara tentang harapan, mengawali milenium ketiga Paus Yohanes Paulus ke II menulis dokumen baru. Pada bagian penutup, ia mengajak melangkah maju dan mengingatkan pesan Paus Yohanes Paulus ke II mengajak untuk mulai maju melangkah dalam pengharapan.