Home BERITA TERKINI Uskup Surabaya Menunjuk Tiga Vikaris Jenderal (Vikjen) untuk Membantunya Menjalankan Tugas Penggembalaan...

Uskup Surabaya Menunjuk Tiga Vikaris Jenderal (Vikjen) untuk Membantunya Menjalankan Tugas Penggembalaan di Keuskupan Surabaya

0

SURABAYA, Pena Katolik – Uskup Surabaya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo mengumumkan Kuria Keuskupan Surabaya yang baru, di masa awal penggembalaannya. Pengumuman anggota Kuria Keuskupan Surabaya yang baru ini dilakukan pada Misa Pontifikal di Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya, Kamis 23 Januari 2025.

Ada yang baru dalam kuria yang baru saja ia umumkan, di mana ia menunjuk lebih dari tiga vikaris untuk membantunya dalam karya pelayan di Keuskupan Surabaya.  Hal ini di luar kebiasaan uskup-uskup sebelumnya seorang uskup hanya menunjuk vikaris jenderal, vikaris Yudisial, dan vikaris episkopal. Pada masa kepemimpinannya yang baru berusia sehari ini, ia menunjuk beberapa imam menjadi pembantunya. Berikut ini nama-nama mereka:

  • Vikaris Jenderal                              : Romo Petrus Canisius Edi Laksito (Sekaligus Moderator Kuria)
  • Vikaris Jenderal Pastoral              : Romo Alexius Kurdo Irianto
  • Vikaris Jenderal Pendidikan        : Romo Yohanes Benny Suwito.
  • Vikaris Yudisial                               : Romo Laurensius Rony
  • Sekretaris Uskup Surabaya          : Romo Agustinus Hutrin Tae SVD
  • Sekretaris Keuskupan Surabaya : Romo Paulus Febrianto
  • Ekonom Keuskupan Surabaya    : Romo Yohanes Darmokusumo Atmojo Sugiarto.

Selain itu, Agustinus mengangkat Vikaris Keuskupan (Vikep), yakni seorang imam yang menjadi wakil uskup untuk wilayah pastoral tertentu, yakni untuk:

Vikep Surabaya Utara    : Romo Yusup Gusti Ketut Prihantomo, CM

Vikep Surabaya Barat     : Romo Bruno Joko Santoso

Vikep Surabaya Selatan : Romo Cornelius Triwidya Tajha Utama

Vikep Mojokerto             : Romo Albertus Widya Rahmadi Putra

Vikep Kediri                      : Romo Aloysius Didik Setiyawan, CM

Vikep Blitar                       : Romo Valentinus Rachmad Djatmiko

Vikep Madiun                  : Romo Adrianus Anick Purwanto

Vikep Blora                       : Romo Benediktus Prima Novianto Saputro

Ia juga menunjuk dua Vikep untuk pelayanan bagi para Religius, dan untuk pelayanan bagi kelompok dan karya kategorial di keuskupan.

Vikep Religius                  : Romo Yoseph Jaga Dawan, SVD

Vikep Kategorial              : Romo Ignatius Priyambodo Widhi Santoso, CM

Uskup Surabaya, Mgr. Agustinus Tri Budi Utomo bersama Tim Inti Pastoral Keuskupan Surabaya di Gereja Hati Kudus Yesus Katedral Surabaya, Kamis 23 Januari 2025. IST

Sesuatu yang Baru

Ada dua Vikaris Jenderal (Vikjen) dengan tugas khusus yang ditunjuk oleh Bapak Uskup Didik yakni Vikjen untuk bidang pastoral dan pendidikan. Dua jabatan pastoral ini merupakan sesuatu yang baru, yang di keuskupan lain di Indonesia tidak ada sebelumnya. Dari Namanya, Vikjen Pastoral dan Vikjen pendidikan, masing-masing memiliki tugas membatu uskup dalam bidang pastoral dan pendidikan.

Vikjen Pastoral nantinya akan bertugas membantu uskup dalam bidang pastoral secara umum, termasuk dalam pelayanan sosial dan karya-karya lain di Keuskupan Surabaya. Sementara itu, Vikjen Pendidikan akan membantu uskup dalam bidang karya pendidikan. Di bidang yang terakhir ini, di Keuskupan Surabaya saat ini terdapat setidaknya 200 lembaga pendidikan dari tingkat dasar smapai pendidikan tinggi yang berada di bawah naungan Keuskupan Surabaya.

Bapak Uskup Didik juga menunjuk dua sekretaris, seorang imam yang secara khusus menjadi pembantu pribadinya, dan seorang Sekretaris Keuskupan yang akan membantu berjalannya manajemen harian di seluruh keuskuapan.

Sementara itu, sebagai ekonom dalam kuria, Romo Darmokusumo menjadi Koordinator Tim Ekonom Keuskupan Surabaya. Ia juga memimpin Delegatus Legal dan Delegatus Pengembangan Karya.

Malaikat Penolong

Sehari setelah acara tahbisan Bapak Uskup Didik. Misa Pontifikal adalah perayaan ekaristi perdana seorang uskup setelah menerima tahbisan episkopal. Sekitar 2.500 umat mengikuti jalannya misa dengan khidmat di Gereja Katedral Surabaya, Jalan Polisi Istimewa, Tegalsari.

Pada kesempatan ini, ia untuk pertama kali memimpin Misa, sebagai Uskup Surabaya, untuk umat seluruh Keuskupan Surabaya. Misa Pontifikal ini penting dan bermakna mengingat pada kesempatan ini, sebenarnya seorang uskup tidak saja memimpin Misa untuk mereka yang hadir, namun untuk seluruh umat di keuskupan. Di sinilah, ia sebagai uskup menyampaikan fungsi “pengajaran”. Misa ini juga menandai permulaan pelayanan uskup.

Bapak Uskup Didik menyebutkan, para imam yang ia tunjuk untuk menjadi bagian dari Kuria Keuskupan Surabaya akan membantunya dalam karya selanjutnya. Baginya, mereka adalah “malaikat penolong, yang akan membantunya dalam karya.

”Saya bukan apa-apa, seperti salib dengan lubang kosong yang diisi oleh begitu banyak malaikat penolong,” ujar Agustinus.

Para imam itu, akan membantu Bapak Uskup Didik menggembalakan lebih dari 150.000 umat Katolik di 47 paroki. Juru Bicara Panitia Tahbisan Uskup Surabaya, Romo Agustinus Ferdian Dwi Prastiyo mengatakan, tim inti pastoral akan menjadi pembantu uskuo dalam menjalankan tugas pastoralnya (penggembalaan).

Bapak Uskup Didik menyampaikan, saat ini sifat cinta dan kasih telah merosot dalam seluruh sendi kehidupan umat manusia, termasuk di kalangan imam Katolik sendiri. Ia menilai, seluruh permasalahan yang melanda bersumber pada satu sebab, yakni krisis cinta. Ia menyebutkan, Paus Benediktus mengatakan, para imam, suster, bruder, tarekat pun telah kehilangan jiwanya, spiritnya. Ia mengatakan, setiap orang yang percaya dipanggil sebagai sahabat Tuhan, untuk melayani Tuhan dalam keluarga-Nya.

“Tentu ini tidak mudah, kita jauh lebih mudah menuruti ego masing-masing dan menganggap yang lain sebagai lebih rendah, asing, ancaman, sebagai kafir dalam hidup kita. Kita pun seringkali takut menjadi sahabat, seorang sahabat yang mau sejajar, mau senasib, mau untuk menjadi sama dengan lain,” lanjutnya.

Kebutuhan Dasar Keuskupan

Romo Ferdian mengatakan, ada kebutuhan pastoral, hal ini yang menyebabkan ada nama dan istilah baru yang masuk dalam Kuria Keuskupan Surabaya ini. Para imam yang ditunjuk ini nantinya akan mendukung karya Uskup Surabaya, sehingga dapat semakin baik melayani umat dan masyarakat.

“Ada kebutuhan besar dalam penggembalaan Keuskupan Surabaya untuk pemajuan dan kemajuan mendatang,” ujar dosen di Universitas Widya Mandala, Seminari Tinggi Providentia Dei, dan Institut Teologi Yohanes Maria Vianney (IMAVI) di Surabaya.

Romo Hutrin yang ditunjuk menjadi Sekretaris Uskup, saat ini masih bertugas menjadi Kepala Paroki Salib Suci Tropodo, Sidoarjo. Imam dari serikat Sabda Allah (Societas Virbi Divini/SVD) ini sebelumnya pernah melayani sebagai Rektor di Seminari Tinggi SVD Surya Wacana, Malang.

“Doakan saya agar dapat bekerja dengan baik,” kata Romo Hutrin, yang akan menjadi sekretaris uskup. Seorang sekretaris uskup akan menjalankan tugas menerjemahkan pesan dan ajaran seorang uskup. Ia bertugas merumuskan dan menyampaikannya kepada umat dan masyarakat. Dalam hal ini, ia juga menjadi representasi keuskupan dan mitra strategis bagi media massa atau pers. Hal ini senada dengan perkataan Bapak Uskup Didik yang membutuhkan seorang imam dengan kompetensi sebagai juru bicara. Kebutuhan ini terjawab dengan penunjukkan Romo Hutrin.

“Sekretaris ada dua, satu melekat dengan saya seperti sekretaris pribadi, pribadi, yang satu lainnya untuk kesekretariatan keuskupan,” katanya.

Keterpilihan Bapak Uskup Didik menandai satu era baru di Keuskupan Surabaya. Keuskupan ini mendapat uskup baru hanya berselang satu tahun, dua bulan, dan 19 hari. Di banding keuskupan lain, Keuskupan Surabaya segera mendapat pemimpin baru setelah kepergian Mgr. Vincentius Sutikno WIsaksono yang wafat pada 10 Agustus 2023.  Saat ini ada satu keuskupan di Indonesia yang berstatus sede vacante (takhta lowong) yakni Keuskupan Timika. (AES)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version