BARCELONA, Pena Katolik – Beato Antoni Tort Reixachs adalah seorang pembuat perhiasan dari Barcelona dengan 11 anak. Mereka dibeatifikasi di di basilika Sagrada Familia, 23 November 2024, bersama seorang imam, Pastor Gaietà Clausellas Ballvé.
Gereja Katolik mengakui kemartiran yang mereka derita selama penganiayaan agama yang terjadi di Spanyol pada paruh pertama abad ke-20.
“Kita dapat menambahkan dua saudara lagi ke dalam daftar mereka yang menghadapi penganiayaan agama dan kematian dengan keberanian dan harapan. Mereka bertindak seperti Kristus di Kayu Salib, mereka memaafkan pembunuh mereka,” tulis Uskup Agung Barcelona, Kardinal Juan José Omella.
Kardinal Omella akan memimpin Misa Beatifikasi ini bersama dengan Prefek Dikasteri Penggelaran Para Kudus, Kardinal Marcello Semeraro, dan Mgr. Salvador Cristau, Uskup Terrassa, keuskupan tempat Pastor Gaietà pernah berkarya.
Tukang Emas dengan Keyakinan Teguh
Beato Antoni lahir pada tahun 1895. Ia menikah dengan Maria Josefa Gavín pada tahun 1917. Mereka memiliki 11 anak. Dia berprofesi sebagai pembuat perhiasan dan tinggal di pusat Kota Barcelona.
Selama hidup, Beato Antoni memiliki iman yang kuat. Ia berdoa setiap hari dan berpartisipasi dalam kegiatan Gereja lokal dan rajin berziarah ke tempat suci Maria.
Pada tahun pecahnya perang saudara di Spanyol, ia mengambil risiko dengan menyambut Uskup Manuel Irurita, sekretarisnya, empat biarawati, dan saudara laki-lakinya sendiri Francisco ke rumahnya. Pada akhir tahun 1936, milisi datang ke rumahnya dan menggeledahnya.
Salah satu dari milisi mengambil sibori bersama Hosti Kudus di dalamnya. Tukang emas itu mengambilnya, sambil berkata, “Engkau tidak dapat menyentuh Tuhanku.”
Selama hidupnya, Beato Antoni membagikan komuni di antara komunitas bawah tanah yang tinggal serumah dengannya. Ia lalu ditangkap dan bersama saudaranya dieksekusi pada malam tanggal 3 Desember 1936 di dekat tembok pemakaman Moncada.
Imam Orang Miskin
Beato Gaietà Clausellas lahir di Sabadell pada tahun 1863. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1888. Awalnya, ia menjalankan pelayanannya di beberapa paroki. Kemudian, mulai tahun 1916, dia melayani di tempat penampungan yang dikelola oleh beberapa suster di Sabadell.
Beato Clausellas dikenal karena kerendahan hati dan pelayanannya yang penuh dedikasi, bijaksana, dan berani bagi orang-orang yang membutuhkan. Ia dijuluki “pastor orang miskin”.
“Meski tidak terlalu menonjol, ia tahu bagaimana menjawab kekhawatiran dan tantangan,” tulis Uskup Cristau.
Karena antiklerikalisme dan kerusuhan sosial di Spanyol, ia ditawari kesempatan untuk meninggalkan Spanyol demi keselamatannya. Namun, Beato Clausellas lebih memilih tinggal dan merawat orang tua dan orang sakit.
“Saya berjanji kepada pendahulu saya, bahwa saya tidak akan pernah meninggalkan para lansia di rumah penampungan ini. Bahkan apabila ini berarti, saya harus menumpahkan darah saya. Saya menerimanya sepenuhnya dan mempersembahkan hidup saya kepada Tuhan,” kata Beato Clausellas.
Dieksekusi di selokan
Pada tanggal 14 Agustus 1936, milisi datang untuk menangkap dan menembak Pastor Clausellas. Imam berusia 73 tahun itu keluar dengan tenang sambil berdoa Te Deum. Keesokan harinya, dini hari, ia dieksekusi di jalan menuju Matadepera, di sebuah parit dekat pertapaan Sant Julià d’Altura.
Gereja telah menghabiskan lebih dari 65 tahun mempelajari kehidupan dan kematian Beato Gaietà dan Beato Antoni. Alasan beatifikasi mereka terungkap pada tahun 1959. Pada tanggal 13 April 2024, Paus Fransiskus menyetujui dekrit yang mengakui kemartiran mereka.
Gereja mengakui mereka sebagai saksi iman, karena mereka tidak berusaha menyelamatkan nyawa mereka, tetapi menyerahkannya karena kebencian orang lain terhadap iman. (AES)
