Home BERITA TERKINI Paus Fransiskus: Peziarahan ke L’Aquila dan Misteri Pengunduran Diri

Paus Fransiskus: Peziarahan ke L’Aquila dan Misteri Pengunduran Diri

0

ROMA, Pena Katolik – Pada hari Minggu, 28 Agustus 2022, sehari setelah Konsistori pengangkatan 21 kardinal baru, termasuk 16 elektoral, Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke L’Aquila, sebuah kota yang dilanda gempa bumi pada tahun 2009.

Kunjungan ini akan menjadi kunjungan pastoral pertama Paus Fransiskus ke Italia pada tahun 2022. Kunjungan ini dilakukan setelah sebelumnya dibatalkan karena alasan kesehatan. Sebelumnya, Paus ingin ke L’Aquila pada 27 Februari.

Sekitar 10 tahun sebelumnya, Kota L’Aquila dikunjungi oleh Paus Benediktus XVI, pada tanggal 28 April 2009. Kunjungan ini dilakukan Benediktus XVI, empat tahun sebelum mengundurkan diri sebagai Paus.

Dalam kunjungan tersebut, Paus asal Jerman itu memberikan penghormatan kepada Paus Celestine V yang disemayamkan di kota itu. Celestine adalah seorang biarawan yang terpilih menduduki Tahta St Petrus pada usia 85. Ia lalu mengundurkan diri beberapa bulan kemudian. Ia menjabat sebagai paus dari 5 Juli hingga 13 Desember 1294.

Pada kunjungan ini, Benediktus XVI meletakkan pallium wolnya di atas peti mati Paus Celestine V. Di kemudian hari, tindakan Paus Benediktus XVI ini ditafsirkan, a posteriori, sebagai tanda pengunduran dirinya di kemudian hari. Empat tahun kemudian, Paus Benediktus XVI mengundurkan diri dan digantikan Paus Fransiskus.

Sebelum pengunduran diri Paus Benediktus XVI, celestinus adalah satu-satunya Paus yang mengundurkan diri tanpa situasi perpecahan atau skandal dalam Gereja.

Paus Benediktus XVI saat mengunjungi makam Paus Celestinus V di L’Aquila. Dok. Aleteia

Kunjungan Fransiskus

Dari Benediktus XVI kita ke Paus Fransiskus. Paus asal Argentina ini menetapkan tema Tahun Suci 2025 dan mulai mempersiapkannya. Ia menetapkan tema “Peziarah harapan”. Tahun Suci ini akan menjadi yang kedua yang ditetapkan Paus Fransiskus. Sebelumnya tahun 2015, ia menetapkan Tahun Suci Khusus Kerahiman Ilahi.

Namun, kunjungan Paus Fransiskus ke L’Aquila tak ayal mengundang beragam spekulasi, terutama apakah ia akan mengikuti jejak Benediktus XVI?

Pengamat Vatikan, yang sudah dengan hati-hati mempertimbangkan kesehatan Paus. Usianya yang ke-85, dengan cepat berspekulasi. Apakah perjalanan Paus Fransiskus mengunjungi makam Paus Celestinus V beberapa tahun lalu, mungkin memiliki nilai simbolis yang sama.

Musim panas lalu, hanya sebulan setelah operasi usus besar yang sulit, Paus mengabaikan rumor pensiun. “Saya hidup,” kata Paus Fransiskus menanggapi pertanyaan wartawan Carlos Herrera tentang kesembuhannya sejak operasi pada awal Juli 2023.

Mengenai spekulasi pers tentang kemungkinan pengunduran diri, Uskup Roma itu menjawab: “Ketika paus sakit, selalu ada angin sepoi-sepoi atau badai tentang konklaf.”

Namun, sejak itu, lutut Paus Fransiskus mulai sakit cukup parah. Kini, ia harus menggunakan kursi roda untuk sebagian besar acara.

Paus mengatakan kepada para uskup Italia pada bulan Mei bahwa dia tidak tertarik pada operasi untuk memperbaiki kondisi lutut. Paus mengatakan bahwa anestesi umum untuk operasi usus besarnya pada tahun 2021 telah membawa efek samping yang tidak menyenangkan, karena itu, ia tidak menginginkan operasi untuk lututnya.

Sebuah surat kabar Jerman melaporkan bahwa pada kesempatan itu, dia melangkah lebih jauh dengan mengatakan dia lebih baik mengundurkan diri daripada menjalani operasi lain.

Kepausan singkat?

Dalam sebuah wawancara dengan Televisa Meksiko pada tahun 2015 (hanya dua tahun kepausannya), Paus Fransiskus mengatakan tentang masa kepausannya.

“Empat atau lima tahun, atau saya tidak tahu, dua atau tiga. Yah, dua sudah berlalu. Ini adalah sensasi yang agak kabur. Mungkin tidak,” begitu Paus Fransiskus saat itu.

Paus Fransiskus menandai sebelas tahun ia sebagai Penerus Petrus tahun ini. Bagaimanapun, dalam wawancara yang sama itu, dia bersikeras bahwa pengunduran diri Benediktus XVI telah memberi pengaruh bagi Gereja, membangun preseden yang serupa dengan uskup di keuskupan selain Roma, di mana uskup emeritus adalah hal biasa.

“Sekitar 70 tahun yang lalu, kita tidak memiliki uskup emeritus dan sekarang kita memiliki 1.400 uskup (emeritus),” katanya.

Benediktus tidak boleh dianggap sebagai pengecualian, lanjut Paus Fransiskus. Bahkan jika dia yang pertama mengundurkan diri selama berabad-abad, dia tidak akan menjadi satu-satunya.

“Saya pikir apa yang dilakukan Paus Benediktus adalah membuka pintu,” kata Fransiskus. “Saya pikir apa yang dilakukan Benediktus dengan banyak keberanian adalah membuka pintu bagi paus emeritus.”

Perjalanan ke L’Aquila

Dalam perjalanan Fransiskus ke L’Aquila, helikopter kepausan lepas landas pada pukul 8:00 pagi dari Vatikan, dan mendarat pada pukul 8:25 pagi di stadion Gran Sasso di L’Aquila.

Sebuah mobil kemudian membawa Paus Fransiskus ke Piazza Duomo. Ia kemudian melakukan kunjungan pribadi singkat ke katedral yang sempat rusak akibat gempa tahun 2009.

Kunjungannya merupakan bagian dari “Celestinus Gradon”, sebuah perayaan Yobelium yang diadakan setiap tahun di L’Aquila pada akhir Agustus. Tradisi ini ada sejak diumumkan oleh Paus Celestinus V pada tahun 1294.

Kini, Paus Fransiskus telah memimpin Gereja Katolik untuk tahun yang ke-11 setelah terpilih pada tahun 2013. Meski kondisi kesehatannya menurun, dan kini dia sepanjang waktu menggunakan kursi roda dalam kesehariannya, Paus Fransiskus tetap menjadi pembaru dalam Gereja. (AES)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version