Home BERITA TERKINI Unika Atma Jaya Jakarta dalam Pertemuan IYCS World Council ke-17

Unika Atma Jaya Jakarta dalam Pertemuan IYCS World Council ke-17

0

JAKARTA, Pena Katolik – Mahasiswi dan alumni Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya hadiri pertemuan 17th International Young Catholic Students (IYCS) World Council and Global Training Session di Amman, Yordania, pada 16-26 Mei 2024 sebagai delegasi Young Catholic Students (YCS) Indonesia. Pertemuan IYCS World Council merupakan pertemuan tertinggi dari gerakan IYCS yang diadakan setiap empat tahun sekali sejak 1954.

Mengumpulkan delegasi dari gerakan nasional anggota IYCS di 87 negara, pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan tantangan global saat ini, menetapkan kebijakan strategis dan rekomendasi bagi kepengurusan IYCS, serta merumuskan tema kampanye IYCS untuk empat tahun mendatang.

Pertemuan IYCS World Council ke-17 mengusung tema “Students Igniting Faith in A World of Crises” dan dihadiri oleh 91 delegasi dan pengamat dari 34 gerakan YCS di wilayah Asia, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah.

Sebagai anggota dan animator YCS Indonesia, Grace Helena Putranto, mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Unika Atma Jaya, dan Maria Simphorosa Frieda Ayatdini, alumni Fakultas Psikologi, Unika Atma Jaya, bergabung dengan peserta dari berbagai belahan dunia untuk memperdalam pemahaman tentang peran dan tantangan global yang dihadapi oleh anak muda Katolik.

“Salah satu pesan yang saya dapatkan dari perjalanan ini adalah ‘berpikir secara global, bertindak secara lokal’. Artinya, setiap tindakan, sekecil apapun, adalah bagian dari kontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Hal ini memotivasi saya untuk mulai bertindak dari diri sendiri, lalu mengajak orang-orang di sekitar saya, YCS Indonesia, dan lingkup yang lebih besar untuk bergerak bersama,” ungkap Grace Helena Putranto, salah satu delegasi YCS Atma Jaya yang merupakan bagian dari YCS Indonesia.

Hari pertama diawali dengan kunjungan bersejarah ke kota Madaba. Peserta mendengarkan paparan tentang Madaba sebagai kota yang kaya budaya, lalu mengunjungi gereja-gereja bersejarah seperti Church of St. John the Baptist dan St. George’s Greek Orthodox Church.

Perjalanan berlanjut ke Gunung Nebo yang digambarkan sebagai tempat Nabi Musa memandang Tanah Perjanjian. Kunjungan ini menjadi momen penting untuk merefleksikan nilai-nilai sejarah umat Katolik dan memperoleh inspirasi dari para nabi/utusan dalam membangun iman dan spiritualitas.

Pada hari kedua, peserta bergabung dalam acara pembukaan yang dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Yordania, Dr. Haifa Najjar, dan pejabat lainnya. Sejumlah narasumber, Prof. Abdul Rahman Alkilani, H.E. Dr. Talal Abu-Ghazaleh, Dr. Nizar Haddad, dan Fr. Dr. Rifat Bader membawakan materi tentang koeksistensi beragama, keadilan sosial, pertanian ramah lingkungan, dan dampak media terhadap nilai sosial.

Hari selanjutnya, peserta bergabung dengan kelompok yang terbagi berdasarkan wilayah masing-masing untuk mengikuti sesi regional. Delegasi YCS Indonesia berkumpul bersama delegasi YCS Asia asal China, India, dan Sri Lanka untuk mengevaluasi tantangan dan peluang dalam menjaga keberlanjutan YCS di tingkat regional.

Selama beberapa hari berikutnya, peserta terlibat dalam sesi studi yang menggali topik-topik penting seperti ekologi integral dan keadilan sosial, persaudaraan antarmanusia dan perdamaian, kecerdasan

buatan, dan advokasi melalui media. Hal ini merupakan langkah awal dalam membangun aksi berbasis iman untuk mewujudkan dunia yang berkelanjutan. Berdasarkan realita dan hasil refleksi, peserta berdiskusi secara berkelompok untuk melihat isu-isu tersebut melalui metode YCS, yaitu See dan Judge.

Diskusi-diskusi ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan refleksi peserta tentang krisis global saat ini, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk bertindak terhadap isu tersebut, baik secara individu maupun di komunitas mereka masing-masing.

Perjalanan rohani juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman ini, mulai dari misa Ekaristi di tempat-tempat suci seperti Tempat Pembaptisan Yesus hingga kunjungan ke Laut Mati. Dengan merefleksikan kehadiran Yesus, peserta diharapkan dapat mewarisi semangat pewartaan Injil dalam menggerakkan perubahan positif bagi dunia.

Selain itu, peserta juga mempelajari aneka budaya dan merefleksikan nilai-nilai keberagaman melalui pameran yang menampilkan makanan, pakaian adat, tarian, musik, dan tradisi lainnya. Nilai-nilai dari berbagai pengalaman inilah yang diharapkan akan mendasari partisipasi orang muda Katolik sebagai agen perubahan.

“Pengalaman ini telah memberikan saya pemahaman yang lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi dunia saat ini dan pentingnya solidaritas global dalam mengatasi krisis. Saya belajar bahwa sebagai anak muda, memiliki peran yang signifikan dalam mempengaruhi perubahan positif,” ujar Maria Simphorosa, salah satu alumni Unika Atma Jaya yang juga delegasi YCS Indonesia.

Melalui dialog dan kolaborasi lintas budaya, juga disadari oleh delegasi bahwa ‘Keberagaman adalah kekuatan dan inspirasi, sebagai anak muda, kita memiliki peran penting dalam mendorong perubahan positif untuk dunia yang lebih baik. Dengan komitmen dan usaha, hal baik akan terwujud.”

Di akhir pertemuan salah satu keputusan yang dihasilkan adalah komitmen untuk bersatu dalam membangkitkan iman, memperjuangkan keadilan sosial, dan membangun dunia yang damai dan solider melalui implementasi metodologi See – Judge – Act.

Puncak dari pertemuan ini adalah acara penutupan yang merayakan pencapaian peserta dan menandai akhir dari pengalaman yang mendalam di Yordania. Mulai dari perjalanan spiritual ke tempat-tempat suci hingga pertukaran budaya. Kegiatan juga diisi dengan diskusi tentang masa depan gerakan orang muda Katolik di tingkat global, setiap momen dalam perjalanan ini memberikan pengalaman yang tidak terlupakan dan perspektif baru bagi peserta untuk menjadi agen perubahan.

Di tengah maraknya berbagai krisis di dunia, pertemuan IYCS World Council ke-17 berhasil menunjukkan bahwa anak muda memiliki potensi yang besar dalam mewujudkan dunia yang lebih baik.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version