Home RENUNGAN Bacaan dan Renungan Senin, 8 Juli 2024, Pekan Biasa ke-XIV (Hijau)

Bacaan dan Renungan Senin, 8 Juli 2024, Pekan Biasa ke-XIV (Hijau)

0

Bacaan I – Hos. 2:13,14b-15,18-19

Dan Aku akan menghukum dia karena hari-hari ketika dia membakar korban untuk para Baal, berhias dengan anting-antingnya dan kalungnya, dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku,” demikianlah firman TUHAN.

“Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya.

Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.

Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram.

Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mzm. 145:2-3,4-5,6-7,8-9

  • Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya. Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.
  • Angkatan demi angkatan akan memegahkan pekerjaan-pekerjaan-Mu dan akan memberitakan keperkasaan-Mu. Semarak kemuliaan-Mu yang agung dan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib akan kunyanyikan.
  • Kekuatan perbuatan-perbuatan-Mu yang dahsyat akan diumumkan mereka, dan kebesaran-Mu hendak kuceritakan. Peringatan kepada besarnya kebajikan-Mu akan dimasyhurkan mereka, dan tentang keadilan-Mu mereka akan bersorak-sorai.
  • TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Bacaan Injil – Mat. 9:18-26

Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.”

Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.

Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya.

Karena katanya dalam hatinya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.

Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut,

berkatalah Ia: “Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia.

Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Terpujilah Kristus

Santo Prokopius, Martir

Penduduk asli Yerusalem ini menjadi lektor dan pengusir roh-roh jahat. Ia amat sederhana dan rendah hati, sehingga penduduk di sekitarnya sangat menghormati dia. Pada awal masa penganiayaan umat Kristen oleh Kaisar Diokletianus, ia dipaksa memuja berhala oleh kaisar. Tetapi Prokopius menjawab: “Tidaklah baik mengabdi kepada beberapa tuan. Aku hanya mengenal satu Kepala, satu Raja, yakni Kristus”. Karena ketegasannya ini, ia dipenggal.

Ungkapan Iman

Iman, Harapan dan Kasih: tiga keutamaan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang percaya kepada TUHAN. Iman merupakan dasar atau pondasi bagi orang yang percaya pada-NYA. Rasul Paulus menegaskan bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr.11: 1). Dengan “kacamata iman,” kita dapat meyakini bahwa alam semesta ini adalah ciptaan ALLAH Yang Mahakuasa. Sekarang pertanyaannya, iman seperti apa yang kita hayati selama ini?

Ada berbagai macam ungkapan iman dan maknanya, bila seseorang ditanya tentang hal itu. Ada yang berpandangan bahwa iman berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN, karena kita percaya kepada-NYA. Yang lain mengatakan bahwa iman adalah “menjawab ya” atas tuntutan-NYA kepada kita. Ada pula yang berpendapat bahwa Iman berarti setia melaksanakan semua Kehendak TUHAN.

Tidak ada yang salah atau keliru dalam semua jawaban itu. Mengapa? Setiap orang disapa dan disentuh hatinya secara pribadi oleh TUHAN dengan cara-NYA sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Karena itu jawabannya tampak berbeda-beda.

Dalam perikop Injil hari ini, dikisahkan ada dua ungkapan iman dari dua orang yang berbeda. Pertama, dari seorang Kepala Rumah Ibadat, yang anak perempuannya baru saja meninggal. Dengan sikap sujud, ia menyembah  TUHAN YESUS. Ia percaya bahwa YESUS mampu menolongnya, katanya: “Anakku baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-MU atasnya, maka ia akan hidup” (Mat.9: 18b).

Dan Kedua, dari seorang perempuan yang telah dua belas tahun mengalami perdarahan. Dalam adat Yahudi, perempuan seperti dia itu sangat “najis”. Ia tidak boleh bersinggungan dengan orang lain. Tetapi karena didorong keinginan kuat akan sembuh dan ia percaya bahwa YESUS mampu menyehatkan kembali, maka ia bertekad: “Asal kujamah saja jubah-NYA, aku akan sembuh” (ayat 21).

Karena dorongan iman yang begitu kuat dalam diri Kepala Rumah Ibadat itu, maka anak perempuannya yang sudah meninggal itu, akhirnya hidup kembali berkat sentuhan kasih dari TUHAN YESUS. Demikian juga perempuan yang menderita perdarahan itu, mendapatkan jawaban positif dari TUHAN: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-KU, imanmu telah menyelamatkan engkau”. Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu (ayat 22).

Bagi YESUS, apa pun ungkapan iman dan wujudnya dari seseorang, semua itu berkenan kepada-NYA. YESUS mengharapkan iman dari kita sebagai jawaban atas kehadiran-NYA di dunia ini. YESUS akan selalu berpaling kepada kita dan memandang kita, jika kita mohon jalan dan pertolongan kepada-NYA dengan penuh keyakinan dan sikap pasrah total kepada-NYA. Sebab, tidak ada seorang pun yang mampu membawa kita kepada BAPA kecuali YESUS KRISTUS, sebab DIA-lah satu-satunya Jalan, Kebenaran dan Hidup yang mengantar kita kepada BAPA. Syaratnya hanya satu: Apakah kita sungguh percaya dan mengimani-NYA? Apakah kita sanggup mengikuti dan menghidupi jalan kebenaran yang telah ditunjukkan-NYA?

Ingatlah, iman akan YESUS KRISTUS pasti akan membawa keselamatan, kemerdekaan, kesembuhan, kekuatan dan kedamaian hati. Iman itu sendiri mempunyai daya yang luar biasa bahkan dahsyat bila kita benar-benar percaya seratus prosen kepada-NYA, tanpa menoleh ke kiri atau ke kanan! Bila kita sedang menghadapi masalah sangat pelik dan “crucial” dalam keluarga, komunitas, wilayah, paroki, tempat bekerja dan studi serta di lembaga pemerintahan, pengadilan dan perwakilan serta masyarakat – di samping dana, usaha dan kerja keras – apakah kita juga “lari kepada TUHAN” untuk mohon petunjuk, jalan keluar atau solusinya?

Yang penting kita tidak terjebak ketergantungan pada satu titik berat pada penalaran (rationalitas) saja dan mengabaikan peran TUHAN!

Betapa pun rational dan profesional suatu metoda pendekatan ilmiah digunakan, namun manusia tetap membutuhkan TUHAN dan sikap percaya kepada – NYA! Tanpa iman kepada NYA, dunia seisinya ini akan tetap “kering kerontang” dan “mati.” Percayakah Anda akan hal itu?

Dalam Bacaan Pertama,  digambarkan oleh Nabi Hosea bahwa hubungan ALLAH dengan umat pilihan-NYA seperti “Suami dan isteri”: “Engkau akan memanggil AKU Suamiku….. AKU akan menjadikan engkau isteri-KU untuk selama-lamanya …” (Hos.2: 15,18) Dalam relasi seperti itu, janji dan kesetiaan dipertaruhkan. Ketidaksetiaan pada janji membuahkan pengkhianatan. Dan itu terjadi oleh umat Israel terhadap ALLAH. Namun ALLAH tetap menunjukkan kesetiaan-NYA dan berpegang pada janji-NYA. Meskipun mereka juga menerima hukuman pembuangan ke negeri penjajah, namun akhirnya ALLAH menuntun pulang kembali ke tanah terjanji. Maka Raja Daud dalam Mazmur nya melukiskan: “TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-NYA” (Mzm.145: 8).

Dengan merenungkan Bacaan Pertama itu, semoga iman kita kepada TUHAN semakin kuat, teguh dan tidak goyah oleh terpaan godaan ataupun pengkhianatan terhadap-NYA melalui dosa-dosa kita.

Doa Penutup

Ya Tuhan, tambahkanlah sedikit iman kepadaku. Ajarilah aku untuk tetap setia kepada-Mu seperti Engkau tetap setia kepadaku, orang yang berdosa ini. Bunda Maria dan Bapa Yusuf, bantulah dan kuatkanlah aku, bila tengah digoda. Amin.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version