Home BERITA TERKINI Mukjizat dalam Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Mukjizat dalam Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

0
St. Juliana

JAKARTA, Pena Katolik – Ada pengaruh besar seorang biarawati Belgia abad ke-13 bernama St. Juliana dalam Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.

Semasa mudanya, Juliana sangat dekat pada Ekaristi Kudus sejak usia dini. Ia bahkan sudah memasuki kehidupan religius pada usia 13 tahun, melayani di rumah perawatan penderita kusta yang dikelola oleh komunitasnya.

Pada saat itulah, ia mulai mendapat penglihatan aneh. Pada awal usianya yang keenam belas, Juliana mendapat penglihatan yang luar biasa, ketika ia sedang berdoa.

Juliana melihat bulan purnama bersinar terang, tapi di atasnya ada titik gelap seolah-olah ada bagian yang pecah. Awalnya, ia tidak bisa memahami penglihatan itu. Semakin sering dia melihat pemandangan aneh ini, semakin besar rasa herannya.

Awalnya, ia mengira penglihatan itu berasal dari setan. Ia pun memohon bantuan Tuhan:

“Apakah ini godaan dari si Jahat?” dia bertanya dengan cemas.

Juliana berdoa dengan sungguh-sungguh, namun penglihatannya tetap ada. Di tengah air mata yang membara, gadis itu meminta Juruselamatnya yang pengasih untuk menjelaskan kepadanya apa maksudnya.

Menurut kisah tersebut, Yesus menanggapi permintaan Juliana dan memberi tahu dia apa yang seharusnya dilambangkan oleh penglihatan itu. Akhirnya Yesus mengatakan kepadanya, “Bulan melambangkan tahun Gerejawi. Bintik gelap di permukaannya yang bersinar berarti masih ada satu pesta yang terlewat. Adalah kehendak-Ku agar sebuah perayaan besar diadakan untuk menghormati Tubuh Kudus-Ku. Kamis Putih lebih merupakan hari duka daripada hari sukacita. Sekarang pergilah dan umumkan hal itu kepada dunia.”

Biarawati yang rendah hati itu enggan melakukan tugas seperti itu dan berkata demikian kepada Tuhan kita, “Tuhan,” dia berkata, “Saya hanyalah seorang gadis sederhana dan saya sama sekali tidak layak. Jadi tolong percayakan pekerjaan ini kepada para imam yang suci dan terpelajar.”

Awalnya, Juliana tidak memberi tahu siapa pun, namun seiring berjalannya waktu, dia mengungkapkan penglihatannya kepada beberapa orang dan kemudian laporan tersebut sampai ke Paus sendiri. Perayaan tersebut kemungkinan besar tidak akan ada jika bukan karena kekudusan St Juliana dan keterbukaannya untuk menerima firman Tuhan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version