PENAKATOLIK.COM, LANDAK- Dalam senandung angin yang melambai lembut di langit-langit Kapel San Agustin, cerita-cerita masa lalu mengalun indah, mengisi ruang-ruang yang dipenuhi cahaya kerinduan akan keagungan dan ketulusan. Sebuah perayaan yang istimewa menyapa jiwa-jiwa yang haus akan kebenaran, merayakan cinta suci yang terukir abadi dalam kenangan.
Tepat di Ngabang Kabupaten Landak, dalam rangka merayakan pesta dan memperingati 200 tahun beatifikasi Beata Imelda Lambertini, Kongregasi Suster-Suster Dominikan dari Beata Imelda menggelar perayaan istimewa di Kapel San Agustin. Acara yang berlangsung pada tanggal 13 Mei 2024 ini dihadiri oleh mahasiswa San Agustin, khususnya kelompok pemuda Dominikan atau Dominican Youth.
Pesta yang meriah menggelombang di lautan waktu, mengingatkan akan pesona seabad dua lalu yang kembali hidup dalam ingatan. Di bawah langit yang dipenuhi berjuta bintang, Kongregasi Suster-Suster Dominikan dari Beata Imelda mengundang untuk menari dalam alunan riang yang memperingati 200 tahun beatifikasi sang Beata, Imelda Lambertini.
Dalam kemuliaan kapel yang teguh berdiri, menjadi saksi bisu akan perayaan sakral yang diliputi oleh rindu dan pengabdian.
Sudut-sudut hati dan kenangan indah
Perayaan dimulai dengan menceritakan kisah hidupnya Beata Imelda dan di lanjutkan dengan ibadat komuni yang dipimpin oleh Suster Charito, OP.
Suara kidung yang mengalun menyeruak dari sudut-sudut hati yang penuh pengharapan, membawa cerita-cerita tentang kehidupan yang tulus dan dedikasi yang tiada tara.
Diawali dengan pengisahan perjalanan hidupnya yang diselipkan dalam benang-benang waktu, pelangi warna-warni kisah cinta kepada Ekaristi mulai menjalin kembali ingatan yang terlupakan. Dipimpin oleh tangan lembut Suster Charito, OP, ibadat komuni menjadi ritual suci yang mengalir dalam getaran cinta dan pengampunan.
Pada susana homili, Suster Charito mengingatkan para peserta akan keteladanan hidup Beata Imelda Lambertini, yang dikenal karena kecintaannya pada Ekaristi sejak usia muda. Kisah hidup Beata Imelda yang penuh devosi menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam memperkuat iman dan dedikasi kepada Tuhan.
Pada tiap hembusan napas kata-kata homili, pesan-pesan bijak melayang membangun jembatan antara masa lalu dan masa kini. Suster Charito, dengan kelembutan yang melampaui batas-batas langit, menggugah hati setiap pendengar untuk meneladani ketulusan dan kesucian hidup Beata Imelda Lambertini. Dalam tatapan yang gemuruh, inspirasi membara menjalar, menyulut api dedikasi yang tak pernah pudar.
Di ujung petang
Setelah momen sakral berlalu, beberapa jiwa muda yang bersemangat menyibak tirai kegembiraan dengan permainan quiz bee yang memukau. Dengan teknologi sebagai saksi bisu, aplikasi Kahoot menjadi panggung bagi kecerdasan dan pengetahuan tentang sosok yang menjadi cahaya dalam kegelapan. Antusiasme yang membara memenuhi ruang, menyirami benih-benih kebijaksanaan dan inspirasi yang terus bersemi.
Dan di ujung petang yang meranggas, para hadirin bersatu dalam kebersamaan, menikmati hidangan ringan sambil menyulam mimpi-mimpi indah tentang masa depan yang penuh harapan. Perayaan yang tak hanya merayakan keagungan sejarah, tetapi juga mengikat ikatan persaudaraan yang abadi di antara para suster dan pemuda Dominikan. Sebuah persembahan yang mengalun dalam nada-nada keabadian, merajut benang-benang kehidupan yang tak terlupakan di antara warna-warni kebahagiaan.
Para suster bersama Dominican Youth yang mengadakan kegiatan quiz bee menggunakan aplikasi Kahoot, dengan semangat memperkenalkan lebih jauh kisah hidup Beata Imelda kepada para peserta. Kegiatan ini berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme. Banyak peserta yang mengaku bahwa kegiatan ini sangat seru dan menambah wawasan mereka tentang sosok Beata Imelda.
By. Samuel – Pena Katolik
Sumber: Suster Charito, OP – Landak, Ngabang