Minggu, November 17, 2024
31.8 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Sabtu, 16 Maret 2024, Hari Biasa Pekan Prapaskah IV (ungu)

Bacaan I – Yer. 11:18-20

TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku.

Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: “Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!”

Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah

Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12

  • supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
  • Ya TUHAN, Allahku, jika aku berbuat ini: jika ada kecurangan di tanganku, Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.
  • Perisai bagiku adalah Allah, yang menyelamatkan orang-orang yang tulus hati; Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat. Sungguh, kembali ia mengasah pedangnya, melentur busurnya dan membidik.

Bacaan Injil – Yoh. 7:40-53

Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: “Dia ini benar-benar nabi yang akan datang.” Yang lain berkata: “Ia ini Mesias.” Tetapi yang lain lagi berkata: “Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!

Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal.”

Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak membawa-Nya?”

Jawab penjaga-penjaga itu: “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: “Adakah kamu juga disesatkan?

Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!”

Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?”

Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.” Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Santo Heribertus dari Cologne

Heribertus dari Kölnlahir di kota Worms, Jerman pada tahun 970. Ayahnya adalah seorang bangsawan kota Worms bernama Hugo.

Saat masih kecil Heribertus dititipkan ayahnya kepada Abbas Gorsse, pemimpin Biara Benediktin di Lorraine untuk dididik sesuai dengan cara hidup Kristiani.

Pendidikan dan cara hidup di biara itu berhasil menanamkan dalam batinnya hasrat yang kuat untuk menjalani hidup membiara. Namun cita-citanya itu tidak direstui oleh ayah dan sanak keluarganya.

Heribertus segera dipanggil pulang ke Istana Worms agar tidak lagi terpengaruh oleh cara hidup membiara. Namun rencana Tuhan atas dirinya tak terselami manusia.

Meskipun orangtuanya berusaha keras menghindarkan dia dari cita-cita hidup membiara itu, ia tetap menunjukkan kesalehan hidup yang mengagumkan. Melihat cara hidupnya itu, keluarganya akhirnya mengalah dan merelakan Heribertus untuk menjadi seorang biarawan benediktin.

Ia kemudian ditabhiskan menjadi imam. Oleh Raja Otto III, Heribertus diangkat menjadi penasehat pribadi baik dalam kehidupan politik maupun kehidupan rohani.

Prestasinya terus meningkat dengan pengangkatannya sebagai Vikaris Jendral Keuskupan Köln, lalu diangkat menjadi Uskup Agung Köln.

Heribertus memanfaatkan kedudukannya sebagai imam, uskup agung dan penasehat pribadi raja untuk menunjukkan cinta kasih Allah kepada orang banyak. Bersama Raja Otto III, ia mendirikan gereja dan biara di kota Deutss, didekat kota Rhein, atas tanggungan kerajaan.

Ia dengan giat merawat orang-orang sakit dan memperhatikan nasib para kaum miskin.

Doa Penutup

Ya Yesus, ajarilah aku untuk bersikap berani karena benar dan adil, berilah aku kekuatan Roh Kudus-Mu agar aku berani bersaksi dan menjadi pewarta kebenaran, keadilan, kesejahteraan, kesetaraan, perdamaian dan cinta kasih. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini