Senin, Desember 23, 2024
27.9 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Rabu, 21 Februari 2024, Hari Biasa Pekan Prapaskah I (ungu)

Bacaan I – Yun. 3:1-10

Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.”

Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.”

Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.

Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.

Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.”

Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Mzm. 51:3-4,12-13,18-19

  • Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
  • Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
  • Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
  • Lakukanlah kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hati-Mu bangunkanlah tembok-tembok Yerusalem! Maka Engkau akan berkenan kepada korban yang benar, korban bakaran dan korban yang terbakar seluruhnya; maka orang akan mengorbankan lembu jantan di atas mezbah-Mu.

Bacaan Injil – Luk. 11:29-32.

Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.

Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.

Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!

Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Santa Irene, Pengaku Iman

Irene adalah seorang puteri berkebangsaan Romawi yang hidup pada permulaan abad ke-4. Ia menikah dengan Kastullus dan dikarunia beberapa anak. Pada masa pemerintahan Kaisar Maksimianus, Kastullus dibunuh karena mengijinkan pertemuan umat Kristen dirumahnya. Irene sendiri bersama kedua orang anaknya ditangkap dan ditawan. Kedua anaknya meninggal di penjara karena wabah Malaria.

Ketika Maxentius berhasil merebut kekuasaan dari ayahnya, Irene di bebaskan. Tetapi Maxentius dibenci karena tindakannya yang sewenang  wenang dan tidak adil. Irene terus saja ditimpa ketidakadilan. Ketika Valeria, gadis keponakan Irene, dipinang oleh putera bendaharawan Negara, seorang pemboros dan pemabuk, Irene dengan tegas menolak lamaran tersebut. Ibu Valeria telah meninggal dunia sebagai korban kebenaran sedang ayahnya ditawan karena imannya. Karenanya, Irene bertindak sebagai pengasuh dan pembela Valeria dan menolak bahkan mengusir dengan tegas pesuruh yang datang melamar Valeria.

Karena penolakan ini, Irene diseret ke hadapan pengadilan kota untuk diadili. Disini dengan berani Irene menjawab setiap pertanyaan hakim. Dia bahkan menantang hakim dengan berkata: Mengapa saya dihadapkan kesini? Belum cukupkah penghinaan terhadap keluargaku? Kami ditangkap dan ditahan. Ibu Valeria di bunuh, juga ayahnya. Semuanya karena nafsu dan dendam.

Dan sekarang apakah Valeria lagi yang akan disiksa karena menolak keinginan pemboros dan pemabuk itu? Tidak! Selama aku masih hidup, sekali kali hal ini tidak akan terjadi. Bendaharawan itu mengenal baik siapa Irene. Ia tahu bahwa Irene adalah isteri Kastullus yang telah dihukum mati, dan ibu Kandidus, perwira militer Kaisar Konstatinus yang bermusuhan dengan Kaisar Romawi. Sebab itu tanpa pikir panjang ia menyuruh mengikat Irene dan menyeretnya ke dalam penjara.

Sementara itu, rakyat tidak tahan lagi dengan pemerintahan Maxentius yang sewenang wenang itu. Rakyat mulai menyusun rencana untuk menggulingkan dia. Diam diam mereka mengutus beberapa orang untuk meminta bantuan kepada Kaisar Konstantianus yang adil dan bijaksana. Kaisar Konstantianus menyambut permohonan itu dan segera melancarkan serangan untuk menggulingkan Maxentius. Maxentius lari dan menenggelamkan diri ke sungai Tiber.

Semua tawanan dibebaskan, termasuk Irene. Ia bebas dari rencana pembunuhan ngeri atas dirinya pada hari pelantikan Maxentius sebagai Kaisar. Kandidus, anak Irene yang ikut dalam serangan melawan Maxentius, kembali bersama ibunya ke rumah. Selanjutnya Irene mengabdikan diri pada kepentingan orang  orang yang mengalami penderitaan.

Doa Penutup Ya Yesus, teguhkanlah imanku kepada-MU. Aku harapkan keterlibatan-MU dalam setiap permasalahan hidup yang aku hadapi. Berilah aku agar tetap rendah hati, lemah lembut dan murah hati seperti Hati-Mu. Ekau adalah segalanya bagiku. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini