29.5 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Apa itu Septuaginta dan Mengapa Penting bagi Gereja?

BERITA LAIN

More

    JAKARTA, Pena Katolik – Terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani memiliki sejarah yang unik dan sangat disukai oleh umat Kristen awal. Kira-kira 200 tahun sebelum kelahiran Yesus, terjemahan Kitab Suci Ibrani dalam bahasa Yunani dikembangkan dan diterima secara luas sebagai terjemahan yang sah.

    Raja Ptolemeus II dari Mesir mendirikan perpustakaan besar di Aleksandria. Namun, Kitab Suci itu belum lengkap, dan ia ingin salinan Kitab Suci Ibrani di dalamnya. Ptolemy kemudian mengirimkan perwakilannya ke Yerusalem. Ia mengundang para tetua Yahudi untuk mempersiapkan terjemahan teks Yunani yang baru. Gayung bersambut, sebanyak 72 tua-tua, yang mana enam dari masing-masing 12 suku Israel tiba di Mesir. Mereka memenuhi permintaan tersebut.

    Di pulau terpencil Pharos, dalam waktu 72 hari, pekerjaan mereka untuk melengkapi Kitab Suci dengan terjemahan Bahasa Ibrani selesai. Raja Ptolemeus senang dengan hasilnya dan menempatkannya terjemahan baru ini di perpustakaannya.

    Kisah lain mengatakan bahwa semua penerjemah ditempatkan di ruangan terpisah. Mereka disuruh membuat teks mereka sendiri-sendiri. Ketika tugas tersebut selesai, para penerjemah membandingkan semuanya dan ditemukan bahwa masing-masing secara ajaib identik satu sama lain.

    Hasil dari proses yang terkahir ini kemudian dikenal sebagai Septuaginta (dari kata Yunani yang berarti 70). Terjemahan Kitab Suci ini seketika menjadi sangat populer di kalangan Yahudi berbahasa Yunani selama abad-abad berikutnya. Selanjutnya, banyak di antara orang-orang Yahudi ini masuk Kristen. Sebagai hasilnya, Septuaginta menjadi sumber utama bagi para penulis Injil dan banyak orang Kristen awal. Beberapa abad kemudian ketika merumuskan kanon resmi Kitab Suci, Gereja Katolik mengandalkan Septuaginta untuk menentukan kitab mana yang harus dipertahankan.

    Meskipun kisah pembentukan Septuaginta di atas dianggap oleh para sarjana Alkitab modern sebagai legenda tanpa dasar sejarah yang nyata, lokasi dan jangka waktu terjemahannya secara umum dianggap benar. Apa pun asal usul teks Yunaninya, karakter kunonya masih sangat dihargai, dan para penerjemah Alkitab sering kali membaca Septuaginta untuk lebih memahami bagian tertentu. (AES)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI