Kamis, November 14, 2024
32 C
Jakarta

Katedral: Makna, Arti, dan Fungsi

Foto – Katedral Keuskupan Agung Manila

Katedral adalah gereja yang berisi cathedra (Latin: ‘kursi’) uskup, atau kursi sebagai lambang kepemimpinan seorang uskup. Dengan demikian, katedral berfungsi sebagai gereja pusat dari suatu keuskupan.

Bangunan gereja yang mewujudkan fungsi katedral pertama kali muncul di Italia, Gaul, Spanyol, dan Afrika Utara pada abad ke-4. Istilah ini baru sepenuhnya diadopsi dalam Gereja Katolik universal sampai abad ke-12. Pada saat ini, Gereja Katolik telah mengembangkan bentuk arsitektur, struktur kelembagaan, dan hukum yang berbeda mulai dari paroki, monastic (pertapaan), dan tempat tinggal episkopal.

Sejak abad ke-16 dan seterusnya, tetapi terutama sejak abad ke-19, gereja-gereja yang Eropa Barat telah menjalankan program-program kegiatan misionaris yang mengarah pada pendirian sejumlah besar keuskupan baru. Tentu, pembentukan ini diikuti pendirian katedral di berbagai daerah di Asia, Afrika, Australia, Oseania, dan Amerika.

Katedral Katolik

Dalam tradisi Katolik atau Katolik Roma, istilah katedral berlaku untuk gereja yang di sana diletakkan takhta uskup. Gereja biara atau gereja dalam biara territorial (yaitu menampung kursi kepala biara), tetapi tidak memperoleh gelar katedral.

Dalam Katolik, selain katedral utama, ada beberapa katedral lain yang dapat detapkan oleh uskup setempat. Pro-katedral adalah paroki atau gereja lain yang digunakan sementara sebagai katedral, biasanya ketika katedral keuskupan sedang dibangun, direnovasi, atau diperbaiki. Penunjukan ini hanya berlaku selama penggunaan sementara berlanjut.

Co-katedral adalah katedral kedua di keuskupan yang memiliki dua tahta. Penetapan Co-Katedral ini dapat terjadi saat penggabungan dua bekas keuskupan, persiapan untuk memecah keuskupan, atau kebutuhan untuk melakukan fungsi katedral di lokasi kedua karena perluasan wilayah keuskupan. Proto-katedral (Latin: ’katedral pertama’) adalah bekas katedral karena takhta uskup yang dipindahkan.

Istilah katedral sebenarnya tidak memiliki implikasi untuk ukuran atau hiasan tertentu. Meski demikian, banyak katedral dibangun dengan arsitektur yang megah dan mengesankan. Hal ini karena sebuah perayaan tingkat keuskupan umumnya menuntut kapasitas bangunan yang yang lebih besar. Karena pengertian ini, istilah katedral sering digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk gereja-gereja besar. (Antonius E. Sugiyanto)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini