29.5 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Bacaan dan Renungan Senin, 11 Desember 2023, Minggu Adven II (ungu)

BERITA LAIN

More

    Bacaan Pertama – Yesaya 35:1-10

    Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorai dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai.

    Kemuliaan Libanon, semarak Karmel dan Saron akan diberikan kepadanya; Orang akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita. Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.

    Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati, “Kuatkanlah hatimu, jangan takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan kalian!” Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.

    Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang yang hangat akan menjadi kolam dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.

    Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebut Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.

    Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Syukur Kepada Allah.

    Mazmur Tanggapan – Mzm. 85:9ab-10.11-12.13-14

    Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.

    • Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
    • Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
    • Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

    Bait Pengantar Injil – Yesaya 33:22

    Ref. Alleluya.

    Lihat, raja kita, Tuhan semesta alam, datang!

    Bacaan Injil – Lukas 5:17-26

    Pada suatu hari, ketika Yesus sedang mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem.

    Kuasa Tuhan menyertai Yesus, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Maka datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur. Mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.

    Tetapi karena banyaknya orang di situ, mereka tidak dapat membawa masuk. Maka mereka naik ke atap rumah dan membongkar atap itu. Kemudian mereka menurunkan si lumpuh ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia, “Hai Saudara, dosamu sudah diampuni.”

    Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hati, “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?” Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu Ia berkata kepada mereka, “Apa yang kalian pikirkan dalam hati?

    Manakah lebih mudah mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah’? Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.”

    Lalu Yesus berkata kepada si lumpuh, “Aku berkata kepadamu: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumah!” Seketika itu juga bangunlah orang itu di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.

    Semua orang takjub, lalu memuliakan Allah. Mereka amat takut dan berkata, “Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.”

    Demikianlah Sabda Tuhan.

    U. Terpujilah Kristus.

    Santo Damasus, Paus dan Pengaku Iman

    Sebelum Yesus kembali kepada BapaNya, Ia bersabda: “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat 28:20) Betullah janji Yesus ini dialami Paus Damasus ketika ia dipilih menjadi Paus pada tanggal 1 Oktober 366, menggantikan Paus Liberius (352-366). Pada masa itu bidaah Arianisme dan bidaah-bidaah lainnya berkembang pesat di mana-mana, dan berhasil mempengaruhi sejumlah besar uskup, imam dan umat Kristen. Terpilihnya Damasus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Kristus sungguh tepat dengan situasi dan gejolak zaman saat itu.

    Damasus terkenal cakap dan suci. Ia anak seorang imam Spanyol di Roma. Kemungkinan besar pada waktu itu Damasus berkarya sebagai diakon di wilayah gereja ayahnya sebelum ia diangkat menjadi Paus. Ia menyuruh Santo Hieronimus, sekretarisnya, untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Latin. Ia dengan gigih membela primat Paus dalam masalah-masalah Gerejawi. Selama pontifikatnya, katakombe-katakombe dibuka kembali dan para peziarah di sana dibesarkan hatinya.

    Damasus menentang habis-habisdn tuntutan-tuntutan Ursinus, pendukung ulung Arianisme. Situasi pertikaian semakin menjadi runyam oleh kenyataan bahwa Damasus didukung oleh Feliks II – Paus tandingan pada masa kepemimpinan Paus Liberius – dan Kaisar Valentianus mengasingkan Ursinus dan para pengikutnya.

    Usaha-usaha dari Ursinus dan pengikut-pengikutnya untuk menjelek-jelekkan ketenaran dan nama baik Damasus dibantah habis-habisan ketika suatu sinode yang diselenggarakan di Aquileia pada tahun 381 menemukan bahwa tuduhan-tuduhan kebejatan moral terhadap Paus Damasus sama sekali tidak beralasan.

    Damasus menghukum doktrin-doktrin berikut: Arianisme yang menyangkal keilahian Kristus; Apollinarianisme yang menyangkal tidak hanya keilahian Kristus tetapi juga kemanusiaanNya; dan Macedonianisme, yang menyatakan bahwa Roh Kudus lebih rendah derajadNya daripada Putera. Dalam menghukum ajaran-ajaran ini, Paus Damasus bertindak dengan bijaksana sesuai dengan keputusan-keputusan yang dihasilkan oleh Konsili Konstantinopel pertama pada tahun 381. Priscillian, seorang heretik asal Spanyol yang menganut paham Manicheisme juga dihukum oleh Paus Damasus.

    Dalam semua pertikaian ini, Damasus menuntut suatu pengakuan akan primat Uskup Roma dalam masalah-masalah Gerejawi. Sebagai salah satu hasilnya, beberapa sejarawan menjuluki, Damasus sebagai pengasal klaim/tuntutan Paus akan supremasi di dalam Gereja. Ia secara konsekuen bertindak sebagai pemimpin Gereja sesuai apa yang dikatakannya. Kesaksian hidup itu sungguh memperkokoh posisi Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Kristus di dunia.

    Damasus tidak tanggung-tanggung di dalam usahanya untuk mempertinggi wibawa dan memperluas pengaruh Gereja. Ia tidak ingin kalau pelayan-pelayan umat bertindak tidak sesuai dengan martabatnya. Ia tidak ingin kalau mereka tidak memperhatikan kaum miskin. Oleh karena itu, ia bekerja sama secara erat dengan Kaisar Valentinianus untuk melarang rohaniwan-rohaniwan mengorbankan para janda dan anak-anak yatim-piatu. Damasus dianggap sebagai Paus, pertama yang mempekerjakan seorang delegatus apostolik di suatu wilayah yang berada di dalam kancah pertikaian.

    Ia menunjuk Aschollius, Uskup Tesalonika, untuk tetap memangku yurisdiksi religius Roma di Ilyricum ketika wilayah itu berada di bawah pengaruh politik Konstantinopel. Kaisar Valentinianus menerbitkan satu edikta yang menyetujui yurisdiksi Uskup Roma atas semua kasus menyangkut Gereja.

    Paus Damasus, seorang ahli Ilmu Ketuhanan dan Kitab Suci, serta mahir pula dalam Kesusastraan Latin dan Kebudayaan. Dalam masa pontifikatnya, ada juga bapa-bapa Gereja yang terkenal seperti Santo Anastasius, Ambrosius, Gregorius dari Nyssa, Basilius, Hieronimus, dan Gregorius dari Nazianz. Damasus bersama Santo Hieronimus, sekretarisnya, mengusahakan suatu kanon Kitab Suci yang mendaftarkan buku-buku Kitab Suci. Kanon Kitab Suci itu diterima dalam Konsili Roma pada tahun 382. Kemungkinan kanon Kitab Suci itulah warisannya yang terbesar untuk generasi kemudian.

    Sebelum kematiannya pada tahun 384, ia meminta agar jenazahnya tidak dimakamkan bersama Paus-Paus lain di pekuburan Santo Kallistus, tetapi bersama ibu dan saudarinya di sebuah gereja kecil di Via Ardeatina. Permintaannya itu benar-benar dihargai. Sekarang – demikian kata cerita – relikuinya disemayamkan di sebuah gereja kecil yang ia dirikan, yaitu gereja Santo Lorenzo di Damaso.

    Doa Penutup

    Ya Tuhan, ada kesabaran di lubuk hati kami, ada cinta di lubuk hati kami, ada harapan dalam lubuk hati kami. Semoga dalam setiap nafas kami, cinta-Mu akan selalu ada. Amin

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI