Senin, Desember 23, 2024
32 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Minggu 19 November 2023, Minggu Biasa ke-XXXIII (Hijau)

Bacaan I – Ams. 31:10-13,19-20,30-31

Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.

Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.

Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mzm. 128:1-2,3,4-5

Refren:

Berbahagialah orang yang takwa kepara Tuhan, yang hidup menutur jalan yang ditunjukka-Nya.

Mazmur (oleh pemazmur):

  1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih-payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
  2. Istrimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
  3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Alleluya (PS 955)

Aleluya, Aleluya, Aleluya

Ayat (oleh solis):

Tinggallah dalam Aku, dan Aku di dalam kamu, sabda Tuhan. Siapa saja yang tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak.

Bacaan II – 1Tes. 5:1-6

Tetapi tentang zaman dan masa, saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman?maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin?mereka pasti tidak akan luput.

Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.

Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Bacaan Injil – Mat. 25:14-30 (panjang)

“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.

Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!

Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.

Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Bacaan Injil – Mat. 25:14-15,19-21 (singkat)

“Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.

Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Kedatangan Yesus

Dalam perumpamaan ini, Tuhan Yesus menyapa kita masih tentang kedatanganNya kembali ke dunia ini. Yang mana pada perikop sebelumnya Tuhan Yesus mengumpamakan tentang gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh, bagaimana kesiapan kita dalam menantikan kedatanganNya.

Kemudian dalam nas ini Tuhan Yesus memberi perumpamaan bahwa saatnya akan tiba kita akan di perhadapkan di penghakimanNya untuk mempertanggungjawabkan segala apapun yang Tuhan percayakan pada kita di dunia ini.

Dalam nas ini, di umpamakan kedatangan Yesus kembali ke dunia ini adalah seperti seorang tuan yang bepergian ke luar negeri dan mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya.

Ada yang diberikan 5 talenta, ada yang dua talenta dan ada yang 1 talenta. Masing-masing di beri tanggungjawab sesuai dengan kesanggupannya.

Setelah lama berselang, tuan itu pulang dan melakukan perhitungan atas talenta yang di percayakan kepada hamba-hambanya itu.

Prinsip tuannya itu, bahwa dia tidak mau rugi karena kepergiannya ke luar negeri karena hartanya sudah di percayakan kepada para hambanya. Yang di percayakan 5 memperoleh laba 5 lagi, dan yang 2 memperoleh laba 2 lagi, tapi yang di beri 1 tetap kembali 1.

Dalam menjalani kehidupan ini, kita mau di ingatkan oleh nas ini bahwa kita semua adalah hamba Tuhan yang di percayakan berbagai macam talenta. Maka antara satu dengan yang lain memiliki talenta, kesempatan yang berbeda sebagaimana di katakana di ayat 15 “masing-masing menurut kesanggupannya”

Sehingga Tuhan itu bukan pilih kasih, mengapa dia begitu dan saya begini, mengapa orang sana berlebihan sementara saya berkekurangan. Namun hal yang harus kita pahami, bahwa Tuhan tidak akan memberikan kepada kita sesuatu yang tidak dapat kita pikul.

Namun kata kunci yang penting dari sini adalah bagaimana kita menjadi hamba yang setia. Bahwa kita dapat mempertanggungjawabkan apapun yang telah Tuhan titipkan pada kita kelak.

Jika lebih dalam kita mau pilah, maka ada banyak bentuk dari harta yang Tuhan titipkan pada kita di dunia ini, hidup kita, keluarga, anak, harta kekayaan, bakat, kemampuan, waktu dan lain sebagainya. Namun apapun itu bentuknya, suatu saat Tuhan akan datang kembali ke dunia ini, dan Dia akan memanggil kita melakukan perhitungan atas apa yang Tuhan titipkan pada kita.

Apakah kita:

“Hamba yang baik dan setia” atau,

“Hamba yang jahat dan malas”

Tuhan menitipkan “harta-Nya” kepada kita bukan hanya untuk di pendam untuk diri sendiri, karena itu pada dasarnya bukanlah milik kita, itu milik Tuhan. Maka akan tiba saatnya kita mempertanggungjawabkan itu semua apakah kita memperlakukan harta itu menjadi berguna bagi Tuhan.

Maka melalui nas ini, Tuhan mengingatkan kita sudah bagaimana berbagai ragam harta yang Tuhan titipkan pada kita. Tuhan tidak mau jika hartanya itu kembali begitu saja atau bahkan sudah hilang, tetapi harus menghasilkan buah. Artinya disitu, bahwa segala pemberian Tuhan pada kita harus berguna untuk kemuliaan nama Tuhan.

Jika kita setia dalam perkara kecil maka kita juga setia dalam perkara besar, jika kita setia pada Tuhan dalam dalam dunia ini maka Tuhan juga akan mempercayakan kehidupan yang kekal kepada kita. Semua yang ada pada kita merupakan talenta, pemberian Tuhan. Menerimanya berarti memiliki tanggung jawab “mengelola” supaya membuahkan hasil bagi kemuliaan Tuhan. Ini tidak selalu berupa materi.

Kemampuan menasihati misalnya, beranikah kita menasihati sesama yang kedapatan melakukan pelanggaran? Atau dengan ide yang kita miliki, beranikah kita menyumbangkan ide untuk kemajuan gereja? Jangan-jangan kita lebih suka diam, menimbun talenta itu karena takut risiko. Takut dimusuhi, atau takut repot karena harus ikut mewujudkan ide.

Talenta dipercayakan supaya kita berkarya. Jelas, kita harus mau berjerih lelah bagi Tuhan karenanya. Menanggapi talenta dengan sikap takut dan ragu hanya menunjukkan bahwa kita hamba yang meremehkan pemberian sang Tuan. Lagi pula bukankah seorang penakut tidak layak bagi Kerajaan Allah?

Doa Penutup

Ya Bapa, kami bersyukur atas berkatmu hingga kami dapat menjalani hari-hari liturgi kami. Di minggu terakhir masa bias aini, kami ingin menyadari, buah buah cinta, yang terasa biasa namun sebenarnya memiliki kedalaman Ilahi. Amin

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini