Rabu, November 27, 2024
30 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Rabu 11 Oktober 2023, Minggu Biasa XXVII, Peringatan Fakultatif Yohanes XXIII (hijau)

Bacaan I: Yun. 4:1-11

Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.

Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.”

Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.

Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.

Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.

Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: “Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.”

Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya: “Selayaknyalah aku marah sampai mati.”

Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.

Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah

Mazmur 86:3-4,5-6,9-10

  • Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
  • Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
  • Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu.
  • Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah.

Bacaan Injil – Lukas 11:1-4

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-muridnya.”

Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu.

Berilah kami setiap hari makanan yang yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Pelajaran Doa

“Tuhan, ajarilah kami berdoa!” Kata-kata ini sederhana namun sangat kuat. Banyak dari kita belajar berdoa ketika kita masih kecil. Kita belajar Salam Maria, Bapa Kami, dan doa-doa lainnya. Seiring bertambahnya usia, bentuk-bentuk doa yang berarti bagi kita sebagai anak-anak secara bertahap mungkin telah menjadi doa-doa hafalan.

Sebagai orang dewasa, kita mungkin perlu mengeksplorasi bentuk-bentuk doa lain yang mungkin dapat bermakna bagi kita pada tahap ini dalam kehidupan kita.

Kita kembali diingatkan akan tujuan dan kewajiban kita sebagai orang Katolik, yaitu sebagai orang-orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan, dan yang telah menjawab panggilan-Nya, kita masing-masing telah dijadikan anak-anak Allah.

Dan karena ini, kita masing-masing harus melakukan yang terbaik untuk menjalani kehidupan kita dengan cara yang telah Tuhan ajarkan dan tunjukkan kepada kita untuk dilakukan.

Kita semua tidak boleh berperilaku dengan cara yang akan membawa aib bagi nama Tuhan dan Gereja-Nya. Dan berdoa adalah salah satunya, karena kita diingatkan untuk tetap berhubungan dengan Tuhan Allah kita.

Seperti dalam hubungan apa pun yang kita miliki di dunia ini, kita harus memeliharanya melalui kontak dan interaksi yang terus-menerus.

Kita tidak dapat dekat dengan Tuhan kecuali jika kita benar-benar melakukan upaya sadar untuk melakukannya, dan membawa diri kita lebih dekat kepada-Nya, melalui doa dan dengan mengikuti kehendak-Nya, mematuhi Hukum dan perintah-Nya.

Tuhan telah memanggil kita semua untuk mengikuti-Nya, dan terserah pada kita untuk memperbarui hubungan kita dengan-Nya dan menyerahkan diri kita kepada-Nya, melalui upaya kita setiap saat.

Doa Penutup

Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Amin

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini