VATIKAN, Pena Katolik – Paus Fransiskus bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Vatikan yang baru diangkat, Ivan Soltanovsky pada Senin, 18 September 2023. Soltanovsky menyerahkan surat kepercayaannya kepada Paus. Perjumpaan ini terjadi beberapa hari setelah utusan kepausan Kardinal Matteo Zuppi mengunjungi Beijing, Tiongkok untuk membahas upaya mewujudkan perdamaian di Ukraina, di tengah perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.
“Suasana pertemuan itu bersahabat dan kedua orang tersebut membahas, khususnya, misi utusan khusus kepausan untuk Ukraina, Kardinal Matteo Zuppi, yang bertujuan untuk menyelesaikan sejumlah masalah kemanusiaan,” kata Soltanovsky kepada kantor berita resmi Rusia, Tass News Agency.
Misi Vatikan Mulai Membuahkan Hasil
Kardinal Zuppi telah melakukan beberapa kunjungan diplomatik ke seluruh dunia untuk mempromosikan perdamaian antara Rusia dan Ukraina, termasuk singgah di Kyiv, Moskow, dan Washington, D.C. Kardinal Zuppi memiliki hubungan yang kuat dengan Sant’Egidio, asosiasi awam Katolik yang telah terlibat dalam negosiasi perdamaian di banyak negara. Namun, misi Kardinal Zuppi tidak menjadikan mediasi sebagai tujuan langsungnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada 15 September bahwa “utusan Vatikan [Kardinal Zuppi] akan datang lagi” dan Moskow akan “menyambutnya.” Vatikan belum mengonfirmasi kunjungan Zuppi.
Paus Fransiskus sebelumnya juga bertemu dengan Duta Besar Rusia, Aleksandr Avdeyev ketika Paus melakukan kunjungan yang tidak biasa ke kedutaan Rusia pada 25 Februari 2022, sehari setelah invasi besar-besaran Rusia dimulai. Vatikan mengatakan, Paus pergi ke kedutaan untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap perang ini.
Pada bulan September 2022, Paus Fransiskus mengatakan keterlibatannya pada pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina. Lobi ini melibatkan perjumpaan Paus dengab Avdeyev. Saat itu, Paus melihat kemungkinan apakah sesuatu dapat dilakukan, termasuk untuk mempercepat pertukaran tahanan.
Paus Fransiskus telah mengecam perang tersebut dan menyerukan perdamaian di Ukraina dalam beberapa kesempatan, namun ia juga kadang-kadang menerima kritik dari masyarakat Ukraina atas cara dia mengekspresikan diri. Lewat langkah-langkahnya, Paus ingin menjadi pihak yang berada di tengah, ia tidak ingin dinilai berada di salah satu sisi. Paus konsisten dalam menyerukan perdamaian.
Pada bulan Agustus, Vatikan mengklarifikasi bahwa Paus tidak bermaksud mengagung-agungkan imperialisme Rusia. Hal ini menyusul konferensi video Paus dalam pertemuan Pemuda Katolik Rusia pada 25 Agustus 2023.
Paus Fransiskus merujuk pada “Ibu Pertiwi Rusia” dan memuji Rusia Raya pada masa Peter I, Catherine II, kerajaan besar yang tercerahkan. Presiden Vladimir Putin sebelumnya membandingkan dirinya dengan Tsar Peter Agung pada abad ke-18 dalam membenarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.
Kedutaan Vatikan di Kyiv mengklarifikasi bahwa kata-kata Paus harus dipahami dalam konteks Paus Fransiskus sebagai penentang dan pengkritik keras segala bentuk imperialisme atau kolonialisme di semua bangsa dan situasi.
Rusia dan Tahta Suci memulihkan hubungan diplomatik penuh pada tahun 2010 setelah mempertahankan hubungan diplomatik terbatas sejak tahun 1990.