Kamis, Desember 26, 2024
28.2 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Jumat 1 September 2023; Pekan Biasa XXI (Hijau)

Bacaan I – Tesalonika 4:1-8

“Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus.”

Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian: Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.

Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan.

Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu.

Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan – Mzm. 97:1-2b.5-6.10.11-12

Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar

  • Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
  • Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
  • Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
  • Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil – Lukas 21:36

Ref. Alleluya.

Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.

Bacaan Injil – Matius 25:1-13

“Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!”

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.

Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.

Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian.

Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah.

Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Gadis Bijaksana

Yesus menyiapkan para murid-Nya untuk mengerti dan memiliki semangat menanti setiap saat, untuk berjaga-jaga atau bersiap siaga menanti kedatangan Anak Manusia. Ia memberi perumpamaan supaya orang selalu bijaksana dalam menanti kedatangan Tuhan. Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin.

Ada lima gadis yang bijaksana dan lima yang lainnya bodoh. Gadis-gadis yang bijaksana membawa pelita dan minyak sedangkan gadis-gadis bodoh hanya membawa pelita tanpa minyak di dalam buli-bulinya.

Pengantin terlalu lama di tempat pesta dan tidak diketahui kapan tepatnya ia kembali ke rumah sehingga kesepuluh gadis itu tertidur. Sambil menikmati istirahat malam, terdengarlah suara berseru, “Pengantin datang dan sambutlah dia”. Kesepuluh gadis itu terbangun.

Lima gadis bijaksana menyalakan pelita sedangkan kelima gadis bodoh dan sudah ketiduran menyalakan pelita tetapi sia-sia karena tanpa minyak. Mereka meminta kepada kelima rekan yang bijaksana tetapi tidak diberikan, mereka keluar dan membelinya tetapi terlambat dan pintu rumah ditutup.

Tuan rumah berkata kepada gadis-gadis yang bodoh, “Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian”. Hal kedatangan Anak Manusia untuk mengadili orang yang hidup dan mati pada akhir zaman tidak diketahui dengan pasti.

Oleh karena itu orang harus berjaga-jaga, bersiap siaga dan bijaksana di dalam hidupnya. Setiap orang hendaknya bijaksana dan pelitanya hendaknya tetap menyala.

Setiap orang mesti setia dalam hidupnya artinya ia hidup bijaksana. Orang yang tidak setia dalam hidupnya, ia juga tentu tidak bijaksana atau bodoh.

Orang yang bijaksana adalah orang yang mendengar Sabda dan melakukannya di dalam hidup. Orang bodoh atau tidak bijaksana adalah orang yang mendengar Sabda tetapi tidak melakukannya di dalam hidup.

Orang yang bodoh karena nyala pelitanya padam ini akan tetap dalam kegelapan dan Tuhan akan berkata kepadanya, “Aku tidak mengenal engkau”. Apa yang harus dilakukan supaya dalam masa penantian ini orang tetap hidup bijaksana atau hidup dalam terang? Yesus yang diwartakan dalam Injil adalah Dia yang tersalib.

Salib adalah kebodohan bagi mereka yang merasa bijaksana secara manusiawi dan akan binasa tetapi bagi orang yang dianggap bodoh oleh manusia, salib adalah kekuatan Allah.

Maka hal yang terpenting di sini adalah orang perlu memiliki kebijaksanaan dari Tuhan bukan dari manusia.

Orang yang bijaksana dari Tuhan akan merendahkan dirinya dan siap memikul salib seperti Yesus sendiri. Orang yang bijaksana dari dirinya sebagai manusia, dia akan menyombongkan dirinya dan tidak akan menerima salib.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa makna salib bagi para pengikut Kristus? Salib bukan hanya sebuah simbol berupa palang kayu yang kasar. Salib adalah segala duka dan kecemasan, segala penderitaan yang dialami setiap pribadi supaya pribadi lain menjadi bahagia.

Orang yang bijaksana adalah orang yang siap memikul salib, menderita dan berkorban supaya sesamana menjadi baik dan bahagia. Yesus berkata, “Barangsiapa mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri dan memikul salibnya hari demi hari.” (Mat 16:24). Apakah anda dan saya siap memikul salib sebagai kekuatan dari Allah?

Doa Penutup

Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik. Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini