Rabu, Desember 25, 2024
29 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Rabu 2 Agustus 2023; Peringatan Wajib St. Alfonsus Maria de Liguori (Putih)

Bacaan I – Keluaran 34:29-35

“Melihat wajah Musa, orang-orang Israel takut mendekat.”

Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dengan membawa kedua loh hukum Allah, ia tidak tahu bahwa kulit wajahnya bercahaya kareana ia telah berbicara kepada Tuhan. Dan ketika Harun dan semua orang Israel melihat Musa, tampaklah kulit wajahnya bercahaya.

Maka mereka takut mendapati dia. Tetapi Musa memanggil mereka. Lalu Harun dan para pemimpin jemaah datang kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. Sesudah itu mendekatlah semua orang Israel lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan Tuhan kepadanya di atas Gunung Sinai.

Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah wajahnya. Tetapi apabila Musa masuk menghadap Tuhan untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar.

Dan apabila keluar, ia menyampaikan kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya. Apabila orang Israel melihat bahwa kulit wajah Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi wajahnya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan Tuhan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 99:5.6.7.9

Ref. Kuduslah Tuhan, Allah kita.

  • Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
  • Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
  • Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
  • Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil 1 Yohanes 2:5

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil Matius 13:44-46

“Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu.”

Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Keinginan Hidup

Apakah yang paling kita inginkan di dalam kehidupan kita? Apa pun itu, kita akan mengorbankan hal lain yang telah kita miliki demi mendapatkan apa yang paling kita inginkan itu. Seorang yang menemukan harta terpendam pasti telah bekerja untuk menggali harta yang dia temukan itu. Demikian juga tentang Kerajaan Surga.

Tuhan Yesus sedang menjelaskan mengenai reaksi orang-orang setelah mengetahui apa yang Allah sedang kerjakan untuk menyatakan Kerajaan Surga di dunia ini. Apakah yang sedang Allah kerjakan? Allah sedang menyatakan Sang Raja dari Kerajaan Surga! Dia sedang menyatakan hal paling penting dalam Kerajaan-Nya.

Tetapi reaksi orang-orang begitu beragam karena begitu sedikit yang menyadari apa yang sedang Yesus lakukan. Yesus sedang menyatakan diri-Nya dan mengajak orang-orang untuk sungguh-sungguh menaati Dia dan mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, pikiran. Tidak semua bereaksi dengan tepat.

Tetapi di dalam Kristus ada hidup yang jauh lebih limpah dan penuh kepuasan daripada di dalam cara dunia ini. Jika saja kita semua menyadari hal ini, maka kita rela kehilangan cara hidup yang sempit dan tidak pernah puas untuk memperoleh hidup yang penuh dengan kelimpahan.

Hal yang sama diulangi Yesus melalui perumpamaan yang berikut. Kerajaan Surga seperti orang yang mencari mutiara yang indah. Begitu besarnya keinginan dia akan mutiara itu, sehingga dia mengorbankan semua yang dia miliki untuk memperoleh mutiara itu.

Mutiara itu menuntut harga seluruh hartanya. Perhatikan kalimat “Ia pun pergi menjual seluruh miliknya.” Ini merupakan ciri khas dari catatan Injil Matius tentang panggilan Yesus. Mau mengikut Dia? Kesenangan, gairah, sukacita, kegembiraan di dalam mengikuti Dia membuat kita rela meninggalkan segala sesuatu. Para murid meninggalkan jala mereka untuk mengikut Yesus (Mat. 4:20).

Yakobus dan Yohanes meninggalkan perahu mereka dan ayah mereka (kemungkinan ayah mereka termasuk orang kaya) untuk mengikut Yesus (Mat. 4:22). Orang yang berbahagia adalah orang-orang yang kehilangan hal-hal yang seharusnya sangat perlu untuk membuat hidup menjadi bahagia (Mat. 5:3-12).

Jangan kumpulkan harta di dunia dan jangan memusingkan tentang pakaian (Mat. 6:19, 25) karena harta di surga dan Kerajaan Allah lebih penting dari itu semua. Mengikut Yesus berarti meninggalkan kenyamanan tempat berbaring (Mat. 8:20), dan mengikut Yesus berarti meninggalkan semua hal lain, bahkan termasuk meninggalkan hak untuk berdukacita karena kehilangan seorang ayah (Mat. 8:21-22). Mengikut Yesus berarti meninggalkan relasi yang paling dekat sekalipun (Mat. 10:37).

Mengikut Yesus berarti meninggalkan kecintaan terhadap hidup kita sendiri (Mat. 10:39). Mengikut Yesus adalah hal yang begitu indah, lebih indah dari hal-hal terbaik dalam hidup. Bahkan nyawa kita sendiri pun menjadi tidak berharga dibandingkan dengan mengikut Yesus.

Tetapi Yesus adalah teladan sejati di dalam segala sesuatu. Murid-murid meninggalkan perahu dan rumah ayah mereka. Tuhan Yesus meninggalkan surga dan Bapa-Nya yang di surga. Tuhan Yesus rela kehilangan penghormatan para malaikat dan kemuliaan yang membuat semua makhluk sembah sujud pada-Nya dan memperoleh penghinaan dan aniaya di dunia ini.

Tuhan Yesus meninggalkan “harta surgawi”-Nya untuk memperoleh “harta duniawi”, yaitu umat pilihan Bapa-Nya yang di surga. Tuhan Yesus tidak mengenal kenyamanan tempat berbaring karena serigala mempunyai lubang dan burung mempunyai sarang, tetapi Dia sendiri tidak memiliki hak itu di dunia ini.

Tuhan Yesus lebih menghabiskan waktu untuk semua yang mengikut Dia daripada untuk ibu dan saudara-saudara-Nya sendiri (Mat. 12:47-49). Dan terakhir, Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib! Dialah teladan sejati! Adakah kita merasa tuntutan-Nya terlalu besar dan terlalu berat?

Ketahuilah bahwa apa yang Dia sudah kerjakan melampaui apa yang Dia tuntut. Dia mengerjakan sangat banyak, terlalu banyak, jika dibandingkan dengan apa yang Dia tuntut. Masihkah kita menghina Dia dengan mengabaikan semua tuntutan-Nya untuk mengutamakan Dia?

Itulah sebabnya perumpamaan ini mengatakan bahwa mereka yang mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh, dengan rela, dengan meninggalkan segala sesuatu, berbahagialah mereka.

Karena mereka seperti orang yang menemukan harta yang tersembunyi. Tidak ada orang yang mengetahuinya.

Orang mungkin menertawakan dia yang menjual seluruh harta untuk membeli ladang. Tetapi orang yang membeli ladang itu hanya tertawa dalam hatinya, menertawakan kebodohan orang-orang yang menertawakan dia.

Kita semua adalah pengikut Yesus. Sudahkah kita “menjual seluruh milik kita”? Sudahkah hati kita bebas dari kesukaan akan dunia ini yang melampaui kasih kita kepada Yesus? Jika kita masih mengasihi hal-hal lain lebih daripada mengasihi Yesus, mari renungkan kembali perumpamaan ini!

Jika kita menemukan harta terpendam di dalam sebuah ladang, yang berkali-kali lipat nilainya dibandingkan dengan ladang itu, apakah yang kita rela korbankan untuk memperoleh ladang itu?

Kita akan mengorbankan seluruh harta kita jika perlu, karena kita tahu bahwa apa yang terkandung di dalamnya jauh lebih bernilai lagi. Pengorbanan kita menjadi tidak berarti karena segera tertutup oleh keuntungan yang jauh lebih besar.

Demikian juga dalam mengikut Yesus. Apa yang kita tinggalkan pasti akan tertutup dengan bahagia lebih besar karena Kristus lebih besar dari segala sesuatu.

Jika Kristus lebih besar dari segala sesuatu di dalam hidup kita, maka apa pun yang kita korbankan untuk Kristus sebenarnya tidak membawa kita ke dalam kerugian apa pun. Karena apa yang kita peroleh di dalam Dia jauh lebih besar daripada apa yang kita lepaskan.

Doa Penutup

Allah Bapa tujuan hidup kami, Engkau selalu mendampingi perjalanan para leluhur dengan memberikan awan pada siang hari dan tugu api pada malam hari. Kami mohon, jangan sampai kami ditinggalkan penyelenggaraan-Mu yang penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini