LANDAK, Pena Katolik – Pada hari Sabtu 1 Juli 2023, bertepatan dengan hari Pesta Darah Mulia Yesus, Keluarga Besar Kongregasi Pasionis Provinsi Maria Ratu Damai Indonesia bersukacita atas terlaksananya Kaul Kekal 8 saudara. Misa syukur dilaksanakan di Gereja Paroki St. Paulus dari Salib – Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Mereka yang melaksanakan kaul terdiri dari tujuh frater dan satu bruder.
Mereka yang melaksanakan kaul yaitu:
- Bruder Leonsius Bainardi, CP
- Frater Atnasius Agu, CP
- Frater Tarsisius Taruki, CP
- Frater Kristianus Theo, CP
- Frater Fransiskus Emanuel, CP
- Frater Dismas Kwirinus, CP
- Frater Valens Viktori Bain Wokal, CP
- Frater Krisantus Murdiono, CP
Kegiatan dihadiri oleh 20 orang pastor yang terdiri dari 17 orang pastor pasionis, dua orang pastor Ordo Dominikan, dan satu orang pastor Kongregasi Misi. Hadir juga para frater, bruder, suster, kerabat, dan umat dari paroki St. Paulus dari Salib Mandor.
Peristiwa yang penuh rahmat itu menjadi wujud komitmen delapan saudara Pasionis untuk selamanya menjadi seorang Pasionis melalui pengikraran profesi kaul kekal mereka. Upacara pengikraran kaul dilaksanakan setelah homili dari pastor Sabinus Lohin, CP yang saat itu memimpin misa. Upacara diawali dengan pemanggilan nama-nama calon oleh saksi, untuk kemudian dijawab oleh calon yang melaksanakan kaul sambil berdiri dari tempat duduknya masing-masing.
Imam Selebran menanyai mereka, “Para frater/bruder yang terkasih, minta apa kepada Tuhan dan Gereja Suci?”, dan mereka menjawab dengan serempak bahwa mereka meminta kurnia kesetiaan dalam mengabdi kepada Allah dan keluarga Pasionis sampai mati.
Pastor Sabinus menyatakan bahwa para calon telah mati bagi dosa dan hidup bagi Allah oleh Rahmat Pembaptisan. Dalam kaul yang mereka ikrarkan, para calon memantapkan diri mereka untuk menjalankan hidup dalam kemiskinan, ketaatan, dan kemurnian selama-lamanya, sebagaimana yang telah dijalankan oleh Kristus sendiri.
Seturut tradisi profesi kebiaraan keluarga Pasionis, mereka yang berkaul menerima salib dan mahkota duri. Selebran meletakkan salib di pundak dan memasang mahkota duri di kepala frater dan bruder yang telah mengikrarkan kaul kekal. Yubilaris secara bergiliran menerima salib dan mahkota duri kemudian membentuk barisan untuk persiapan perarakan.
Perarakan dimulai dan berakhir di depan altar. Seusai perarakan, selebran dibantu oleh imam pendamping melepaskan kembali salib dan mahkota duri dari masing-masing yubilaris. Perayaan misa yang penuh hikmat tersebut diakhiri dengan sesi foto bersama para imam dan keluarga dari masing-masing yubilaris. (Romanus)