Senin, Desember 23, 2024
26.1 C
Jakarta

Bacaan Liturgi Katolik Rabu 5 Juli 2023; Pekan Biasa ke-XIII (Hijau)

Bacaan I – Kejadian 21:5.8-20

“Ismael tak mungkin menjadi ahli waris bersama dengan anakku Ishak.”

Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya lahir baginya. Ketika Ishak bertambah besar, pada hari ia disapih, Abraham mengadakan perjamuan besar. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa Ismael, anak yang dilahirkan Hagar, wanita Mesir itu, bagi Abraham sedang main dengan Ishak, anak kandungnya.

Berkatalah Sara kepada Abraham, “Usirlah hamba wanita itu beserta anaknya, sebab anaknya itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak.” Hal ini sangat menyebalkan hati Abraham oleh karena anaknya itu.

Tetapi Allah bersabda kepada Abraham, “Janganlah sebal hatimu karena anak dan budakmu itu. Segala yang dikatakan Sara itu haruslah engkau dengarkan, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.

Tetapi keturunan dari hambamu itu pun akan Kujadikan suatu bangsa, karena ia pun anakmu.” Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar.

Ia meletakkan semua itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, dan menyuruhnya pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air di kirbat itu habis, dibuangnyalah anaknya ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, katanya, “Aku tidak tahan melihat anakku mati.”

Sedang ia duduk di situ, menangislah anaknya dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, katanya, “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anakmu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anakmu itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan menjadikan dia bangsa yang besar.”

Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur. Ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, dan anaknya ia beri minum. Allah menyertai Ismael, sehingga ia bertambah besar. Ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 34:7-8.10-11.12-13

Ref. Orang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkannya.

  • Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka.
  • Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia tak berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
  • Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil Yakobus 1:18

Ref. Alleluya, alleluya.

Atas kehendak-Nya sendiri Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran, agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.

Bacaan Injil Matius 8:28-34

“Adakah Engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?”

Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan, menemui Dia. Mereka itu sangat berbahaya, sehingga tak seorang pun berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya, “Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Tidak jauh dari mereka itu ada sejumlah besar babi sedang mencari makan.

Maka setan-setan itu minta kepada Yesus, katanya, “Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu.

Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau, dan mati di dalam air. Para penjaga babi lari, dan setibanya di kota mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang dua orang yang kerasukan itu.

Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Harta Berharga

Apakah yang paling bernilai dalam hidup kita? Harta atau jiwa manusia? Ada dua orang yang kerasukan setan di Gadara. Mereka dipandang berbahaya oleh masyarakat karena melakukan tindakan-tindakan di luar kebiasaan yang baik.

Mereka tinggal di tempat yang tidak lazim, memiliki kekuatan yang tidak normal, menyakiti diri sendiri, mengalami sakit dan menjadi tidak normal. Keadaan yang seperti itu membuat orang-orang tidak berani mendekati mereka dan tidak berdaya untuk menolong.

Namun, ketika Yesus datang, setan-setan itu menjadi takut, sebab mereka tahu siapa Yesus dan apa yang dapat Yesus lakukan terhadap mereka. Yesus adalah Anak Allah Yang Mahatinggi. Dia berkuasa untuk menghakimi baik manusia maupun setan.

Setan-setan takut kepada Yesus dan tunduk pada perintah-Nya, tetapi ironisnya, manusia justru tidak. Setan-setan itu diusir oleh Yesus masuk ke dalam kawanan babi yang lalu terjun ke dalam danau hingga semuanya mati lemas.

Seluruh penduduk Gadara mengusir Yesus karena menilai perbuatan ajaib yang Yesus kerjakan merugikan mereka. Saat itu terlihat, ternyata kawanan babi dinilai jauh lebih berharga daripada jiwa dua orang yang dirasuk setan.

Sering kali kita kehilangan kemampuan untuk melihat sesama kita sebagai pribadi yang sangat berharga di mata Allah. Kita lebih menghargai harta kekayaan yang fana. Sedangkan manusia citra Allah kita anggap rendah.

Kita tidak peduli terhadap orang-orang yang terhilang karena perbuatan dosa mereka atau karena pekerjaan si jahat. Kita bahkan tidak peduli jika mereka nanti ada dalam kematian kekal.

Pandangan manusiawi kita ternyata sangat berbeda dari pandangan ilahi Tuhan Yesus. Bagi Tuhan Yesus, jiwa manusia sangat berharga. Jiwa manusia lebih bernilai daripada harta kekayaan apa pun di dunia ini.

Oleh sebab itu, mari kita memohon ampun karena sering kali tidak peduli terhadap sesama manusia. Marilah kita menghargai manusia dengan melayani kebutuhan rohani mereka dan mendoakan mereka di hadapan Tuhan Yesus.

Doa Penutup

Allah Bapa Mahapengasih, kami telah Kauhimpun menjadi umat-Mu dalam diri Yesus, Putra Perjanjian. Perkenankanlah kiranya kami memandang Dia sebagai lambang kasih setia-Mu kepada kami manusia. Sebab Dialah Tuhan, yang hidup dan berkuasa yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini