Sabtu, November 16, 2024
26.5 C
Jakarta

Misa Kamis Putih di Gereja Santo Petrus dan Paulus Sekadau Berlangsung Hikmat

Misa Kamis Putih di Gereja St Petrus dan Paulus Sekadau, Kalimantan Barat. IST

SEKADAU, Pena Katolik – Sebelum merayakan hari kebangkitan Yesus Kristus atau Paskah, Umat katolik di Dunia mulai memasuki masa Tri Hari Suci yang diawali dengan perayaan misa mengenangkan perjamuan terakhir Tuhan Yesus Kristus, dan mengenang pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-muridnya.

Di Gereja Santo Petrus dan Paulus Sekadau, ribuan umat Katolik mengikuti perayaan misa Kamis putih. Perayaan misa terpantau berlangsung hikmat, dan berjalan dengan lancar, yang dipimpin oleh Pastor Nikodemus Jimbun CP.

Dalam khotbahnya, Pastor Nikodemus Jimbun CP mengajak seluruh umat Katolik untuk tetap memiliki semangat melayani seperti Tuhan Yesus mengasihi seperti Tuhan Yesus melayani

“Apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus membasuh kaki merupakan hal yang hina. Kita sendiri juga tidak pernah melakukan hal tersebut, jangankan membasuh kaki orang lain, jangankan mencuci kaki orang lain mungkin mencuci kaki sendiri mungkin tidak pernah pada saat sebelum tidur,” katanya.

Dirinya menjelaskan bahwa, arti mencuci kaki seseorang menurut tradisi Yahudi di mana Tuhan Yesus itu mencuci kaki adalah sebuah bentuk penghormatan seseorang terhadap orang yang dianggap mempunyai status atau jabatan lebih tinggi atau lebih terhormat.

“Jadi murid mencuci kaki gurunya itu wajar karena gurunya punya status lebih tinggi dari murid namun yang terjadi pada malam Kamis putih ini terdengar tadi yang terjadi justru Yesus adalah sang guru adalah Tuhan dia membasuh kaki para muridnya yang jelas ini melawan adat istiadat maka ini sulit dimengerti kita mendengar tadi tidak bisa mengerti apa yang dibuat oleh Tuhan. Maka Simon Petrus sampai berkata masakan engkau membasuh kakiku dan terus pertanyaannya mengapa gurunya memasukinya itu bukan kebiasaan itu bukan adat istiadat lalu mengapa Tuhan Yesus sepertinya melawan budaya setempat melakukan sesuatu pasti ada tujuannya,” jelasnya.

Selain itu, Pada umumnya praktek penghormatan itu terjadi dari bawah ke atas rakyat wajib menghormati presiden anak wajib menghormati orang tuanya Orang miskin wajib menghormati dan tunduk kepada orang kaya. “Akan tetapi malam ini para peristiwa malam perjamuan terakhir Tuhan Yesus membalik aturan dunia ini dia mengajarkan penghormatan dari atasan kepada bawahan dari guru kepada murid dari orang yang berkuasa kepada yang tidak punya kuasa dari pemimpin kepada rakyat dari orang tua kepada anak-anak dari senior kepada junior Tuhan menunjukkan cintanya dengan menampilkan nilai-nilai yang luar biasa dan penghormatan diri sendiri,” paparnya.

“Dan ini juga bisa terjadi bila dilakukan orang yang dianggap atasan berani melepaskan atribut pembawaan duniawi yang menempel pada dirinya kita mendengarkan tadi Yesus menanggalkan jubahnya yang melambangkan statusnya sebagai guru dia merendahkan diri sebagai hamba. Identitas kebutuhannya tidak ia tonjolkan lewat atribut di duniawi tetapi lewat contoh hidup lewat wibawanya adalah mengajar teguh dalam prinsip kebijaksanaan dan tindakan kelasnya dengan demikian keburuan Yesus bukan terlihat lebih alami dari apa yang ditempelkan oleh masyarakat kepadanya melainkan muncul dari dalam dirinya sehingga Yesus memiliki tinggi bahwa yang luar biasa dalam mengajar,” sambungnya.

Oleh karena itu, pastor juga mengatakan bahwa semua orang kagum kepadanya penghormatan ini juga terjadi kalau orang berani menempatkan diri pada posisi yang lebih rendah Yesus adalah guru dan Tuhan mencuci kaki para murid dia memposisikan diri sebagai hamba dan sebagai bawahan karena waktu itu hanya tugas bawahan saja yang mencuci kaki.

“Akan tetapi Yesus mengambil sikap itu nah tetapi pun ia mencuci kaki para muridnya dia tidak menjadi budak dia tidak menjadi bawahan para muridnya dia tadi menegaskan kepada para rasulnya demikian kamu menyebut aku guru dan Tuhan dan katamu itu benar katamu itu tepat sebab akulah guru dan Tuhan jadi jikalau aku yang ada lagu dan tuhanmu membantu kakimu maka kami pun wajib saling membantu kaki sesamamu,” paparnya lagi.

“Sebab itulah teladan yang aku berikan kepadamu itulah teladan yang Yesus tinggalkan sekarang berikan sekarang juga kepada kita teladan untuk mengasihi teladan untuk melayani cinta Kristus itu unik tidak seperti cita-cita kalau kita sering memperharapkan orang-orang lain menjadi kepentingan pribadi demi status pribadi demi nama baik pribadi tapi cinta Yesus berkarakter terus memberi diri berkorban ingin melayani sesama,” tandasnya.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini