Minggu, Desember 22, 2024
29.9 C
Jakarta

Senin dalam Pekan Suci: Sepenuhnya Menjadi Bersih

Meditasi Harian selama Prapaskah – Sto Thomas Aquinas

  1. Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku (Yohanes 13:8). Tidak ada yang bisa dijadikan penerima kehidupan kekal, ahli waris bersama dengan Kristus, kecuali ia telah dibersihkan secara rohani, seperti dikatakan dalam Wahyu. tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis (Wahyu 21:27), dan kita membaca dalam Mazmur, TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? (Mazmur 15). Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN?; Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya (Mzm. 23:3, 4).

Karena itu Tuhan kita berkata, Jika Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan dibersihkan, dan jika engkau tidak dibersihkan, engkau tidak akan menjadi bagian dengan-Ku.

  • Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku! (Yohanes 13:9). Petrus, sangat terkejut, menawarkan seluruh badannya untuk dibasuh, begitu bingungnya dia dengan cinta dan ketakutan. Kita juga membaca di buku berjudul The Journeying of Clement, bahwa Petrus dulu sangat mudah takluk oleh kehadiran (badaniah) Tuhan Kita, yang sangat dikasihinya, bahwa kapan pun setelah Kenaikan Tuhan kita, kenangan akan kehadiran (badaniah) yang paling dikasihi dan waktu paling kudus yang mereka habiskan bersama, membuatnya mencucurkan air mata, sampai membekas jelas di pipinya.

Kita dapat membagi tubuh manusia menjadi tiga, kepala sebagai bagian tertinggi, kaki sebagai bagian terendah, dan tangan yang terletak di antaranya. Dalam manusia batiniah, artinya di dalam jiwa, ada juga tiga bagian. Sepadan dengan kepala ada akal budi lebih tinggi, kekuatan jiwa yang melekatkan dengan Tuhan. Tangan sepadan dengan akal budi yang lebih rendah, yang dengannya jiwa bertindak dalam perbuatan baik. Kemudian kaki sepadan dengan indera dan perasaan dan keinginan yang timbul darinya. Sekarang Tuhan kita tahu bahwa murid-murid itu bersih sejauh menyangkut kepala, karena Dia tahu mereka telah dipersatukan dengan Allah oleh iman dan oleh kasih. Dia juga tahu tangan mereka bersih, karena Dia tahu pekerjaan baik mereka. Tetapi mengenai kaki mereka, Dia tahu bahwa murid-murid itu masih terjerat dalam kecenderungan terhadap hal-hal duniawi yang berasal dari kehidupan indera.

Petrus, yang khawatir dengan peringatan Tuhan kita (ayat 8), tidak hanya setuju bahwa kakinya harus dibasuh, tetapi juga memohon agar tangan dan kepalanya harus dicuci juga.

Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku. Seolah-olah mengatakan, “Aku tidak yakin apakah tangan dan kepala perlu dicuci. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan (1 Kor. 4:4).  Oleh karena itu saya siap tidak hanya untuk kaki saya dibasuh, yaitu kecenderungan yang muncul dari kehidupan inderaku, tetapi juga tanganku, yaitu pekerjaanku, dan kepalaku juga, yaitu akal budi yang lebih tinggi.”

  • Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih (Yohanes 13:10). Origenes, mengomentari teks ini, mengatakan bahwa para Rasul sudah bersih, tetapi perlu lebih bersih lagi. Bagi akal budi harus selalu menginginkan karunia yang lebih baik lagi, harus selalu mengatur dirinya sendiri untuk mencapai kebajikan yang luhur, harus bercita-cita untuk bersinar dengan kecerahan keadilan itu sendiri. Barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya (Wahyu 12:11).

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini