Pena Katolik- Pada Audiensi Umum mingguan, Paus Fransiskus merenungkan pewartaan Kristiani tentang kedekatan Allah, dan mendorong kita untuk menarik kekuatan dari hubungan kita dengan Yesus untuk mewartakan Injil bersama dalam kelemahlembutan. Tulisan ini dirilis pada 15 Februari 2023, 09:18 waktu Vatikan yang ditulis oleh reporter berita Vatikan Devin Watkins.
Menarik dalam pesan yang disampaikan oleh Paus Fransiskus. Dalam Audiensinya Paus melanjutkan rangkaian katekese tentang semangat penginjilan—semangat apostolik—pada Audiensi Umum hari Rabu.
Ia merenungkan “wacana misionaris” yang Yesus berikan kepada murid-murid-Nya dalam Injil Matius (10:7-16) segera setelah Ia memanggil mereka.
Paus mencatat bahwa Yesus memanggil 12 Rasul “agar mereka dapat bersama-Nya dan Dia dapat mengutus mereka untuk berkhotbah.” Dia menunjuk pada tindakan ganda “bersama” dan “keluar” dalam panggilan Yesus, dengan mengatakan aktivitas misionaris Kristen dimulai dengan perjumpaan dengan Kristus dan bergerak keluar.
“Bersaksi tentang Dia berarti memancarkan Dia. Namun, jika kita tidak menerima terang-Nya, kita akan padam. Jika kita tidak menghadiri-Nya, kita akan menanggung diri kita sendiri alih-alih Dia, dan semuanya akan sia-sia.” Ia menambahkan bahwa Yesus mengutus murid-murid-Nya segera setelah memanggil mereka, yang menunjukkan bahwa pengalaman misionaris merupakan bagian integral dari pembinaan Kristiani.
Kasih Allah yang diberikan secara cuma-cuma
Paus Fransiskus kemudian merenungkan tiga aspek pewartaan Kristiani: mengapa, apa, dan bagaimana mewartakan.
“Yesus, menjabarkan “mengapa” dalam beberapa kata singkat: “Kamu telah menerima dengan cuma-cuma, berikan dengan cuma-cuma. Cinta yang diberikan Tuhan dengan cuma-cuma memenuhi kita dan kita secara alami terdorong untuk berbagi cinta itu dengan orang lain,” kata Paus.
Kedekatan Tuhan
Dia mencatat bahwa “apa” dari pewartaan kita berkaitan dengan dekatnya kerajaan surga. Aspek terpenting dari khotbah, adalah bahwa “Tuhan sudah dekat”.
“Lebih mudah menasihati orang untuk mencintai Tuhan daripada membiarkan diri kita dicintai oleh-Nya,” tegas Paus.
Paus mengatakan pewartaan Kristiani harus mengutamakan Tuhan, sementara kita membiarkan diri kita dibentuk oleh kasih dan tindakan-Nya.
Paus Fransiskus kemudian berbicara panjang lebar tentang “bagaimana” mewartakan, yang dia catat merupakan bagian yang lebih panjang dari wacana misionaris Yesus sendiri.
“Dia memberi tahu kita bahwa sikap, gaya itu penting untuk memberikan kesaksian. Mari kita dengarkan bagaimana Dia ingin kita menjadi: ‘Aku mengutus kamu seperti domba di antara serigala.’”
“Yesus, tidak pernah meminta kita menghadapi serigala dengan argumen tandingan atau pembelaan iman yang dipersiapkan dengan baik. Sebaliknya, Yesus memberi tahu murid-murid-Nya untuk “lemah lembut dan polos, rela berkorban,” kata Paus.
Dan Dia pada gilirannya akan melindungi anak domba-Nya dari serigala, tetapi hanya jika mereka tetap lemah lembut seperti anak domba.
Kesatuan misionaris
Sebagai kesimpulan, Paus Fransiskus mencatat bahwa Yesus berkata untuk pergi misi bersama tanpa bekal materi atau keduniawian, hanya percaya pada Penyelenggaraan Tuhan.
“Gereja apostolik sepenuhnya misioner, dan menemukan kesatuannya dalam misi,” katanya. “Jadi: majulah, lemah lembut dan baik seperti anak domba, tanpa keduniawian, bersama-sama.” (PEN@/Sam/VatikanNews).