MAUMERE, Pena Katolik – Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu menyatakan, umat Katolik Keuskupan Maumere mendukung penuh aspirasi dan perjuangan seluruh elemen yang memperjuangkan Frans Xaverius Seda (Frans Seda) dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. Selama ini, jasa dan ketokohan Frans Seda sudah tidak diragukan lagi.
Sebaga tokoh nasional asal Kabupaten Sikka, Mgr. Ewal melihat kebanggaan dari umat di keuskupannya atas sosok Frans Seda. “Saya dan umat Katolik Keuskupan Maumere sangat mendukung Frans Seda menjadi pahlawan nasional,” kata Mgr. Ewald, Jumat 17 Februari 2023.
Mgr. Ewald mengakui mengikuti dinamika di kalangan warga mendukung agar Frans Seda menjadi pahlawan nasional. Ia menilai, Frans Seda sangat layak menerima gelar ini. Ia menegaskan, dukungan tidak semata karena Frans Seda adalah seorang Katolik. Faktor utama dukungan ini, tegas Mgr. Ewal, adalah karena pengorbanan dan jasa Frans Seda bagi Indonesia.
“Saya sangat mendukung karena beliau telah berbuat banyak untuk negeri ini. Ia pernah menjadi menteri pada Orde Lama dan Orde Baru. Ia juga menjadi tempat pejabat-pejabat, ormas, partai untuk bertanya dan menemukan sejumlah jawaban,” kata Mgr. Ewald.
Mgr. Ewald mengenang Frans Seda sebagai sebagai tokoh nasional yang tak pernah meninggalkan identitasnya sebagai seorang Katolik yang taat. Ia melihat, dengan kekatolikannya, Frans Seda berbeda dan dihargai dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
“Saya tegaskan lagi, saya sebagai Uskup Keuskupan Maumere dan umat Katolik Keuskupan ini mendukung penuh agar Frans Seda menjadi Pahlawan Nasional,” kata Uskup.
Jasa Frans Seda
Fransiskus Xeverius Seda lahir di Lekebai, Kabupaten Sikka pada 4 Oktober 1910. Frans Seda menyelesaikan pendidikan sarjana di Katholieke Economiasche Hogeschool (HBS) Tilburg-Belanda 1956. Ia menikah dengan Yohana M. M. Patinaja pada 11 Mei 1961 dan dikarunia dua anak Francisca S. Eri Sikka Seda dan Joanessia Y. Sipi Seda.
Frans Seda selama masa hidupnya dikenal menjadi pemikir dan arsitek pembangunan ekonomi nasional. Operasi Penyelamatan Ekonomi Negara dengan mengganyang “Hyperinflation” menjadi dua bukti keberhasilan dan jasanya. Ia berhasil mengembalikan kepercayaan luar negeri pada Indonesia, di antaranya dengan menjadi anggota Bank Dunia/IMF dan ADB.
Ketika Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke Indonesia, Frans Seda adalah sosok sentral dalam peritiwa bersejarah ini. Ia adalah sosok di balik kehadiran Paus ke Pulau Flores dan kemudian bermalam di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret. Perjumpaan Paus dan pelbagai tokoh agama di Seminari Tinggi Ledalero waktu itu adalah berkat tangan dingin Frans Seda.
Karier Pengabdian Frans Seda:
- DPR-GR/MPRS (1960-1964)
- Menteri Perkebunan RI-Kabinet Dwikora (Juni 1964)
- Menteri Pertanian (24 Februari-25 Juli 1966)
- Menteri Perkebunan (1966)
- Menteri Keuangan (25 Juli 1966-6 Juni 1968)
- Menteri Perhubungan dan Pariwisata (6 Juni 1968)
- Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Luxemburg, dan Masyarakat Ekonomi Eropa (1973-1976)
- Anggota DPA RI (1976-1978)
- Penasihat Ekonomi Presiden Megawati (Juli 2001-Oktober 2004).
Penghargaan untuk Frans Seda:
- Bintang Maha Putra Adipradana II dari Pemerintah RI (10 Maret 1973)
- Grandcross of Silvester dari Paus Paulus II di Vatikan tahun 1964.
- Grandcross de L Orde Royal du Saha Metrei dari Bekas Kerajaan Kamboja (1968)
- Commander In the Order of Maritime Merit dari State California, Amerika Serikat (6 Sepmber 1968)
- Grandcross de L’Ordre de Leopold II dari Kerajaan Belanda
- Grandcross of St.Thomas University dari Filipina (1972)