28.3 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Paus Mengutuk Kekerasan yang Terus Berlanjut di Myanmar, Peru, dan Ukraina

BERITA LAIN

More
    Paus Fransiskus saat memimpin Doa Angelus di Lapangan St Petrus Vatikan. Vatican News

    VATIKAN, Pena Katolik – Pada Angelus hari Minggu, 22 Januari 2023, Paus Fransiskus mengutuk kekerasan di Ukraina, Peru, dan Myanmar. Seruan Paus ini menyusul baru-baru ini, sebuah gereja Katolik dihancurkan di Myanmar. Paus Fransiskus telah membuat seruan yang berapi-api untuk mengakhiri kekerasan di Myanmar.

    Pada refleksi Angelus pad hari Minggu itu, Paus menyatakan kesedihannya atas peristiwa tragis yang terjadi di Myanmar. Gereja St Maria Assumta di Chan Thar, salah satu tempat ibadah tertua dan terpenting di negara ini, dihancurkan oleh serangan pasukan Junta Militer.

    Paus mengatakan, ia dekat dengan penduduk sipil, sangat menderita di banyak kota, dan dia berdoa agar konflik segera berakhir dan waktu baru dapat dibuka yang ditandai dengan pengampunan, cinta, dan perdamaian. Ia kemudian mengundang semua yang hadir di Lapangan untuk bergabung dengannya dalam doa Salam Maria untuk Myanmar.

    Setelah penghancuran gereja baru-baru ini oleh tentara Burma, dan kekerasan lainnya, para pemimpin agama di Myanmar, termasuk Kardinal Charles Maung Bo dari Yangon, meluncurkan “seruan penuh semangat untuk perdamaian”. Seruan itu mendesak agar “semua perlu melakukan ziarah perdamaian.”

    Sejak kudeta militer tahun 2021, yang menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis, negara Asia Tenggara itu telah mengalami serangkaian krisis politik, sosial, dan ekonomi, dan telah turun ke lingkaran kekerasan. Ribuan orang kemudian ditangkap atau dibunuh tanpa sebab.

    Peru, Ukraina dan Kamerun

    Paus juga mengecam kekerasan di Ukraina dan Peru, sambil mengungkapkan harapannya bahwa langkah menuju perdamaian dapat terus dilakukan dari Kamerun. Paus Fransiskus mengatakan dia prihatin dengan situasi kritis di Peru, dan menyerukan dialog dan solusi damai untuk krisis tersebut. Paus menyatukan suaranya dengan para uskup Peru.

    “Tidak untuk kekerasan dari mana pun datangnya, tidak sampai mati,” ujar Paus.

    Di Peru, demonstrasi terus meningkat di Ibu Kota Lima, karena lebih banyak pengunjuk rasa datang dari wilayah Andes. Demonstran menuntut pengunduran diri Presiden dan menyerukan pemilihan segera. Bapa Suci berkata untuk berdoa bagi negara Amerika Latin.

    Paus juga membuat seruan tulus lainnya untuk perdamaian di Ukraina, mengingat rasa sakit luar biasa yang diderita rakyat Ukraina, karena perang terus berkecamuk, selama hampir satu tahun penuh. Ia berdoa agar Tuhan memberi mereka penghiburan dan dukungan.

    Terakhir, Paus mengalihkan perhatiannya ke Kamerun, di mana dia mencatat perkembangan positif yang membawa harapan akan penyelesaian konflik di wilayah anglofon. Dia menawarkan dorongannya, kepada semua yang terlibat dalam implementasi perjanjian perdamaian, untuk bertahan di jalan dialog dan saling pengertian. menurutnya, hanya dengan bertemu satu sama lain, masa depan dapat dibangun bersama.

    Di Kamerun, pemerintah negara dan beberapa faksi separatis di wilayah berbahasa Inggris di negara itu telah sepakat untuk memasuki proses yang bertujuan menyelesaikan konflik. Sejauh ini, konflik telah menewaskan lebih dari 6.000 orang.

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI