Selasa, Desember 24, 2024
27.3 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Minggu 15 Januari 2023; Pekan Biasa ke-II

Bacaan Pertama Yesaya 49:3,5-6

“Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Tuhan berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.” Demikianlah firman Tuhan, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, yaitu untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya, yang karenanya aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allahku menjadi kekuatanku.

Beginilah firman-Nya, “Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”

Mazmur Tanggapan Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10

Ref. Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.

  • Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
  • Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, “Lihatlah Tuhan, aku datang!
  • Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku: Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.”
  • Aku mengabarkan keadilan, di tengah jemaat yang besar, bibirku tidak kutahan terkatup; Engkau tahu itu, ya Tuhan.

Bacaan Kedua 1 Korintus 1:1-3

“Kasih karunia dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus.”

Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, serta kepada sekalian saudara di mana pun yang berseru kepada nama Yesus Kristus, Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, menyertai kamu.

Bait Pengantar Injil Yohanes 1:14:12b

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, semua orang yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah.

Bacaan Injil Yohanes 1:29-34

“Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”

Ketika Yohanes membaptis di Sungai Yordan, ia melihat Yesus datang kepadanya. Maka katanya, “Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.

Aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, yaitu supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya, “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Roh itu tinggal di atas-Nya.

Aku pun sebenarnya tidak mengenal Dia, tetapi Yang mengutus aku membaptis dengan air telah berfirman: Jikalau engkau melihat Roh turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya! Maka aku memberi kesaksian: Dia inilah Anak Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Pengenalan Diri

Pada Renungan Harian Katolik Minggu 15 Januari 2023 hari ini dapat kita pahami bahwa pengenalan diri terhadap orang Iain menjadi salah satu aspek yang meneguh kan relasi interpersonal.  Ketika kita mengenal dengan baik, bukan sekadar tampilan fisik, tetapi juga karakter atau sifat orang Iain, maka kita akan memiliki kekayaan untuk semakin memahami sikap orang lain tersebut.

Yohanes mengenal Yesus dengan tepat dan benar. la sunguh paham tentang diri Yesus sebagai Anak Domba Allah yang akan menyelamatkan, kurban pelunas dosa dunia. Karena keyakinan itu pula, Yohanes menjadi saksi tentang diri Yesus, juga ketika ia harus mempermandikan Yesus di hadapan banyak orang.

Pengalaman Yohanes Pembaptis yang kita baca dan renungkan dalam Injil hari ini mengundang kita untuk juga menjadi saksi bagi Yesus Kristus. Sama seperti Yohanes Pembaptis, kita berusaha supaya bersaksi tentang Tuhan Yesus Kristus dari apa yang kita hayati dalam saat-saat kehidupan bukan bersaksi tentang apa yang kita ketahui tentang Yesus Kristus. Selamat menjadi saksi iman di tengah situasi dan hidup kita hari ini.

Dalam Yoh 1:29-34 yang dibacakan bagi Minggu Biasa II/A disampaikan kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai siapa Yesus itu. Dia itu “Anak Domba Allah” dan juga “anak Allah”.

Apakah yang dimaksud dengan kedua gagasan ini? Bagaimana kesaksian ini dapat dimengerti bersama dengan Yes 49:3.5-6 yang diperdengarkan dalam bacaan pertama? Apakah warta kedua bacaan itu dapat juga didalami dengan konteks keadaan masa kini?

Bacaan ini mulai dengan menyebutkan bahwa “keesokan harinya” (Yoh 1:29) Yohanes Pembaptis melihat Yesus datang kepadanya. Pada saat itulah sang Pembaptis menyampaikan dua kesaksian tentang Yesus tadi.

Berita “keesokan hari” besar peranannya. Injil Yohanes menyebut hari-hari untuk menggemakan hari-hari penciptaan agar orang memahami kedatangan Yesus sebagai karya penciptaan yang baru.

Pada ayat 29 untuk pertama kalinya disebutkan “keesokan harinya”. Maksudnya, hari kedua setelah hari pertama penciptaan yang digemakan dalam Yoh 1:1-9 yang membicarakan “terang” seperti “terang” yang difirmankan pada hari pertama penciptaan Kej 1:3-5.

Pada hari kedua penciptaan, Kej 1:6-7, langit dijadikanlah. Di situ langit berperan sebagai pemisah air yang di atas dan di bawah. Jadi bersama dengan penciptaan terang dan pembedaan siang dengan malam pada hari pertama, kini mulai disiapkan wahana bagi daratan dan kehidupan yang akan diciptakan pada hari-hari selanjutnya.

Istilah kunci “keesokan harinya” itu menjadikan pengalaman iman orang akan karya awal Tuhan Pencipta itu sebagai latar bagi tampilnya Yesus. Disarankan bahwa kini penciptaan masih berjalan terus, jagat mulai diterangi, ditata sehingga yang gelap bisa diatur dan tidak merajalela.

Setelah itu air-air mulai dibendung dengan langit. Gagasan yang ditampilkan makin nyata. Semua yang ada di muka bumi yang akan diciptakan nanti akan memandangi langit sebagai tempat Yang Mahakuasa hadir dan yang membendung kekuatan-kekuatan gelap dan penghancur sehingga ciptaan selanjutnya bisa terus berjalan.

Dengan latar itu kedatangan Yesus menjadi semakin bermakna. Injil Yohanes membuat orang membayangkan peran Yesus sebagai “langit” yang membendung kekuatan-kekuatan yang tadinya tak terkendali (“air-air” dalam Kej 1:6-7).

Ada hal yang erat berhubungan dengan ini yang patut didalami. Meski langit yang diciptakan pada hari kedua itu menahan air-air tadi, nanti pada awal Kisah Air Bah, disebutkan tingkap-tingkap langit terbuka lagi dan jagat dilanda banjir dahsyat (Kej 7:11).

Dalam Kisah Air Bah, kejadian ini ditampilkan sebagai akibat keburukan hidup manusia seperti disebutkan dalam Kej 6:5. Tapi bila disimak, di situ juga sekaligus ditekankan betapa besarnya kekuatan “langit” pembendung daya-daya tadi.

Bila tidak terbuka tingkap-tingkapnya, tak bakal kekuatan sedahsyat apapun bisa memasuki dan merusak ciptaan. Inilah yang sebetulnya hendak ikut dijadikan sebagai latar pemikiran dalam Injil Yohanes kali ini.

Yesus yang dilihat Yohanes Pembaptis datang pada “keesokan harinya” itu berperan sebagai yang membendung daya-daya penghancur masih terus mengancam kemanusiaan.

Langit yang diciptakan sebagai pembendung air-air dahsyat itu kini dipersaksikan Yohanes Pembaptis sebagai “Anak Domba Allah”. Bukan yang jauh di cakrawala dan di atas sana, melainkan yang dekat, yang berasal dari kehidupan sehari-hari manusia, sebagai domba yang penurut dan menerima dijadikan persembahan kepada Tuhan. Ditekankan dalam pengertian “Anak Domba Allah” itu persembahan dari pihak manusia yang mendapat perkenan dari Tuhan Yang Mahabesar.

Injil Yohanes hendak menampikan sebuah paradigma baru dalam memahami penciptaan dan kelanjutannya. Di atas disinggung jauh setelah penciptaan langit selesai, tingkap-tingkap langit terbuka kembali (Kej 7:11) sebagai akibat keburukan manusia pada zaman Nuh dulu.

Kini Yesus dipersaksikan – ditegaskan dari pengalaman iman – sebagai kurban (“anak domba”) dari pihak manusia kepada Allah dan kurban inilah yang membuat dosa dunia terhapus. Dibersihkan. Keburukannya disingkirkan. Inilah kiranya yang dimaksud dengan pernyataan iman atau kesaksian bahwa Yesus itu “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia”.

Langit yang walaupun memiliki daya hebat membendung kekuatan khaos itu bisa terbuka kembali dengan akibat yang menakutkan itu kini menjadi sesuatu yang dekat, yang lembut, tapi yang membuat keburukan terhapus, dan bisa menjadikan manusia apik kembali seperti pada akhir penciptaan – seperti “gambar dan rupa” Tuhan sendiri (Kej 1:27)

Kejahatan memang mendatangkan hukuman. Sisi lain kerap kurang dilihat, yakni sisi Tuhan yang masih mau menyelamatkan yang bisa diselamatkan – seperti ia mengasihi Nuh dan menyelamatkannya.

Ada kesan ia diselamatkan karena Nuh “orang benar, tak bercela” (Kej 6:9). Terasa adanya gagasan “kejahatan mendatangkan hukuman, kesalehan mendatangkan pahala”. Namun gagasan itu terlalu sering dipakai untuk memandang dunia kehidupan manusia dengan cara kaku tanpa memperhitungkan kerapuhan manusia dan kerahiman Tuhan sendiri. Padahal kerapuhan manusia dan kerahiman-Nya juga bagian kenyataan hidup.

Doa Penutup

Allah Yang Mahakuasa dan kekal, Engkau mengatur segala yang di langit dan di bumi. Dengarkanlah dengan rela permohonan-permohonan umat-Mu dan berilah damai-Mu bagi kami pada zaman ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini