Jumat, November 22, 2024
29.4 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Kamis 1 Desember 2022; Pekan ke-1 Adven

Bacaan dari Kitab Yesaya (26:1-6)

“Bangsa yang benar dan tetap setia biarlah masuk.”

Pada masa itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda, “Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepada-Mu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal. Kota-kota di atas gunung telah ditaklukkan-Nya; benteng-benteng yang kuat telah dirobohkan-Nya, diratakan-Nya dengan tanah dan dicampakkan-Nya menjadi debu. Kaki orang-orang sengsara dan telapak orang-orang lemah akan menginjak-injaknya.”

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Mzm 118:1.8-9.19-21.25-27a

Ref. Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan, Atau. Alleluya

  • Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada manusia! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan!
  • Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
  • Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali pada tanduk-tanduk mezbah.

Bait Pengantar Injil; Ayat. (Yes 55:6)

Ref. Alleluya, alleluya

Carilah Tuhan, selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat.

Injil Matius 7:21.24-27

“Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah.”

Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan! Tuhan!’ akan masuk Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang membangun rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu. Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Terpujilah Kristus.

Arti Batu

Apa artinya batu di dalam Kitab Suci? Batu adalah simbol iman kita kepada Tuhan. Batu juga menjadi simbol kekuatan yang berasal dari Tuhan. Kitab Mazmur 18;27;40;62 dan lainnya berisikan nyanyian Daud yang mengatakan Allah sebagai gunung batu atau batu karang. Allah adalah gunung batu berarti Dialah satu-satunya dasar dan perlindungan manusia. Dalam Kitab Perjanjian Baru, Yesus disebut batu penjuru (Ef 2:20) atau batu karang yang hidup (1Pt 2:4). Batu senantiasa menjadi simbol yang penting dalam hidup menggereja karena di samping kita mengingat iman yang berasal dari batu yang Hidup yaitu Yesus Kristus, kita juga mengingat Hirarki Gereja yang didirikan di atas batu karang yang tidak lain adalah Petrus atau Kefas.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini sama-sama mengatakan tentang batu. Kepada orang-orang Yahudi yang berada di Babilonia. Yesaya bernubuat: “Di tanah Yehuda akan dinyanyikan nyanyian ini: Kita mempunyai kota yang kuat! Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita. Bukalah pintu-pintu gerbangnya, agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia. Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepadaMu. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Sllah adaah gunung batu yang kekal.” (Yes 26:1-4).

Nabi Yesaya sedang menghibur bangsa Yahudi yang sedang menderita di Babel bahwa pada suatu saat yang tepat mereka akan kembali ke Sion. Kota Sion atau Yerusalem akan dibangun kembali dengan bantuan Tuhan. Dia sendiri yang memasang tembok dan membuat benteng untuk keselamatan kita. Yerusalem nantinya menjadi kota kediaman Allah sendiri dan umat pilihanNya yang tetap setia kepadaNya. Umat Allah saat itu memiliki kepercayaan penuh kepada Yahwe yang bersemayam di Sion. Pada saat ini kita sebagai Gereja mempercayakan seluruh hidup kita kepada Tuhan Yesus Kristus yang menjadi sahabat bagi kaum papa dan miskin.

Yesaya tidak hanya mengingatkan mereka untuk memikirkan Sion tetapi dengan jelas mengatakan tentang kota Babel yang akan diruntuhkan: “Kota-kota di atas gunung telah ditaklukanNya, benteng-benteng yang kuat telah dirobohkanNya, diratakanNya dengan tanah dan dicampakkanNya menjadi debu dan diinjak oleh kaki orang sengsara dan telapak orang-orang lemah” (Yes 26: 5-6).

Kemegahan kota Babel akan runtuh karena kota itu hanyalah buatan tangan manusia berdosa. Sejalan dengan keruntuhannya ini maka Yerusalem akan membuka tanganNya dan membiarkan Tuhan masuk dan tinggal bersamaNya. Dia sendiri yang menyiapkan tempat untuk sisa Israel ini.

Sedang Yesus dalam Injil hari menekankan kuasa Sabda. Pribadi-pribadi yang setia pada sang Sabda akan melakukan kehendak Bapa di dalam Surga. Jadi bukan orang yang hanya tahu berteriak minta tolong kepada Tuhan tetapi orang yang sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah Bapa di dalam Surga. Kemampuan mendengar Sabda dan melakukannya adalah suatu kebijaksanaan. Bagi Yesus, mereka ini seperti orang yang membangun rumah di atas batu. Meskipun banyak kesulitan namun mereka tidak akan menyerah karena dasar pijakan mereka adalah Tuhan sendiri. Iman adalah dasar yang kuat supaya orang dapat tahan uji. Tuhan adalah gunung batu dan benteng pertahanan yang kuat.

Sabda Tuhan hari ini memberikan dorongan kepada kita untuk memiliki harapan pada pertolongan Tuhan. Kita tidak dapat berjalan sendiri. Kita butuh Tuhan sebagai benteng pertahanan kita. Ketika dosa menggoda, kita memiliki tempat perlindungan yang nyaman yaitu Allah sendiri. Apakah kita pernah bersyukur karena memiliki Allah yang kuat dan perkasa? Mari kita renungkan bersama hal ini. Sumber : www.renunganhariankatolik.web.id

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini