Sabtu, Juli 27, 2024
30.6 C
Jakarta

Tim Respon Gereja Katolik Terus Bergerak Membantu Korban Gempa di Cianjur

Rapat koordinasi Tim respon Gereja Katolik Indonesia di Gereja St Petrus untuk membantu korban Gempa di Cianjur. Dok Caritas Indonesia

CIANJUR, Pena Katolik – Sebagai respon atas bencana Gempa Bumi di Cianjur, Caritas Indonesia berkoordinasi dengan tim dari badan amal Katolik di tiga keuskupan (Bogor, Bandung, dan Jakarta) dan beberapa organisasi Katolik lainnya (Pemuda Katolik, Universitas Atma Jaya, PMKRI, RS Carolus Jakarta, dan KPI Kab Garut). Tim ini menjadi respon bencana bersama Gereja Katolik Indonesia dengan Caritas Keuskupan Bogor sebagai coordinator utama.

Hingga hari kedua respon, tim respon Gereja Katolik telah memberikan bantuan kepada para korban di empat distrik. Umat ​​Katolik Indonesia berinisiatif memberikan bantuan kepada korban gempa di Jawa Barat yang menewaskan lebih dari 250 orang dan menelantarkan lebih dari 7.000 orang.

Romo Fredy Rante Taruk, Direktur Eksekutif Caritas Indonesia, mengatakan koordinasi tersebut berada di bawah kendali Biro Caritas Keuskupan Bogor, yang membawahi daerah-daerah yang terkena dampak.

“Tim telah pergi ke lapangan untuk mengumpulkan data dan menentukan tanggapan [yang diperlukan] dari jaringan Gereja,” katanya.

Romo Fredy mengatakan bahwa mereka menyediakan 100.000.000 rupiah [$63.630] untuk tanggapan awal. Sementara itu, Doni Akur, seorang pekerja Caritas Indonesia, mengatakan, saat ini posko tersebut dipusatkan di Gereja Paroki Santo Petrus, Cianjur.

“Kami menggelar rapat koordinasi tadi malam. Saat ini yang di lapangan yang bergerak cepat untuk memberikan pelayanan adalah para relawan dan anggota Pemuda Katolik,” ujarnya.

Ia mengatakan, Caritas Indonesia juga telah mengirimkan tim untuk rapat koordinasi dengan pemerintah terkait penanganan lebih lanjut penyelamatan tersebut.

“Selain itu, Keuskupan Bogor juga telah mengirimkan tim dokter yang akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk memberikan pelayanan gawat darurat. Saat ini dibutuhkan bantuan medis, kesehatan dan psikologis,” ujarnya.

Gereja Paroki Cianjur dan Sekolah Katolik Mardi Yuana milik Keuskupan Bogor termasuk di antara bangunan yang rusak. Dalam sebuah video terungkap, langit-langit gereja runtuh, beberapa bagian bangunan retak dan patung-patung di dalam gereja berjatuhan. Ia mengatakan masih mencari data umat Katolik yang terkena dampak dan yang diketahui sejauh ini hanya dua siswa di sekolah Mardi Yuana yang luka-luka dan dirawat di rumah sakit.

Pada hari ketiga respon, telah dibuka Pos Layanan Kemanusiaan di Paroki St Petrus Cianjur. Tim ini juga terlibat dalam dapur umum di Pondok Pesantren Al Mutamainah, Sarampat Cianjur. Tim respon Gereja Katolik Indonesia juga berencana mengadakan distribusi logistik di Pondok Pesantren Al Mutamainah, Sarampat Cianjur, pada hari ini.

Sampai tadi malam, tercatat 58362 pengungsi pasca gempa. Sementara itu, diketahui ada 1083 korban luka. Untuk korban meninggal, hingga tadi malam tercatat sebanyak 268 sedangkan ada 151 korban masih dinyatakan hilang. Untuk kerusakan material, sejauh ini tercatat ada 12.641 rumah rusak, di mana dari jumlah 2071 rumah rusak ringan dan 6.570 rusak berat.

Caritas Indonesia bersama Caritas Keuskupan Bogor telah membuka penggalangan dana untuk mendukung penanganan gempa di cianjur. Dalam hal ini, umat Katolik dari seluruh Indonesia dapat menyalurkan bantuannya melalui rekening Caritas Indonesia di Bank BCA no rek. 2883080599 bantuan juga dapat diberikan melalui rekening Caritas Keuskupan Bogor, an PGPM Keuskupan Bogor di Bank BCA no rek. 1743339979.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini