Senin, November 25, 2024
31.4 C
Jakarta

Dari Gurun Sahara ke Roma: Superior Jenderal OMI yang Baru

Paus Fransiskus mencium salib yang dikenakan Pater Luis Ignacio Rois Alonso OMI Superior Jenderal OMI yang baru.IST

VATIKAN, Pena Katolik – Kongregasi Oblat Maria Imakulata (Missionariorum Oblatorum Beatae Maria Virginae Immaculatae/OMI) harus memberikan kesaksian tentang Kristus dalam komunitas dan harapan. Hal ini disampaikan Pater Luis Ignacio Rois Alonso OMI, Pemimpin Umum OMI yang baru terpilih.

Pater Alonso masih berada di Sahara Barat pada tanggal 29 September 2022 ketika ia terpilih sebagai Superior Jenderal ke-14 OMI. Imam kelahiran Spanyol berusia 58 tahun itu telah menghabiskan enam tahun di wilayah misi di pantai barat laut benua Afrika.

Panggilan itu datang dan dalam beberapa hari dia kembali ke Roma memimpin Kongregasi OMI yang berusia 206 tahun, yang memiliki hampir 3.500 imam dan frater. Kapitel Umum OMI akan berlangsung hingga 14 Oktober di Nemi, sebuah wilayah di dekat Roma.

Ini bukan pertama kali Pater Chicho di Kota Abadi. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Penasihat Umum kongregasi untuk Eropa dari tahun 2004 hingga 2016. Pelayanan yang membuatnya sering berada di Rumah Jenderal OMI di Roma.

Misionaris harapan

Pater Chicho mengatakan dia merasa misi barunya adalah “animasi”. Oleh karena itu, pekerjaan barunya adalah bertindak sebagai “misionaris harapan”, bersama dengan tim kepemimpinan baru, yang dikenal sebagai Penasihat Umum, yang telah dipilih untuk masa jabatan 6 tahun.

“Jadi, misi kami adalah menjadi peziarah dengan seluruh umat manusia dan peziarah dengan orang miskin, dalam persekutuan di antara kita sendiri dan dengan Gereja.”

Paus Fransiskus terlihat semakin bugar saat bertemu dengan para imam OMI yang mengadakan Kapitel Umum di Roma. IST

Delegasi kapitel bertemu dengan Paus Fransiskus pada hari Senin, 3 Oktober 2022. Paus mendorong OMI untuk memberitakan Injil harapan dan perdamaian kepada orang miskin, bahkan di pinggiran masyarakat. Pada kesempatan ini, Paus berjalan menggunakan tongkat memasuki aula untuk berjumpa dengan para delegasi OMI. Ia terlihat cukup bugar dan tidak lagi berjalan menggunakan kursi roda seperti beberapa waktu belakangan ini.

“Komunitas kami berada di wilayah yang 100 persen penduduknya beragama Islam. Jadi, bagaimana Gereja bisa membawa harapan dalam situasi ini?”

Bagian penting dari pelayanannya, tambah Pater Chicho, belajar dari tetangga Muslimnya, seperti bagaimana mereka berdoa, iman mereka, dan bagaimana mereka saling membantu. Banyak dari mereka yang dilayani komunitasnya adalah kaum migran miskin.

“Mereka memiliki sesuatu dari Injil dalam tradisi mereka, dan saya dapat belajar dari itu,” katanya.

Pater Chicho mendesak para Oblat untuk “setia pada inspirasi St. Eugene de Mazenod”, Santo Prancis abad ke-19 yang mendirikan ordo ini di Aix-en-Provence, Perancis.

“Orang miskin bisa mengajari kita tentang harapan dan kehidupan. Jadi, kita harus bekerja dengan orang miskin, dengan orang awam, dengan masyarakat adat, membawa kehidupan baru bagi Kongregasi.”

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini