Home BERITA TERKINI Komunikasi dan Misteri dalam Misi Pewartaan

Komunikasi dan Misteri dalam Misi Pewartaan

0

Misteri dalam misi perwartaan, akan kah bisa terjawab dengan komunikasi? Pertanyaan ini saya mulai dengan menjawab apa itu komunikasi. Dalam bahasa Yunani, komunikasi dituliskan “Επικοινωνία” (dieja Epikoinonía) – jika kata yang sama dilihat dari bahasa Latin berarti “Contactus” jelas kalau diuraikan ke bahasa Inggris bearati “Contact” dan dalam bahasa Indonesia berarti Kontak.

Bahasa Indonesia sendiri melihat kata komunikasi bermakna pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami baik dalam hubungan atau kontak untuk perhubungan antara satu dengan yang lain. Tujuannya sehingga bisa dimengerti oleh khalayak ramai.

Pertanyaan selanjutnya, apakah misteri bisa dipecahkan dengan komunikasi? Saya melihat jelas bahwa misteri dan rahasia itu berbeda. Rahasia artinya ada sesuatu yang disembunyikan, dan masih bisa dipecahkan menggunakan akal budi manusia. Sesuatu yang rahasia memiliki potensi untuk diketahui oleh siapapun, berbeda dengan misteri.

Misteri dilihat dari Yunani μυστήριο (dibaca; mystírio), bahasa Latin dibaca mysterium dan bahasa Inggris juga memiliki lafalan yang sama yakni mystery. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata misteri memiliki makna “kenyataan yang begitu ‘luhur’ sehingga secara mendasar melampaui daya tangkap manusia; apa pun yang semakin dapat dimengerti atau dihayati, tetapi tidak pernah ditangkap seluruhnya sehingga tetap merupakan rahasia menyangkut kehadiran atau kegiatan Ilahi, misalnya Allah Tritunggal.

Artinya misteri bermakna sesuatu yang diluar akal budi manusia dan mustahil bisa dipecahkan oleh manusia secara sadar. Bahkan kegiatan ber-komunikasi sekalipun belum tentu mampu membuka jawaban dari misteri.

Misi Pewartaan

Karena begitu dalam dan agungnya kata misteri sehingga komunikasi juga terbatas untuk mengungkapkan sesuatu yang dalam makna-nya, maka dari itu tidak heran dalam proses pewartaan, harus selalu mengarah pada Veritas (Latin) “kebenaran” yang menjadi sasaran utama untuk mewartakan. Kebenaran selalu bersentuhan dengan kenyataan, ia juga tidak mengabaikan peristiwa, kebenaran selalu mengedepankan pemahaman moral baik yang universal dan dapat diterima oleh khalayak ramai.

Kebenaran juga selalu menjadi tuntutan dalam misi dari pewartaan. Misi Pewartaan selalu bertalian erat dengan kabar baik yang menyembuhkan. Kabar yang membawa perdamaian bagi semua orang yang mendengarnya.

Spritualitas Dominikan melihat pewartaan justru dalam maknanya. Para pengikut Santo Dominikus de Guzman, melihat misi pewartaan adalah salah satu cara kerja yang mulia dan ilahi. Motto Laudare (memuji) , Benedicere (memberkati), Praedicare (mewartakan, berkotbah) “in clude” dan satu paket utuh untuk mewartakan kebenaran.

Komunikasi dan misteri dalam misi pewartaan paling tidak, mampu untuk melakukan kegiatan yang bernuansa mewartakan dengan elemen narasi memuji agungnya ilahi Allah, narasi yang mampu memberkati dan menyembuhkan hingga mewartakan kabar baik. Sehingga makna ‘komunikasi’ utuh digunakan dalam menyuarakan misteri misi pewartaan yang penuh berkat.

Isu Komunikasi

Baru-baru ini, Indonesia dihebohkan dengan hacker Bjorka yang katanya sudah berhasil meretas akun penting di Indonesia. Dari hasil peretasan tersebut, Bjorka telah membocorkan nomor induk kependudukan milik Johnny G. Plate, sang menteri Kominfo. Kemudian, Bjorka juga telah meretas surat pribadi Presiden Jokowi yang seharusnya menjadi milik Badan Intelijen Negara dan bersifat rahasia.

Fenomena itu muncul karena menurut Bjorka negara Indonesia bersama segenap pimpinan hingga jajaran pemerintahan tidak ‘becus’ dengan mandat Pancasila dan kepentingan untuk rakyat Indonesia. Setidaknya itulah isu yang beredar tentang Bjorka. Jika mau ditelaah secara dalam, apakah benar motifnya demikian?

Sampai saat ini informasi yang beredar masih mengawang-awang adapun ancaman dari pemerintah dan tanggapan dari Bjorka tentang ancaman tersebut tidaklah terlalu penting untuk ditanggapi. Kalaupun seandainya kalau memang Bjorka adalah Hacker untuk membuka kebenaran, harusnya tindakan yang membocorkan data bukanlah salah satu pilihan yang bisa digunakan untuk mewartakan. Masih banyak cara santun untuk membuka kebenaran dan berguna untuk banyak masyarakat dan tidak mesti menggunakan cara seperti itu.

Dilain sisi, cara komunikasi Bjorka juga menjadi sorotan penting karena ia mampu memberikan ‘sentuhan’ alias “shock terapi” untuk oknum-oknum yang selama ini “lalai” dalam sistem keamanan dan komunikasi negara.

Namun, apakah fungsi komunikasi bisa seutuhnya dimaknai jika digunakan untuk penghujatan atau tujuan tertentu? Seseorang yang memiliki moral yang taat, pasti selalu bertindak dengan santun dan elegant jika informasi negatif tentang pemerintahan dan kenegaraan sedang kacau.

Mari kita meniru cara kebajikan dalam menggunakan ‘komunikasi’, maka jika terjadi kebencian, harusnya komunikasi hadir sebagai pembawa cinta kasih. Sebagaimana meminjam doa Santo Fransiskus Asissi, komunikasi hendaknya dimaknai lebih dari fungsinya utama sebagai kontak saja.

Misalnya jika terjadi penghinaan, komunikasi mesti digunakan sebagai pembawa pengampunan. Bila negara terjadi perselisihan, fungsi komunikasi harusnya menjadi pembawa kerukunan bahkan jika ada kesesatan, komunikasi harus menjadi pembawa kebenaran.

Komunikasi tetap tidak bisa menjawab misteri ilahi

Komunikasi tetap tidak mampu membuka misteri ilahi, tetapi dalam misinya mewartakan veritas paling tidak jalan veritas (kebenaran) adalah ciri khas dari misteri ilahi. Karena cara Allah bekerja selalu memberikan kesembuhan dan menyembuhkan.

Sebagaimana dalam kutipan kata bijak Uskup Agustinus (Uskup Keuskupan Agung Pontianak) mengatakan, Allah bekerja dengan cara yang tak terduga, bahkan di dalam aktivitas yang biasa-biasa dan tampak membosankan.

Tetapi itulah misteri, misteri Allah sampai kapan-pun tidak akan bisa dipecahkan. Namun komunikasi mampu merangkainya menjadi penyejuk dan penyembuh bagi mereka yang haus akan kedamaian dan kebenaran.  Dari situlah adanya korelasi antara komunikasi dan misteri dalam misi pewartaan. Semoga!!!

Samuel/Pena Katolik

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version