Rabu, November 6, 2024
25.8 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Rabu 03 Agustus 2022; Santo Stefanus I, Paus dan Martir

Bacaan I: Yer. 31:1-7

Tuhan bersabda, “Aku akan menjadi Allah segenap kaum keluarga Israel dan mereka akan menjadi umat-Ku. Mereka mendapat kasih karunia di padang gurun yaitu bangsa yang terluput dari pedang.

Israel berjalan mencari istirahat bagi dirinya; dan dari jauh Tuhan menampakkan diri kepadanya, ‘Aku mengasihi engkau dengan kasih yang abadi, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu.

Aku akan membangun engkau kembali sehingga engkau pulih, hai anak dara Israel! Engkau akan menghiasi dirimu lagi dengan rebana, dan akan tampil dalam tarian sukaria. Engkau akan membuat kebun anggur lagi di gunung-gunung Samaria; dan orang-orang yang membuatnya akan memetik hasilnya pula.

Sungguh, akan datang harinya para penjaga akan berseru di Gunung Efraim: Ayo, marilah kita naik ke Sion, menghadap Tuhan, Allah kita! Sebab beginilah sabda Tuhan: Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah atas pemimpin para bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel.”

Mazmur Tanggapan: Yer. 31:10,11-12ab,13

Ref. Tuhan menjaga kita seperti gembala menjaga kawanannya.

  • Dengarlah firman Tuhan, hai bangsa-bangsa, dan beritahukanlah di tanah-tanah pesisir yang jauh, katakanlah: Dia yang telah menyerakkan Israel akan menghimpunnya kembali.
  • Sebab Tuhan telah membebaskan Yakub, telah menebusnya dari tangan orang yang lebih kuat daripadanya. Mereka akan datang bersorak-sorai di atas bukit Sion, muka mereka akan berseri-seri karena kebajikan Tuhan.
  • Pada waktu itu anak-anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai, orang muda dan orang-orang tua akan bergembira. Aku akan mengubah perkabungan mereka menjadi kegirangan, akan menghibur dan menyukakan mereka sesudah kedukaan.

Bait Pengantar Injil: Luk 7:16

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil: Mat. 15:21-28

Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab.

Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.”

Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”

Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Demikianlah Injil Tuhan.

IMAN YANG TEGUH, GIGIH DAN KONSISTEN.

Perikop Injil hari ini menceritakan perjuangan gigih seorang ibu Kanaan dari daerah Tirus dan Sidon, daerah yang masih dianggap “kafir” dan “najis” oleh bangsa Israel. Perempuan itu tiada hentinya berseru bahkan setengah teriak: “Kasihanilah aku, ya TUHAN, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” (Mat.15: 22). Tapi TUHAN YESUS sama sekali tidak menggubrisnya. Maka para murid ikut geregetan juga dan menyuruhnya pergi. Meski sudah diusir, ia tetap saja mengejar sambil berteriak-teriak minta tolong kepada YESUS.

Sekali ini, DIA tidak menanggapi permintaannya. Sekalipun YESUS sudah menyatakan bahwa DIA khusus diutus untuk mencari domba-domba yang hilang dari Israel, tapi perempuan itu tetap saja membuntuti-NYA. YESUS mau mencoba seberapa besar iman dan harapannya pada DIA, sampai IA berkata: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (ayat 26). Namun dengan tenang si ibu itu menjawab: “Benar TUHAN, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya” (ayat 27). Luar biasa gigih perjuangan ibu itu demi kesembuhan anaknya. Maka jatuhlah Hati YESUS yang lemah lembut itu, sambil memuji betapa besar imannya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh. (ayat 28).

Iman ternyata tidak cukup disiram dan dipupuk hanya dengan doa-doa saja, melainkan harus ditopang dengan suatu usaha dan tindakan nyata yang secara gigih terus diperjuangkan sampai berhasil. Usaha yang tidak mengenal putus asa, sekalipun harus berkorban waktu, tenaga dan perasaan karena disakiti hatinya. Betapa tidak? Bahkan TUHAN YESUS seolah-olah meremehkan dan menjatuhkan martabatnya, dia disamakan dengan anjing! Tetapi perempuan itu tidak sakit hati dan patah semangat, bahkan ia semakin ditantang semakin nekad dan bulat kehendaknya untuk memperjuangkan kesembuhan anaknya. Sebab, ia juga percaya dan yakin, hanya YESUS-lah satu-satunya yang mampu mengusir setan dari anaknya itu. Kegigihan dalam berusaha disertai keyakinan bahwa hanya YESUS yang mampu menyembuhkannya; inilah yang membuat YESUS sangat berkenan Hati-NYA.

Dari peristiwa itu, terbukti bahwa keselamatan itu untuk semua bangsa, semua orang tanpa membedakan asal-usul, agama, daerah atau bahasa. Karena itu, tidak pada tempatnya kita mempunyai kebanggaan semu yang berbau arogansi seolah-olah kelompok, golongan atau komunitas kita sajalah yang mampu memonopoli kebenaran dan keselamatan hingga kita menjadi “tertutup” dan “menyendiri”.

Eksklusivitas seperti ini janganlah menghinggapi jiwa orang beriman! Pastilah TUHAN punya maksud tersendiri kalau doa dan usaha kita belum juga dikabulkan! Suatu saat – entah kapan – dan dalam bentuk apa, usaha dan perjuangan yang dilandasi iman itu akan dikabulkan oleh TUHAN. Semuanya akan indah pada waktunya! Ingatlah, iman itu harus berdasarkan pada suatu kepercayaan yang kuat, disertai sikap pasrah total kepada-NYA dengan harapan yang bulat dan utuh! Iman yang demikian tidak pernah akan mendikte TUHAN! Iman yang percaya (believing faith), pasrah dan menyerahkan diri total kepada-NYA (trusting faith), serta penuh harapan (expecting faith) itu harus dibuktikan secara nyata dalam suatu usaha, kegiatan dan perjuangan yang terus-menerus secara konsisten! Bagaimana kadar iman kita selama ini?

Sungguh sangat besar dan mendalam iman orang yang sering disebut kafir oleh orang Yahudi yang sok-suci itu. Justru iman sedalam dan sebesar itu tidak dijumpai di Galilea dan juga mungkin di kalangan para murid-NYA. Ternyata beriman menuntut suatu sikap yang konsisten. Dan ternyata anugerah  penyembuhan dan mukjizat-mukjizat lain tidak hanya menjadi monopoli orang-orang Yahudi ataupun orang-orang Kristen saja. ALLAH bukanlah Sesembahan kita yang bersifat diskriminatif yang hanya mementingkan kelompoknya sendiri.

Kedatangan dan kehadiran KRISTUS yang menandai zaman baru sudah dinubuatkan oleh para Nabi, antara lain Nabi Yeremia yang bernubuat tentang Perjanjian Baru, seperti diungkapkan dalam Bacaan Pertama hari ini. Bahwa perjanjian ALLAH dengan umat Israel di Gunung Sinai nampaknya tidak dipatuhi lagi oleh umat Yahudi yang telah diselamatkan ALLAH dari perbudakan di Mesir. Namun, ALLAH tetap setia dan tidak meninggalkan umat pilihan-NYA, sekalipun mereka itu tidak setia dan mulai mencari serta menyembah allah yang lain. “AKU mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu AKU melanjutkan kasih setia-KU kepadamu. AKU akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun” (Yer.31: 3).

“AKU akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda…. AKU akan menaruh Taurat-KU dalam batin mereka dan memuliakannya dalam hati mereka, maka AKU akan menjadi ALLAH mereka dan mereka akan menjadi umat-KU….. AKU akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka” (ayat 31, 33, 34).

Sebagai orang beriman pada zaman Perjanjian Baru yang sudah ditebus oleh YESUS KRISTUS, bagaimana kita mengimani-NYA? Apakah kita akan bersikap seperti nenek moyang bangsa Yahudi yang tidak loyal pada ALLAH? Ataukah kita mengimani KRISTUS seperti perempuan kafir dari Kanaan yang secara konsisten, ulet dan dengan semangat pantang menyerah terhadap segala rintangan dan bahaya?

Doa

Ya TUHAN, hanya kepada-MU lah aku memohon dan berharap. Kuatkanlah imanku agar aku tidak cepat putus asa dalam usaha dan perjuanganku. Teguhkanlah harapan dan kesetiaanku kepada-MU, walaupun banyak tantangan yang kuhadapi. Amin.

Selamat menyambut hari baru. Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.

PK/hr.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini