KUPANG, Pena Katolik – Usai Jajak Pendapat tahun 1998, hubungan Indonesia dan Timor Leste perlahan mulai membaik. Relasi bilateral kedua negara terjalin juga di antara masyarakat dari Indonesia dan Timor Leste.
“Proses rekonsiliasi berjalan perlahan-lahan sejak usai jajak pendapat di tahun 1998 namun setelah 20 tahun, hubungan bilateral antara kedua negara berjalan semakin baik,” ungkap Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang, Minggu 24 Juli 2022.
Mgr. Petrus Turang mengatakan masyarakat kedua negara juga bukan hanya menunjukkan etikad tapi juga kehendak praktis untuk membangun persaudaraan antara masyarakat yang ada di Timor Leste dan Indonesia. Mgr. Petrus Turang menegaskan Gereja Katolik di Timor Barat dan Timor Leste berkomitmen terus bekerjasama untuk menjalin persaudaraan yang baik dan menentramkan.
Ia mengatakan hal ini selaras dengan pesan yang terkandung dalam “The Document on Human Fraternity for World Peace and Living Together” yang telah dikukuhkan oleh Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed el-Tayeb di Abu Dhabi 2019 yang lalu.
“Apa yang dikukuhkan oleh Paus Fransiskus juga menjadi pegangan bagi kami dan menjadi jalan baru untuk menghadirkan persaudaraan sejati di dunia, dalam hal ini khususnya di Indonesia dan Timor Leste,” ungkapnya.
Mgr. Turang berharap ke depan kerjasama antara Indonesia dan Timor Leste bukan hanya konektivitas ekonomi dan politik tapi juga budaya dan spiritualitas. Ia berharap ke depan masyarakat Indonesia dan Timor Leste bisa semakin bebas dan leluasa untuk mengunjungi satu sama lain. Ia berharap masyarakat ini saling membantu untuk mencapai keseimbangan dan ketenangan manusiawi di Pulau Timor yang “mengandung” dua negara yakni Indonesia dan Timor Leste.
