Senin, Desember 23, 2024
27.9 C
Jakarta

Bacaan dan Renungan Injil Hari Selasa 19 Juli 2022; Hari Biasa Pekan Biasa XVI

Bacaan I: Mi. 7:14-15,18-20

Nabi berkata, “Ya Tuhan, dengan tongkat-Mu gembalakanlah umat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri. Mereka terpencil, mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka merumput di Basyan dan Gilead seperti pada zaman dahulu kala.

Perlihatkanlah kepada kami tindakan-tindakan ajaib seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir. Adakah Allah lain seperti Engkau, yang mengampuni dosa-dosa dan memaafkan pelanggaran yang dilakukan oleh sisa-sisa milik-Nya sendiri, yang tidak murka untuk selama-lamanya, melainkan berkenan pada kasih setia?

Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut. Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham sebagaimana telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!”

Mazmur Tanggapan: Mzm. 85:2-4,5-6,7-8

Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.

  • Engkau telah berkenan kepada tanah-Mu, ya Tuhan, telah memulihkan keadaan Yakub. Engkau telah mengampuni kesalahan umat-Mu, telah menutupi segala dosa mereka. Engkau telah menyurutkan segala gemas-Mu, telah meredakan murka-Mu yang menyala-nyala.
  • Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami. Untuk selamanyakah Engkau murka atas kami dan melanjutkan murka-Mu turun-temurun?
  • Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali, sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau? Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!

Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23

Ref. Alleluya, alleluya.

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil: Mat. 12:46-50

Sekali peristiwa ketika Yesus sedang berbicara dengan orang banyak, ibu dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka berkatalah seseorang kepada-Nya, “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.”

Tetapi Yesus menjawab kepadanya, “Siapakah ibu-Ku?” Dan siapakah saudara-saudara-Ku?” Dan sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya, ia bersabda, “Inilah ibu-Ku, inilah saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku, dialah saudari-Ku, dialah ibu-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan

SIAPAKAH IBU DAN SANAK SAUDARA YESUS?

Di era komunikasi terbuka seperti saat ini, di mana internet dan jejaring sosial semakin banyak menawarkan informasi dan berbagai kemudahan, relasi kita terhadap sesama menjadi semakin mudah dan luas. Yang dulu tidak begitu kenal dan dipisahkan oleh jarak yang jauh, sekarang bisa menjadi semakin dekat. Dan komunikasi terjadi lebih dari pada saudara kandung sendiri. Kedekatan relasi antar teman dan sahabat diukur dari bagaimana mereka saling mendukung, saling mendorong dan saling meneguhkan dalam kehidupan bersama.

Dalam perikop Injil hari ini, TUHAN YESUS memperkenalkan suatu kriteria baru tentang kedekatan relasi yang diukur bukan berdasarkan sesama suku, sesama saudara ataupun persamaan yang bersifat premordial lainnya. Ketika YESUS sedang sibuk mengajar, datanglah Maria, ibu-NYA dan saudara-saudara-NYA berusaha menemui DIA. Sebagai seorang ibu, Maria merasakan bagaimana Puteranya yang tanpa kenal lelah mengajar dan menyembuhkan berbagai penyakit di berbagai kota dan desa. Ketika seorang menyampaikan pesan kepada-NYA bahwa Ibu dan saudara-saudara-NYA ingin bertemu dengan DIA, dan mereka menunggu di luar, YESUS memberikan jawaban yang agak aneh dan kurang enak di telinga mereka. Kata-NYA: “Siapa ibu-KU dan siapa saudara-saudara-KU?” Lalu kata-NYA, sambil menunjuk ke arah murid-murid-NYA: “Ini ibu-KU dan saudara-saudara-KU! Sebab, siapa pun yang melakukan Kehendak BAPA-KU di Sorga, dialah saudara-KU laki-laki, dialah saudara-KU perempuan, dialah ibu-KU.” (Mat.12: 48,49,50).

Mungkin mendengarkan jawaban-NYA itu sepintas mengesankan bahwa ucapan-NYA itu terasa agak “kasar” dan “kurang sopan”!

Benarkah semikian? Tidak sama sekali! TUHAN YESUS justru mau memuji Ibu dan saudara-saudara-NYA, karena di mata YESUS, merekalah orang-orang yang sungguh melaksanakan Kehendak BAPA-NYA, terutama ibu-NYA. DIA sangat mengenal ibu-NYA dan begitu pula sebaliknya. Justru dengan jawaban itu, YESUS mau menegaskan bahwa kedekatan relasi dengan DIA, bukan diukur dari hubungan darah ataupun saudara, melainkan dari “kesamaan sikap orang terhadap tujuan hidupnya, yaitu melaksanakan Kehendak BAPA-NYA”.

Beruntunglah TUHAN YESUS mengajarkan demikian. Jika tidak, tentu saat sekarang ini kita akan jatuh pada suatu kultur nepotisme, dengan mengkultuskan keturunan atau saudara YESUS; kita akan sibuk mencari-cari daftar silsilah YESUS. Kalaupun DIA tidak mempunyai keturunan langsung, setidaknya sanak saudaranya yang lain akan dilacak. Dan ke mana-mana orang akan terjebak pada pengkultusan “keturunan atau saudara YESUS”. Bisa-bisa pengidolaan atas dasar hubungan darah itu mengarah pada “penyembahan berhala baru”.

Kita sama sekali tidak boleh memuja-muji seseorang hanya karena sesama suku, bangsa, agama, warna kulit atau hubungan darah dengan seorang tokoh, pejabat atau penguasa zaman dulu, tanpa melihat karakter atau tingkah lakunya baik atau buruk. Hal-hal yang keliru dan dapat menyeret ke arah budaya yang kurang baik itu, menurut Nabi Mikha seperti diungkapkan dalam Bacaan Pertama, hendaknya “dicampakkan kedalam tubir-tubir laut.” (bandingkan Mi.7: 19b).

Karena itu, maka Mikha berdoa mengharapkan belas kasih ALLAH bagi umat Israel yang mengalami kemerosotan akhlak, agar ALLAH sudi mengampuni segala kesalahan dan dosa mereka serta menggembalakan umat-NYA kembali. Doa itu didasari oleh suatu keyakinan kepada ALLAH yang sungguh mampu berbuat “keajaiban” yang telah ditunjukkan dalam sejarah keselamatan umat Israel; ALLAH yang sudi mengampuni umat-NYA dan tetap setia pada janji-janji-NYA. (lihat ayat 18, 20).

Doa

Ya TUHAN YESUS, semoga aku dapat hidup sesuai dengan Kehendak ALLAH, sehingga aku pantas menjadi saudara-MU dan hidupku dapat bermutu baik. Bunda Maria tolonglah aku dalam mengarungi lautan percobaan hidup ini. Amin.

Selamat pagi. Selamat beraktivitas. AMDG. Berkat TUHAN.

Paulus Krissantono

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini